3. Misteri HP dan Jodoh

22 3 0
                                    

"Duhh pusiiingg" celetuk Rosema.
Sesekali dia menyandarkan kepalanya di bahu Ami, gadis berperawakan tinggi besar yang menempelinya sejak perkenalan pertama. Rosema sudah memutuskan untuk berdekatan dengan siapa dan dia memilih Ami ketimbang Lisa yang wajahnya selalu diliputi awan mendung. Meskipun tanpa disadari, Lisa turut mengikuti jejaknya.

"Kamu sakit Rose?" tanya Lisa yang berada di samping kirinya.

"Sepertinya aku flu" jawab Rose lirih.
"Kapannn inii selesaaaaiiii" keluhnya lagi.

"Sabarr, sebentar lagi istirahat Rose, setelah itu gak akan lama lagi.." bujuk Ami.

"Oke, karena sudah waktunya dzuhur, kita istirahat. Pastikan 20 menit lagi kalian sudah balik ke gedung ya" ucap mbak-mbak MC.

Satu persatu kelompok meninggalkan ruangan dengan dipandu masing-masing seniornya. Totalnya ada lebih seribu orang di dalam. Bahkan orang sehat wal afiat pun akan tercekik kekurangan oksigen, bagaimana dengan Rosema yang sakit?

"Yuk, sholat" ajak Hilda, dia sepertinya sudah mengenal Ami dengan baik. Sementara Rosema dan Lisa, dua orang asing yang baru mengenal hanya mampu mengikuti jejak orang-orang di sekitarnya.

"Aku ikut, aku kurang tau dimana musholanya" Rosema masih memeluk lengan Ami, dia seperti anak kecil yang takut tersesat.

"Loh kita ke mesjid Rose, itu ada mesjid gede di samping. Kamu yang orang sini masa gak tau haha" perkataan Ami membuat Rose tersipu. Meski sudah lebih dari 17 tahun dia hidup, Rose hanya mengetahui daerah di sekitar rumahnya, dia bukan pemerhati lingkungan yang baik.

Ketiga orang itu pun berjalan bergandengan, Ami menggandeng Hilda, Rosema menggandeng Ami...dan Lisa jadi ekornya.

Waktu istirahat pun berakhir, hari mulai mendung dan sebentar lagi sudah saatnya manusia-manusia itu dipulangkan.
Setiap kelompok diajak berbaris rapi dan menuju lapangan futsal terdekat ketika awan mulai berkeringat menahan pedihnya terik siang tadi.
Tepat beberapa saat ketika kelompok di bubarkan, suara gemuruh petir menyambar, dan langit mulai menangis menderu.

"Rosemaaa... gimana ini??? Hape aku hilaaaaanggg" tiba-tiba Lisa yang biasanya berwajah sayu dan datar, kini mulai merengek-rengek panik.

"Hah?? Bukannya tadi masih ada kamu mainin di mesjid??" "kamu ingat nomor temen kamu di rumah?" Rosema mulai ikut panik.

"Ghaaaakkkk... Aku gak ingaaatt,, belom semingguu aku disiniii... Mana mungkin aku hafal nomor merekaaa" Lisa masih saja merengek-rengek, nada bicaranya seperti anak kecil yang kehilangan balon, tapi tidak satupun airmata yang keluar.

"Kalo nomor kamu? Hafal? Sini aku telponkan" Rosema mengeluarkan ponselnya yang tengah sekarat.

Lisa nampak berkeliling disaat Rosema tengah asyik memencet-mencet layar ponselnya dan berkali-kali mendekatkannya ke telinga.

"Pulsa anda kurang dari sepuluh ribu. Silahkan melakukan pengisian ulang...Tu-la-lit"

Tett tett

Rosema memandangi ponselnya dengan wajah datar. Sekarang ponsel itu tidak menyala lagi.
Rosema tidak kehabisan akal, dia memberanikan diri melaporkan kejadian itu kepada kakak Beauty. Saat itu si kakak sedang terlibat dalam pembicaraan yang serius dengan beberapa maba oenyoeh.

"Jadi. Kalo Ibu Intan itu orangnya rame, sementara Ibu Yanti itu garang apalagi kalo badmood... Behhhh kalian bak--"
"kak, bisa telponkan nomornya Lisa gak? Dia kehilangan hp tadi waktu sholat lupa diambil lagi" Rosema memecahkan suasana tegang itu dengan ketegangan yang berikutnya.

"waduh? Oke dek, sini mana nomornya??" ucap Beauty dengan penuh kharismatik, kemudian mengungsi ke sudut lapangan.

Untuk beberapa saat, terlihat kalau si kakak sedang berbicara dari kejauhan. Tak lama kemudian, Beauty kembali.

"Tenang dek, ponselnya ditemuin orang yang numpang sholat disitu juga. Nanti malam katanya mau dikembalikan, ini dia lagi ada di tempat yang cukup jauh soalnya jadi gak bisa langsung datang. Dia ngasih nomornya nih. Mana temen kamu yang kehilangan hp?"

"Eh. Iya ya. Mana ya kak, tadi dia ada kok. Sekarang kemana ya. Mungkin lagi nyari temennya kak" Rosema mengernyitkan matanya, mencari-cari dimana si korban yang histeris tadi.

Namun sampai saat pulang, dia tidak dapat menemukannya...

Malamnya.

L: Rosemaaaaa........ Hape aku udah baliiikk... Ihh senengnyaaa makasih yaa

Tiba-tiba muncul sms dari nomor yang menewaskan ponsel Rosema sore tadi. Tanpa mengindahkan kejadian menghilangnya si empunya ponsel, Rosema membalas sms itu dengan riang gembira tulus dan ikhlas.

R: wahh seneng dong akhirnya sampe ke kamu juga. Gimana caranya jadi bisa balik?

L: iya, tadi sore tuh kak Rahman yang nyampein. Katanya kak Beauty berhasil hubungin orangnya trus aku dikasih nomor gitu. Nah, dihubungin temen aku deh.

R: syukurnyaa... Masih rejeki kamu deh hapenya. Baik juga ya yang balikin

L: iyaa... Ihh kamu tau gak? Dia cowokkk. Ganteng bangetttt... Udah ganteng, mampir mesjid lagi berarti kan rajin sholatnya.. ugh jodoh aku tuh

R: wah? Yang bener masaa? Kamu kenalan sama orangnya? Wahh rejeki dobel kamu

L: iya Rose, gak bohong aku. Mana dia liatin galeri aku. Yaampun malunya

R: Loh, tau darimana kamu dia liatin galerinya? Dia cerita?
.....

Beberapa jam kemudian

R: Lisa?
.....

Esok pagi kemudian
.....

Mungkin dia kehabisan pulsa,
Batin Rosema.

Di kampus...

"Lisaaa.... Kamu belom balas sms aku. Kamu kehabisan pulsa ya?" tegur Rosema ketika melihat Lisa tengah duduk-duduk manja di depan kelas memainkan ponselnya

"Oh. Gak, pulsaku masih banyak kok. Mungkin aku lupa bales. Hehe" Lisa menjawab teguran Rosema seraya tertawa kecil.

Oh, lupa toh...

"Eh, yang bener dia ganteng? Kayak gimana gantengnya??" Rosema yang masih penasaran, mencoba menanyakan kembali pertanyaannya malam tadi

"Heeh, beneran ganteng. Gak tau juga kayak gimana, temen aku yang liat" Lisa menjawab dengan mata yang membulat, berusaha menggambarkan kejujuran dari kata 'ganteng' yang barusan diucapkannya.

Rosema hanya bisa diam, dan tersenyum miring....


Sampai sekarang, cara Lisa mengetahui bahwa si cowok membuka galerinya...masih menjadi misteri.....

Cypher 4 CheaperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang