7. Ahead of the Tour

309 32 1
                                    

Author pov.
12.25pm.

"Hey Niall"Louis datang menghampiri Niall yang sedang duduk dikursi Taman belakang.

"hmm.."

"Minta maaflah padanya.."Ucap Louis.

Louis tahu jika Niall adalah seseorang yang sangat pencemburu. Louis tidak mau ada kesalahpahaman di rumah tangga sahabatnya.

"Sudahlahh.. lagipula dia hanya memelukku, apa salahnya? Kau juga memeluk Directioners setiap hari kan?"Ucap Louis lagi.

"Bagaimana caranya Louissss? Dia saja tidak mau mengambilkanku minum dan Ini semua salahmu"

"Kenapa kau menyalahkanku? Kau sendiri yang melarangnya untuk pergi menemuiku"Ucapan Louis memang ada benarnya.

"Aku harus bisa mendapatkan maaf darinya"
Batin Niall, lalu pergi meninggalkan Louis.

-12.30-

"Kau mau kuambilkan apa?"Tanya Niall kepada Lizzie.

"Tidak, terimakasih"

Tampaknya Lizzie masih kesal dengan Niall.

"Apa yang sedang terjadi?"Tanya Briana.

"Hanya masalah kecil"Jawab Lizzie.

Saat ini mereka semua dan pasangannya masing-masing sedang berkumpul di meja makan untuk makan siang. Tapi tampaknya hanya tiga pasangan yang terlihat romantis kali ini. Liam yang mencium perut buncit Cheryl di sela-sela makannya, mungkin Liam ingin melihat saat anaknya menendang perut ibunya. Harry yang mencium Abigail setiap selesai dengan satu suapannya. Serta Louis dan Briana yang tampak cekatan menjadi orang tua dengan menyuapi buah hati mereka satu-satunya, Freddie Reign Tomlinson.

Berbeda dengan Niall dan Lizzie yang hanya fokus dengan makan siangnya kali ini, tidak ada yang membuka suara diantara mereka. Yang terdengar sekarang diantara mereka adalah suara sendok dan garpu yang saling bertabrakan.

**
1.pm.

Waktu makan siang hari ini sudah selesai. Yang tetap tinggal di meja makan adalah Niall, Lizzie, Liam dan Cheryl.

"Li-"Saat Niall akan memanggil Lizzie, Liam menghentikan ucapannya.

"Niall apa kita akan berlatih setelah ini?" Tanyanya.

"Apparently yes, because Harry had told me that he would be waiting in the practice room"Jawab Niall.

"Baiklah, aku akan menunggumu di sana bersama yang lain. C'mon baby"Ucap Liam lalu menggandeng Cheryl dan mengajaknya pergi.

Saat Lizzie mulai merasa tidak nyaman berada disatu meja bersama Niall dia memutuskan untuk pergi. Tapi saat dia melewati kursi yang sedang diduduki oleh Niall, Niall menahan tangannya.

"Maafkan aku, aku hanya cemburu"Ucap Niall, tapi Lizzie tetap tidak membalikkan badannya kearah Niall.

"Cepatlah berlatih, yang lainnya sudah menunggumu"Ucapan Lizzie membuat Niall sedikit kecewa.

"Kau mau ke mana? Ikutlah denganku"Ujar Niall lagi.

"Aku akan menunggu di ruang tamu sambil menonton TV"Jawab Lizzie lalu mencoba melepaskan genggaman tangan Niall dan pergi ke arah ruang tamu.

-
2.45pm.
Lizzie pov.

Hampir 2 jam sudah aku menunggu semuanya kembali. Aku sudah bosan menunggu. Acara favoritku di TV juga sudah berakhir satu jam yang lalu. Ditambah lagi dengan perginya Abigail dan Briana. Dan lagi, Liam selalu mengajak kekasihnya itu.

Belum 2 jam aku menunggu, aku sudah sangat merasa lapar, padahal beberapa jam yang lalu aku baru saja makan siang. Entah ini bawaan bayi atau apa, tapi untuk saat ini aku berfikir untuk pergi kedapur dan memakan sesuatu.

Aku tidak menemukan apapun kecuali buah-buahan dan kripik kentang milik Niall. Aku sebenarnya tidak marah padanya, tapi aku sedang malas berbicara saja. Bahkan tadi saat Niall meminta maaf padaku, aku sedikit terkejut. Menurutku dia tidak mempunyai salah padaku, mungkin dia berfikir bahwa aku sedang marah saat aku meninggalkannya tadi, padahal tidak. Aku sangat, sangat, sangat mengetahui jika sifat buruk suamiku itu terlalu berlebihan, yaitu pencemburu.

Ok, sekarang aku tidak ingin makan buah. Aku mengambil kripik kentang milik Niall yang sudah terbuka, isi kripik di bingkisan itu sebenarnya tinggal sedikit. Setelah menutup pintu kulkas, aku kembali ke ruang tamu dan menonton TV lagi sambil memakan kripik kentang milik Niall.

--
4.pm

"Ayo makanlah aku tau kau menginginkannya"
Niall terus menyodorkan kripik kentangnya padaku.

Sebenarnya setelah Niall selesai berlatih bersama yang lain, dia menayakan kripik kentangnya padaku. Aku yang telah memakan kripik kentang itu hingga habis pun hanya bisa menjawab pertanyaannya dengan berbohong. Sebenarnya Niall sudah curiga bahwa aku yang memakan makanan favoritnya, karna hanya aku yang ada diluar tempatnya berlatih.

"Aku sudah memakannya terlalu banyak Niall"
Ya tuhan aku telah mengatakannya.

"Kau sudah mengatakannya, jadi ayo makanlah"
Ucap Niall lagi. Sebenarnya aku juga masih menginginkan itu, tapi ego ku lebih besar dari keinginanku.

"Tidak.. itu tidak baik bagi calon anakku"Balasku lagi.

Niall hanya mengangkat kedua bahunya dan kembali memakan kripik kentangnya.
Ya tuhan aku tidak tahan dengan suara itu, suara Niall mengunyah makanan renyah itu.

Aku menyingkirkan egoku dan pergi duduk disamping Niall. Mengambil bungkus kripik itu dan memakannya. Dia tersenyum puas.

"Aku semakin mencintaimu"Ucapan Niall membuat semburat merah dipipiku.

2Minggu Kemudian

"Kau sudah siap sayang?"Nial datang dengan menarik koper ditangan kanannya.

"Berikan aku waktu dua menit lagi Niall"
Aku masih bingung memilih pakaian yang akan aku bawa untuk ikut Tour 1D kali ini.

"Pilihlah beberapa pakaian yang nyaman Lizzie"

"Baiklah, aku sudah menemukannya"

Aku mengambil baju terakhir yang aku pilih dan kembali menutup lemari pakaian kami. Sebelum aku berbalik arah, aku melihat kearah cermin lemari, disana terlihat perutku yang sudah sedikit membuncit, walaupun usia kandunganku masih berjalan tiga Bulan.

Niall yang berdiri dibelakangku pun memelukku dari belakang, membuka bajuku hingga terlihat perut buncitku dan mengelus-elusnya.

"Akan kita beri nama siapa dia"Tanya Niall.

"Jika dia laki-laki aku akan memberinya nama Ej"

"Ej?"Niall terlihat mengerutkan keningnya mendengar nama yang akan aku berikan pada anakku jika anakku laki-laki.

"Edward Jacob"Jawabku.

Aku memberikan nama itu karena aku menyukai peran Robert Pattinson dan Taylor Lautner di film Breaking Dawn.

"Tapi dia anakku Lizzie, bukan anak Robert Pattinson atau Taylor Lautner"Ucap Niall cepat.

"I know nii"Balasku.

"Bagaimana jika kalian menamainya Louis Boo Bear William Carrot Tomlinson?"

Aku mengenal suara itu. Itu suara Louis yang berdiri disamping pintu kamar kami, tapi kenapa dia bisa mauk kedalam rumah kami?

"Good Name"Sahut Niall.

"Noo, itu nama yang sangat jelek"

"CEPAT ATAU KALIAN AKU TINGGAL"Itu suara daddy payno.

"Sebaiknya kita cepat pergi, atau daddy akan marah"Ucap Niall.

"Yes sir"Ucapku.


---

I'm come back... ada alasannya kok kenapa aku gak update cepettt,, sorryyy... ntarrr aku bakalan usahakan buat cepet updatenya,
Kalian jngn bosen nunggu yaaa.. ntar ada bagian yang bikin kaliannn nangissss(Mungkin)😀😀

Marriage With Idol [Book 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang