2. Pregnant?

623 38 4
                                    

Lizzie pov.
6.30am.

"Niall wake up"Aku mencoba membangunkan Niall yang masih terlelap didadaku dan lenganku sebagai bantalnya.

Tadi malam kami melakukannya. Sudah banyak ronde yang kami lewati. Niall sungguh membuatku semakin mencintai nya. Awalnya kami melakukannya dikamar mandi, tapi Niall bilang jika kita melakukannya di kamar mandi itu akan sulit bagiku karna aku baru pertama kali melakukannya. Niall terlihat bersemangat sekali sampai-sampai dia banyak mengeluarkan keringat, tapi aku bahagia keringatnya keluar karna ku. Niall membuatku orgasme berkali-kali, Niall pun sama. Kami benar-benar kelelahan sampai Niall tertidur didadaku, dan lenganku lah yang menjadi bantalnya Tapi aku tidak tidur, aku terus menatap Niall yang tertidur disampingku dan menghadap dadaku sambil mengelus rambut pirangnya. Tubuh kami tidak terbungkus oleh sehelai benang apapun, hanya selimut yang menutupi tubuh telanjang kami.

"Niall wake up"Ucapanku kali ini terdengar lembut.

Karna dia tidak terbangun, dengan perlahan aku memindahkan kepalanya kebantal disampingnya. Aku bangkit secara perlahan dari tidurku, aku takut Niall terbangun karna gerakanku. Aku berjalan kekamar mandi dengan perlahan karna sungguh aku merasa jika kakiku ini patah, dan itu semua karena ulah Niall tadi malam. Aku juga berjalan kekamar mandi dengan tubuh polosku, karna selimut itu juga dipakai untuk menutupi tubuh telanjang Niall.

--

Aku sudah menyikat gigiku, menyisir rambutku sambil mengingat-ingat kembali kejadian semalam.

"Kau tahu semalam adalah malam terindah dalam hidupku"

Wait... apa dia bilang? Semalam adalah malam terindah untuknya. Aku yakin dia melakukan ini bukan yang pertama kalinya, tapi aku tidak ingin membalas itu, meskipun aku ingin tahu siapa wanita yang dia ajak saat dia pertama kali melakukannya.

Tiba-tiba Niall datang sambil memelukku dari belakang. Aku sudah mengenakan handuk kimono. Dan aku menatapnya melalui kaca yang ada didepanku. Dan apa kalian tahu Niall hanya mengenakan celana pendek miliknya.

"Dan apa kau juga tahu, aku tidak pernah berfikir jika semalam akan sesempurna itu"Balasku.

"Aku hebat bukan?"Tanya Niall.

"Iya aku akui kau sangat hebat, tapi kau membuat kakiku sakit"Ucapku.

Tiba-tiba Niall membalikkan tubuhku dan aku menatap mata birunya.

"Aku berjanji aku akan melakukannya dengan pelan"Ucapnya lalu membungkam mulutku dengan bibirnya.

Niall membawaku keluar kamar mandi. Niall mengangkatku dan membuatku melingkarkan kakiku dipinggangnya, tentu saja saling menautkan bibir kami. Aku berpegangan dengan cara menggantungkan tanganku dilehernya.
Niall melepaskan kimonoku dan celena pendek yang ia gunakan, ia mendorongku agar naik keatas tempat tidur. Ia mulai menciumi bibirku, lalu turun ke leher, kemudian ke organ bagian bawah milikku. Itu membuatku mendesah kenikmatan.

You must know what will happen next.

***
10.am.

"Terus Niall jangan berhenti. Ayo ahhhh... ayo Niall, terus!!"Ucapku. Kami yang sudah berkeringatpun tetap melanjutkan kegiatan kami.

"Yes babe"Ucapnya.

Kami yang sudah dipenuhi keringat pun tidak mau menyudahi kegiatan ini sebelum kita menyelesaikan kegiatan ini.

"Niall gunakan tenagamu, Ayo ahhhhhh.... ayo terus Niall"Ucapku.

"Aku sudah melakukannya babe!!" Racaunya.

"Tidak, kau tidak melakukannya!! Ayo gunakan tanganmu Niall... Ahhh"Ucapku.

"Sedikit lagi aku akan sampai"Ucap niall.

Marriage With Idol [Book 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang