2. Siapa?

17 3 4
                                    

"Rose..... Kamu ingat sama Melati? teman kamu yang di TK itu loh. Yang rumahnya di komplek dekat SD itu.." seorang wanita paruh baya menegur Rosema yang tengah menjemur pakaiannya di halaman.

"Eh, iya. Masih inget tante, kenapa?"

"Dia satu jurusan dengan kamu loh, katanya sekelas kamu juga. Tapi dia sekarang gendutan, tapi mukanya gak berubah kok dari yang dulu. Sudah ada ketemu?" tante paruh baya itu semakin antusias dengan pembahasannya

"Hah? Yang bener tante? Belom ketemu. Besok deh Rose coba tengok-tengok. Orangnya lumayan banyak tante, jadi Rose agak susah perhatikan satu-satu" raut antusias si tante paruh baya pun mulai menulari Rose.

"Oh iya, dia juga pake kacamata Rose. Matanya minus" tambah si tante lagi, sebelum akhirnya tante itu berlalu memasuki rumah yang berada di dalam pagar, samping jemuran Rose.

Rose hanya tersenyum, dalam bayangannya kini dipenuhi dengan gambaran-gambaran seorang gadis puber dari teman kecilnya....dan cucian di tangannya.

Esoknya...

Satu.... Dua.... Tiga....
Hmm.. Tiga orang..

Rose mencoba menerka-nerka siapa diantara tiga gadis berbadan gempal di kelas itu yang lebih mirip dengan Melati.

Ah, yang satu itu jelas bukan...
Melati kan putih, dia gelap...

Rose tidak berhenti menyeleksi satu persatu wajah dari orang yang telah belasan tahun tidak pernah dilihatnya.

Yang itu... Ketinggian deh, Melati kan pendek..hmm

Seketika gumamannya terhenti, matanya saling bertautan dengan pilihan terakhir. Gadis gempal, berkacamata, berkulit putih.

Ah!! Pasti dia!!
Lihat, dia menatapku. Pasti dia sedikit mengingat wajah sahabat kecilnya ini..

Rose kembali bergumam, mulutnya hampir saja berteriak memanggil nama sahabatnya itu. Tapi dia ingat, kegiatan di kelas masih berlangsung. Senior galak masih menatap para maba dengan mata lapar.

"Sekarang waktunya istirahat, kalian boleh keliling-keliling melihat sekitar kampus, tapi tidak boleh ke gedung sebelah ya" ucap kakak senior yang mirip jin qorinnya Beauty Asmara memancing seruan lega maba gundul nan imoet.

Rose mencoba mendekati Melati yang dilihatnya tadi. Dia berjalan ke deretan kursi belakang, di tempat Melati duduk.

"Hey.. Melati!?" teriak Rose, beberapa langkah dari tempat duduk Melati.

Tapi Melati belum beranjak dari tempat duduknya, dia bahkan tidak menoleh ke sumber suara, dia hanya membereskan mejanya kemudian mengibaskan kipas tangan merah muda, mengusir hawa panas sisa pembakaran oksigen puluhan tuyul dan cabe tadi.

Akhirnya jarak Rose dan Melati hanya sejauh satu meja..

Rose tersenyum-senyum lebar, menatap Melati dengan tatapan 'senpai notice me'. Melati yang duduk kemudian sadar kalau dirinya diperhatikan gadis berbaju serba panjang ini. Melati menatap Rosema tanpa kedip dalam beberapa detik, kemudian mengalihkan pandangannya ke lain dan malah berdiri mengikuti teman di belakangnya yang mengarah ke pintu keluar.

Jennah.........

Rosema membaca dengan baik tulisan yang tertera di karton hijau yang bergantung di punggung 'Melati'. Dia hanya terdiam, peluh dingin mengucur pelan di pelipisnya...

Cypher 4 CheaperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang