11. You Lying?

390 39 8
                                    

Harry Pov.

"Lizzie"

Aku mengangkat tubuhnya yang tergeletak disamping closed. Pelipisnya mengeluarkan darah yang cukup banyak. Dan itu cukup membuatku panik.

"What happened to him Harry?"Tanya Liam yang terkejut melihat pelipis Lizzie berdarah.

"Aku tidak tahu, tapi kurasa dia terpeleset" Jawabku panik.

"Oh ya tuhan, ada darah di pelipisnya. Aku akan menelfon Dokter pribadi kita"Ujar Louis yang juga terkejut.

"Aku akan menelfon Niall"Sahut Liam dan langsung mencari ponselnya untuk menghubungi Niall.

"Lizzie bangunlah, jangan buat kami khawatir" Ucapku.

"What the Fuck. Where are you Ni"Liam terus mencoba menghubungi Niall.

"The doctor is coming in five minutes"Ucap Louis.

"Niall cepat kembali, ini penting"

"Ayolah Liam.. kau mengangguku bersama Erica"

"C'mon!! Lupakan wanita itu. Lizzie terjatuh di kamar mandi"Seru Liam lalu memutuskan sambungan telfon itu.

Aku mengetahui percakapan mereka karna Liam men-Loudspeaker suaranya.

***
12.15am

"Bagaimana keadannya?"Niall datang setelah dokter selesai memeriksa keadaan Lizzie.

"Untung saja Kandungannya baik-baik saja. Dia wanita yang kuat dan kau harus menjaganya, karena pada awal kehamilan sangat rentan terjadi keguguran. Dan dia hanya terluka kecil di pelipisnya, aku sudah memberinya obat"Ucap Dokter Pribadi kami.

"Lizzie i'm sorry"Ucap Niall lalu duduk disamping Lizzie.

"Kenapa kau baru meminta maaf sekarang? Sudah terlambat. Dia sudah tahu kalau kau pergi bersama Erica bodoh!"

Aku mengetahuinya karna saat aku menemukan ponselnya dan melihat isinya, Niall sedang berdansa dengan Erica. Dan aku sangat peduli kepada Lizzie karna aku sudah menganggap Lizzie sebagai adikku sendiri.

"Shut up Harry! Aku menyesal meninggalkannya!"Seru Niall marah.

"Menyesal karna memilih menemani jalang itu daripada menemui istrimu!"Ujarku sarkastik lalu pergi meninggalkan kamarnya.

Niall Pov.

Ucapan kasar Harry memang seharusnya aku terima. Aku seharusnya tidak marah mendengar ucapan kasarnya itu.

"Lizzie, i'm sorry. Please wake up"

Aku menghembuskan nafasku lega mendengar ucapan dokter pribadi One Direction, bahwa calon anakku baik-baik saja. Harus ku akui bahwa aku sungguh menyesal meninggalkannya. Dan saat Lizzie bangun, aku harus menerima kenyataan bahwa dia akan marah padaku.

6.25am.
Aku terbangun dari tidurku saat menyadari Lizzie tidak ada disampingku. Aku mengedarkan pandanganku kearah belakangku, Lizzie sedang merapihkan pakaiannya didalam koper miliknya.

"Morning babe"

Dia mendiamkan aku.

"Lizzie kumohon maafkan aku"

Dia tetap mendiamkanku.

"Lizzie please, aku sungguh menyesal"

Lagi-lagi dia mendiamkanku.

"Lizz—"

"Shut up Niall! Kemarin kau menyuruhku diam dan sekarang aku sudah diam, apa salahku"Bentaknya dan menutup koper miliknya, lalu bangkit diikuti denganku.

Marriage With Idol [Book 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang