Gadis itu -Dela Azelia Ramdan- keluar dari mobil sport merahnya setelah memarkirkannya di tempat parkir sekolah. SMA Ranujaya, salah satu sekolah menengah atas yang sangat terkenal di kawasan Jakarta.
Dela melangkahkan kakinya berjalan di koridor, mengabaikan tatapan dari para siswa yang berpapasan dengannya. Tak jarang para pria melemparkan senyum padanya, namun berakhir dengan acuhan dari gadis itu.
"Del!" sebuah suara mengintrupsi langkah gadis itu, sedetik kemudian ia membalikkan badannya dan mendapatkan eksistensi seorang gadis berponi rata dengan senyum manis terpatri dibibir penuhnya. Dela menatap jenuh gadis itu.
"Tumben lo datang jam segini?" Dela hanya diam sambil meneruskan langkahnya, beriringan dengan temannya -Lisa Saifa- yang mencibir karena diabaikan oleh gadis itu.
"Lo lagi badmood? Sampai nggak bisa ngomong? Atau sariawan?" Lisa terkekeh saat Dela menatap tajam ke arahnya.
"Masih pagi. Jangan membuat gue makin nggak mood Lisa Saifaqih!" Dela menghembuskan nafas kecil saat melihat satu lagi temannya berdiri di depan pintu kelas, membuat siswa lain yang masuk harus berdempet karena gadis itu sama sekali tidak ingin berpindah dari tempatnya.
"Ih apaan?! Seenaknya ganti nama gue!" Lisa menatap kesal ke arah Dela yang hanya terkekeh.
"Lo udah ganti profesi Lun?" Lisa berujar seraya menatap datar gadis di depan pintu -Aluna Oktavia- itu sambil memandangi beberapa siswi yang lewat dengan perasaan tidak enak.
"Profesi apaan?" Aluna masuk ke kelas diikuti Dela dan Lisa.
"Jadi satpam pribadi kelas kita lah" Lisa duduk di kursinya yang berada di samping kursi Aluna, tepatnya di belakang kursi Dela.
"Tai lo Lis" Aluna merengut seraya menarik kursinya ke samping kursi Dela, menghalangi jalan di sela kursi Dela dan siswa lain.
"Eh Del, lo tadi malam ke Fiesta?" Aluna sedikit berbisik pada Dela, mencegah pendengaran orang lain menangkap ujarnya.
"Nggak. Gue sibuk." Dela mengambil hp-nya, memeriksa notifikasi yang bejibun dari beberapa sosmed.
"Ngapain? Paling lo ke rumah Dirga kan?" Lisa menyahut sebelum memasang earphone.
"Nggak lah. Dirga balapan kemaren sampe hari ini kayaknya. Gue di rumah aja" Dela membalas beberapa chat Line dari 'teman' nya.
"WOY!" Aluna menatap malas eksistensi pria di depan papantulis sana. Seorang pria yang menjadi orang paling rese dalam kelas, walaupun kadang asik juga.
"Mending kalo lo cuma mau ngebacot, nggak usah ganggu oranglain" Aluna berujar malas.
"Aelah dendam banget sama gua. Nih ya, gua mau ngasih tau hal penting" Pria -Rio Nugraha- yang menjabat sebagai ketua kelas itu berdecak saat semua orang dalam kelas tidak menggubrisnya, kecuali gadis itu, Aluna.
"Halah bacot. Paling masalah bokep" sontak perkataan Aluna mengundang gelak tawa anak-anak yang lain, terutama para prianya, sedangkan yang perempuan beberapa mencibir jijik.
"Anjir lo. Suka banget nuduh gua, dasar ALUNAN LAGU!" sedikit berteriak pada ucapan terakhirnya, setelah itu Rio kembali mencoba menarik perhatian semua orang.
"Jadi gini guys, hari ini kita--"
"Pulang cepet?" Lisa menyahut, membuat Rio menatap tajam ke arahnya.
"Gua belum selesai ngomong ratu swag" Lisa hanya meringis mendapat tatapan serius dari seorang Rio.
"Diam dulu!" Dela berucap tegas, membuat beberapa anak yang tertawa langsung diam. Keadaan kelas jadi hening. Rio menahan tawa melihat situasi saat ini, Dela memang terhaqiqi.
"Jadi kita bakalan full jamkos karena guru mau mengadakan rapat, terus dilanjutkan dengan menghadiri acara apalah itu namanya antar sekolah di Gedung Kesenian. Katanya kira-kira sampai siang nanti."
"Kenapa nggak dipulangin aja?" Lisa bersedekap dada, layaknya orang berkuasa.
"Lah mana gua tau" Rio mendapat timpukan buku tulis dari Lisa. Pria itu menggeram kesal.
"Widih ada apaan nih?" beberapa pria masuk ke dalam kelas 12 Ipa3 ini, mengalihkan perhatian setiap orang yang ada di dalam kelas.
"Ngapain lu di sini?" Rio menghampiri mereka, berhadapan dengan salah satu dari mereka yang berdiri paling depan. Pria itu hanya diam, menatap datar Rio.
"Kita mau berkunjung aja. Gabut banget di kelas" Pria berambut kecoklatan menyahut.
"Gue nyari orang yang namanya Aluna" pria yang berdiri paling depan itu mengedarkan pandangannya ke setiap orang dalam kelas.
"Lah ngapain? Nggak usah cari masalah lagi dah lu Wir" Rio menatap heran pada pria -Ranufara Wira Atmaja- itu yang masih saja memfokuskan pandangannya pada beberapa perempuan dalam kelas.
"Tinggal kasih tau orangnya aja kenapa sih, ribet amat. Jangan sampai Wira marah nih" Rio menatap jenuh pada pria berambut kecoklatan tadi, Chandra Siregar.
"Gue Aluna. Kenapa?" Aluna berjalan menghampiri para pria di depan pintu itu, berdiri di samping Rio, kemudian menatap satu persatu ketiga pria yang diketahuinya dari kelas 12 Ipa5 itu.
"Jadi lo Aluna? Pacar Calvin?" Wira menatap intens pada Aluna, membuat gadis itu mengalihkan pandangannya.
"Bukan. Gue temenan doang, kenapa?" Aluna menengok ke belakang, menatap Dela yang sedari tadi hanya diam menyaksikan semuanya.
"Nggak usah bohong. Gue tau lo pacarnya Calvin, anak SMA Garuda kan?" Chandra berujar.
"Dia bukan pacar Calvin." Akhirnya Dela buka suara, tapi gadis itu masih duduk di tempatnya.
"Lo siapa? Tau apa tentang Calvin?" Wira berjalan ke arah Dela, menumpukan kedua tangannya diatas meja Dela.
"Nggak usah kepo" Dela memundurkan tubuhnya saat Wira mencondongkan tubuhnya lebih dekat ke arah Dela. Rokok. Satu kata terlintas di benak Dela saat mencium bau bekas rokok di baju pria itu.
"Terus kenapa lo tau kalo Aluna bukan pacar Calvin?"
"Dan kenapa lo mau tau tentang pacar Calvin?" Wira tersentak saat gadis itu menjawab dengan nada sinis. Pertama kali. Baru kali ini ada orang yang berani menjawab seperti itu pada seorang Wira. Bahkan anak-anak yang lain memandang horror kedua makhluk -Dela dan Wira- itu.
"Karena gue ada urusan sama Calvin"
"Terus apa hubungannya sama pacar Calvin?"
"Cih, gimana bisa tuh cewe ngebuat Wira menjawab pertanyaannya?" Pria di sebelah Chandra mengelus dagunya, Andre Prasetya.
"Diem aja lu!" Andre mendengus mendapat teguran dari Chandra.
"Karena cuma pacarnya yang tau di mana basecamp Calvin sama anak genknya" Wira membenahi posisinya, berdiri tegap.
"Kalo gue bilang, gue pacar Calvin gimana?"
"Lo pacar Calvin?" Tampak sekali raut terkejut pada wajah Wira, bahkan Lisa, Aluna, Chandra, Andre, begitupun Rio juga anak-anak lainnya terkejut.
"Gue Dela Azelia, pacar Calvin"
.
.
.
Halo guys wk.
Gue malah datang dengan kisah baru:)
Sori banget, gue kehabisan ide buat ngelanjutin "Yes, I know"
Apalagi noh "awkward"
Tapi gue tiba-tiba dapet hidayah (eaa) buat bikin cerita ini.
But, bukan sestal:(
Tapi (lagi), semoga suka aja ehe.
Mwah.Salam, Istri Sehun:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Let You Go
RandomWira, Dela. Mereka punya kisah hidup sendiri yang ingin mereka ceritakan pada orang terdekat mereka. Kisah yang bermula dari sebuah rasa. -Karena merelakan kepergianmu adalah suatu kesulitanku hingga saat ini.