Minggu awal perkuliahan pun dimulai. Seiring berjalannya waktu Lisa, Rosema dan fansnya; Jennah beserta Nur (tempelannya Jen dari awal ospek) semakin sering bersama. Mereka menjalin pertemanan yang cukup baik seperti grup yang lainnya.
Hanya saja, jika suatu grup memiliki kepopulerannya masing-masing, maka empat makhluk invisible itu juga populer menjadi cameo yang sering di-cut adegannya dalam cerita utama.Di kursi paling kiri; deretan keempat dari depan, Jennah terlihat asik memainkan ponselnya. Sesekali dia memperlihatkan isi ponselnya kepada Nur yang berada tepat di sampingnya. Dibalik layar terlihat gambar pria berwajah cantik yang sangat stylish dengan rambut pirang sebahu dan mata biru yang menawan. Jennah terlihat sangat membangga-banggakan pria itu. Dia bahkan mengatakan bahwa dirinya sudah kesulitan mengatur nafas jika mendengar suaranya.
Meski hanya berwujud 2D...Lisa yang kebetulan berada tepat di depan mereka kemudian menengok ke belakang. Sempat penasaran dengan pembicaraan kedua orang itu. Beberapa saat dia menyaksikannya, bahkan ikut melibatkan matanya untuk menengok isi posel Jen. Namun, dari sudut manapun dia tidak dapat mengerti apa yang mereka bicarakan.
Lisa akhirnya memilih untuk mencari kesibukan yang lain. Dia mengecek sekeliling, mencari sampel pria tampan yang akan dimasukkannya ke dalam list of the gebetan terbaru. Matanya tertuju dengan seorang pria kurus bergaya badboy ala ala. Dia sudah memikirkan berbagai macam tragedi manis yang akan menghidupkan romansa indah di kehidupan barunya.Lamunan Lisa terhenti, ketika Rosema mengajaknya berbicara. Rose seperti menangkap kemana arah mata temannya itu.
"Lisa, menurut kamu disini ada yang ganteng gak?" Rose tersenyum lebar.
"Hmm.. Kalo menurut aku sih, yang dipojokan sana lumayan tuh" Lisa tersipu, dia menggigit bibirnya. Menyembunyikan senyum mesum yang terpendam.
"Wah, selera kamu yang sejenis itu ya. Tapi kayaknya yang gitu-gitu dekatnya sama kelompok yang ditengah tuh. Lihat, mereka ngobrol terus" mulut Rose memonyong, menunjuk ke arah TKP.
"Iya sih, itu geng UPO ya? Anak-anak kekinian semua. Kayaknya songong semua deh. Mukanya gak bersahabat" celetuk Lisa menanggapi pemandangan yang dilihatnya.
"Ehhh?? Gw telat?? Oh. Gak ya? belum ada dosen kan? Hahahaha"
Tiba-tiba gadis berkulit calika (sodara malika) berdiri di ambang pintu, memecahkan suasana syahdu hiruk pikuk kelas.Wajahnya tegas, matanya tajam segaris, alisnya hampir tak terlihat. Dengan raut seperti itu, meski dia tertawa terbahak-bahak pun, tidak ada yang berpikir bahwa dia sosok yang ramah lingkungan.
"Wey, tempat duduk gw disisain gak? Gw duduk disebelah lo ya Dah" masih di posisi yang sama. Calika berteriak memanggil temannya dari kejauhan, tempat duduk di area tengah menjadi incarannya. Dia berjalan terseok-seok.
"Iya, ayo duduk sini" sahut Idah, gadis mungil chubby imut-imut unyu-unyu kayak putri salju versi semok mini. Tampilannya sangat berbeda dibanding Calika tadi.
"Loh, kaki kamu kenapa?" tegur Anna, salah satu member UPO, melihat ada lilitan perban di kaki calika.
"Oh, ini. Kecelakaan. Wahahahaha" Calika menjawab santai, namun tawanya memenuhi seisi kelas.
"Wuidih. Nah, yang kayak gitu tuh yang biasanya jadi sorotan Lis" Rosema membisik. Wajahnya sangat meyakinkan.
"Iya, ketahuan dari gayanya" balas Lisa.
"Mukanya sangar. hihihi" celetuk Nur dari belakang. Lisa dan Rosema berbalik. Mereka tertawa bersama.
"Ssshhh. Ga boleh ngatain orang" peri Jennah menegur sahabat-sahabatnya.
Tidak terasa, jam perkuliahan pagi berakhir. Ada waktu sekitar dua jam sebelum perkuliahan berikutnya dimulai.
Rosema, Lisa, Nur dan Jennah memilih berduduk-duduk santai di salah satu kursi panjang depan kelas. Sementara anak-anak yang lain berhamburan ke kantin, atau sekedar cuci mata berkeliling kampus.
Tiba-tiba Calika dan Idah menghampiri kursi di sebelah mereka. Diikuti dengan beberapa rombongan anak UPO dan rombongan lainnya. Tampaknya Calika menjadi pusat perhatian.
"Cerita dong, gimana kejadiannya??"
"Iya, gimana, gimana?" beberapa orang mendesak calika dengan berbagai pertanyaan"Ya gak ada yang spesial sih. Harinya hujan, ada tikungan, tiba-tiba gw kepeleset aja. Jatuh. Helm gw lepas, kaki gw tertindih motor"
"Trus gimana kamunya? Panik gak? Sakit pasti." tanya anak yang lain
"Gak. Gw bawa ketawa aja. Kalo diingat kejadiannya lucu soalnya. Hahahaha"
"hahaha macam-macam aja kamu Mah" yang lain pun ikut tertawa. Sementara empat orang tadi, mereka saling menatap. Semua mengerutkan alis masing-masing.
Kok horor? Bisik Lisa tanpa suara.
"Yaudah deh, kami ke kantin dulu ya. Kamu ikut?
"Gak, kalian duluan aja. Gw masih kenyang" jawab Imah (calika).
"Iya, duluan aja gih. Aku mau nemenin Imah" sambung Idah.
Kemudian satu per satu dari mereka pergi. Meninggalkan calika dan Idah di kursi sebelah empat gadis yang dari tadi tak sengaja menguping."Eee.. Hai? Kalian asal mana?" Rosema mendekatkan tempat duduknya, menyapa dua sekawan tadi.
"Haii kami asli sini kok" Imah tersenyum lebar, membalas sapaan Rose.
Agak aneh memang, melihat rupa sekokoh Imah ternyata memiliki senyum selebar itu. Yah setidaknya senyum Imah menandakan bahwa dia cukup menerima sapaan orang asing dengan hangat.
"Itu.. Kaki kamu lukanya gak parah kan?" Rose mencoba meyakinkan apa yang telah didengarnya. Bahwa Imah mentertawakan kecelakaan itu karena lukanya memang hal yang tidak perlu dikhawatirkan.
"Ohh ini? Ya gak papa lah. Cuman robek kok. Keren loh, tulangnya kelihatan. Tapi paling ntar sisa korengan, parutan. Sebulan juga sembuh. Hahahaha" tawa Imah kembali menggelegar.
Sedangkan pendengar? Mereka hanya saling menatap...lagi

KAMU SEDANG MEMBACA
Cypher 4 Cheaper
HumorDalam suatu ketidaksengajaan, dua makhluk berbeda benih bertemu dan menempel kemudian berbuah menjadi tiga, dan akhirnya bercangkok menjadi empat setelah berkali-kali gagal bercabang karena terserang hama. Ketika gadis desa yang kekinian, bertemu de...