Chapter 7

54 4 3
                                    

"Tidak makan siang ?"

suara lembut itu menyapa pendengaran Aldo dan membuyarkan lamunannya

"Duluan saja" kata Aldo dengan senyum yang terkesan dipaksakan

Bukan Yoora namanya jika tidak menyadari perubahan sikap dokter bedah saraf tersebut.

Usai jadwal oprasi perdananya Aldo hanya melamun di rest room devisi bedah saraf sembari memandangi ponsel pintarnya

Yoora mendudukan diri disamping Aldo dan menatapnya intens, yang ditatap justru tenggelam dalam pikirannya

"Mau berbagi cerita ?"

Aldo menatap Yoora dengan tatapan
Darimana dia tau ?

Yoora tersenyum dan berkata
"Tentu saja, tau"

Aldo melotot lucu
Dia bisa membaca pikiranku ?

"Aku tidak bisa membaca pikiran, semua tergambar jelas di wajahmu" kata Yoora dan diakhiri dengan dengusan dari Aldo

Suasana menjadi canggung sejenak, membuat Yoora kurang nyaman dan memutuskan pergi

Mungkin ia butuh waktu menyendiri, pikir Yoora

Saat Yoora akan beranjak tiba-tiba lengannya ditarik paksa hingga ia kembali ke posisi duduknya, Yoora mengernyit bingung sembari menatap Aldo sengit, seperti meminta penjelasan

Aldo menghela nafas, pandangannya masih tertuju pada ponsel pintarnya

"Mau mendengarkan ?"

"Tentu" Yoora mengangguk

***

Yoora POV

"Saat dia sedih dan berada di titik terendahnya, ia selalu menyusun alasan bukan untuk bersamaku namun bersama laki-laki yang lebih dulu dikenalnya, menumpahkan kesedihannya dibahu laki-laki itu, meskipun ia tau bahwa aku sangat menyayanginya dan bersedia meminjamkan bahuku untuknya"

"Kau seharusnya protes, setidaknya kau punya hak untuk melarang kekasihmu bersama dengan laki-laki lain" aku menjawab dengan bersungut-sungut.

Entah kenapa sangat menyakitkan melihat Aldo seperti ini

"Aku tidak bisa meminta lebih darinya, aku terlalu menyayanginya" kata Aldo dengan nada putus asa

"Dasar bodoh" aku mendengus kesal dengan alasan yang Aldo utarakan

"Ya kan ?, aku memang bodoh terlalu menyayanginya" Aldo tertawa hambar, bahkan terdengar sangat menyesakkan

"Terimakasih sudah mau mendengarkan, bebanku terasa sedikit terangkat" katanya sembari tersenyum simpul kepadaku dan beranjak keluar rest room

"Pembohong" dengusku sembari menatap punggung tegap Aldo yang menghilang dibalik pintu

Bagaimana bisa ia mengatakan bebannya sedikit terangkat dengan senyuman palsu seperti itu...

***

Aldo POV

Aku mengikuti kaki ku yang melangkah sembarang, hingga berakhir ditaman belakang Rumah Sakit, mataku masih terfokus pada ponsel yang kubawa.

Aku terus mencoba menghubungi kekasih mungilku, dan hasilnya nihil, dari tadi malam sampai detik ini ponselnya tidak aktif. Aku semakin frustasi dan berpikir yang tidak-tidak tentangnya

Mi Amor, kau sedang apa ?, kau tidak sedang mencoba selingkuh dibelakangku kan ?

Spontan aku menggeleng, tidak mau berfikir buruk lebih lanjut tentang Yoona

Kemarin saat aku pulang ke apartement Cano Hospital, aku tidak menemukan kekasih mungilku di sana tapi janggalnya mobil Yoona masih terparkir rapi disana

Aku panik dan langsung mencoba menghubunginya namun ponselnya tidak aktif, tanpa pikir panjang aku melesat ke rumah Yoona dan seperti dugaanku... mobil Nathan disana

Lagi....
selalu saja seperti ini
Aku mencemaskanmu, mengkhawatirkanmu saat berjam-jam tidak berada disekitarku, bahkan marah ketika aku tidak bisa menjagamu dengan baik

Tapi berakhir kecewa, saat aku

tau

paham

dan sadar

kekasihku lebih nyaman dengan lelaki lain untuk menumpahkan kesedihannya

Bodohnya aku bertekuk lutut dihadapannya walau secara tidak langsung telah dihempas berkali-kali

I’m like a slave to your dream

***

Author POV

   Aldo menghempaskan dirinya di kursi taman, menghela nafas dalam. Ia lelah...

"Coffee ?" suara lembut tersebut mengembalikan atensi Aldo,

Aldo mendongak dan mendapati wajah cantik Yoora sedang tersenyum lembut kepadanya dan menawarkan coffee cup untuknya

"Thank's" kata Aldo lalu mengambil coffee ditangan Yoora dan meminumnya perlahan. Yoora tersenyum dan mendudukan diri di samping Aldo

"Seandainya dia sepeka dirimu" gumam Aldo sembari menatap Yoora, yang ditatap justru asik sendiri dengan ponsel pintarnya.

Merasa ditatap dalam waktu cukup lama, akhirnya Yoora membuka suara

"Hm ? Kau bilang sesuatu ?"

"Tidak, kau tau aku tidak terlalu suka coffee" kata Aldo dan beranjak dari tempat duduknya membuat Yoora terpaksa mendongak untuk dapat melihat wajah Aldo

"Temani aku minum malam ini, ini ajakan cuma-cuma dari atasanmu" kata Aldo dengan gaya sombongnya yang dibuat-buat

Yoora terkekeh pelan melihat tingkah Aldo

Sepertinya moodnya membaik, batin Yoora, bersyukur dalam hati

"Deal, tapi dengan satu syarat" Yoora memberi jeda, membuat Aldo mengernyit
"naikkan gajiku" imbuh Yoora dan disambut tawa lepas dari Aldo, keduanya pun tertawa di taman, mengundang tanda tanya para pegawai tentang hubungan Direktur dan Dokter idola mereka tersebut.

Mereka tertawa lepas bersama tanpa menyadari sesuatu yang salah telah tumbuh dan bersembunyi di balik hubungan yang mereka sebut PERTEMANAN

Menuntun mereka untuk menikmati dosa

Sebuah dosa yang manis

~°~

*Mi Amor : Cintaku (spanyol)

Terimakasih yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca :)

Minta Vote dan komen ya :)

Maaf masih pemula, butuh kritik dan saran...

My Dangerous LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang