Chapter 8

61 3 8
                                    

Kau selalu membutuhkanku di saat seperti ini, hanya aku tempatmu bersandar dan menumpahkan segala lara yang kau pendam, tapi binar dimatamu hanya tertuju padanya, bukan aku...
_

_____________________________


Nathan POV

"Aku benci wanita itu Nat, ingin rasaku aku membunuhnya agar hidupku bisa tenang dan bebas. Nathan, bunuh dia untukku" kata Yoona sembari mendudukan diri disampingku dan bergelayut manja di lenganku, tak lupa kepalanya ia senderkan di bahuku

"Kau hanya terlalu larut dalam depresimu, aku yakin 100% saat aku membunuhnya kau akan menyesal lalu menyalahkanku dan berakhir dengan kau yang membunuhku" jawabku nglantur

"Nathan, jika kau sudah memiliki kekasih, prioritasmu aku atau kekasihmu ?"

"Entahlah, Aku tidak punya kekasih"

"Jika sudah punya tetap utamakan aku ya Nat ?, kalau aku membutuhkanmu kamu datang ya ?" Yoona menunggu jawabanku dengan wajah penuh harap

"Heumm" jawabku singkat dan disambut dengan pelukan Yoona

"Kau memang sahabatku yang terbaikk !!" Pekik Yoona girang

Aku mengingat kembali percakapanku dengan Yoona tadi malam, kalimat yang entah sudah berapa kali Yoona lontarkan untukku

Sahabat

Bagi Yoona, aku hanyalah sahabatnya tidak pernah lebih

Aku menghela nafas, lelah
Bagaimana tidak ?, aku harus mengurusi Yoona yang merajuk dan berubah menjadi super manja kepadaku jika ia sedang frustasi, dan berakhir begadang semalaman mendengarkan ceritanya

Aku manatap kosong hamparan taman di samping rumah Yoona dari balkon, pemandangan yang disuguhkan pagi ini tidak bisa menarik perhatianku dan justru tenggelam dalam lamunanku

Aku tersentak ketika merasakan tangan kecil itu memelukku dari belakang dan membuyarkan lamunanku

"Nat, aku lapar, buatkan aku sarapan ya ?" Yoona memasang muka memelas

"Lihat, siapa yang anak gadis disini ?, kau akan memasakkan apa untuk suamimu kelak jika kau tidak bisa memasak sarapanmu sendiri ?" Aku melepas pelukannya dan beranjak turun ke lantai dasar, bersiap membuatkan sarapan untuk tuan putri kecilku yang super manja

"Hey, Aldo itu pandai memasak jadi ia bisa membuat sarapannya sendiri" kata Yoona lalu mendahului langkahku dan menjulurkan lidahnya saat merasa ia menang berdebat denganku

Aldo lagi...

Sesampainya di dapur Yoona mengobrak-abrik isi lemari es, mencari kudapan untuk mengganjal laparnya dan menempatkan diri di sofa depan TV menikmati drama favoritnya.

"Setidaknya pakai celanamu Yoona" kataku sambil menatap datar Yoona yang sedang asik memakan kudapannya

"Aku memakainya kok, hanya tertutup oleh sweater Aldo yang terlalu besar untukku" Yoona hendak beranjak dari sofa depan TV

Tapi kutarik lengannya sampai terbaring di sofa dan kutindih badannya, tanganku mencengkeram tangan milik Yoona memastikan ia terkunci sempurna di bawahku

Aku menatapnya lamat-lamat dengan tatapan datar
"Setidaknya pakai yang dibawah lutut, kau ingin menggodaku ? Demi Tuhan Yoona aku laki-laki normal !" aku mendesah frustasi

"Kau tergoda ?, Waahh" Yoona justru menatapku dengan ekspresi kagumnya yang bodoh

"Tidak, mengenalmu bertahun-tahun membuatku kehilangan nafsu karena harus melihat bodymu yang krempeng" aku beranjak pergi ke dapur

"Hey, ini body goals" teriak Yoona dari depan TV diikuti dengan sumpah serapahnya yang ditujukan kepadaku

Well, ia memang memiliki body yang bagus, dengan kaki jenjang bak model profesional. Bohong jika aku mengatakan tidak tertarik, bahkan para perempuan menatap iri kesempurnaan fisik yang Yoona milikki dan tidak sedikit lelaki yang mendambakan Yoona, termasuk aku...

"Yoona, sarapan siap" Yoona berhambur kepelukanku dan di detik kemudian aku sudah akan melayangkan piring kearahnya, karena mencium pipiku seenaknya

Memang Yoona terbiasa melakukan skin ship denganku karena itu tidak berpengaruh apapun terhadapnya, dan apa kabar denganku ?

Ohh, aku bagai tersengat listrik

"Terimakasihh Nathan, kau yang terbaik" Yoona memasang cengiran khasnya lalu melahap antusias sarapan yang kubuat dan aku hanya memutar mataku, jengah melihat sikapnya

Beginilah Yoona setelah depresi, ia akan menghibur dirinya sendiri dan berubah menjadi sosok yang sangat manja, namun hanya kepadaku. Ia akan menumpahkan segalanya kepadaku saat depresi dan di saat ia membaik, Yoona berubah menjadi sosok manja ini, penurut memang, tapi juga mudah merajuk.

Yoona adalah korban dari pengkhianatan Ayahnya, ia sulit mempercayai orang, karena Yoona takut kepercayaannya berakhir luka seperti yang Ayahnya torehkan, dan dihidupnya ini yang menjadi orang yang benar-benar ia percaya

Hanya aku, Nathan Delcano

~°~

Terima kasih yang sudah meluangkan waktu untuk membaca :)

Tinggalkan jejak ya :)

Masih pemula

My Dangerous LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang