Insiden.

82 14 0
                                    

Dela menggerutu saat mendapati ban mobilnya kempes, gadis itu bersandar pada pintu mobilnya, menatap beberapa siswa yang berjalan keluar gerbang sekolah. Ternyata memang selalu benar, jika hari senin adalah hari tersial. Dela merutuki dirinya yang memilih berlama-lama di kelas, membiarkan kedua sahabatnya——Aluna dan Lisa——pulang duluan.

"Kenapa bisa kempes, sih? Perasaan tadi berangkat baik-baik aja" Dela menghembuskan nafasnya saat melihat dirinya menjadi perhatian beberapa siswa, salahkan ban mobilnya yang kempes tiba-tiba membuat dirinya menggerutu sendiri.

"Widih pacarnya Calvin nih" itu suara Andre, pria itu merangkul Dela dari samping, membuat gadis itu mendengus menepis tangan Andre. Dela menatap Wira yang berjalan ke arahnya bersama Chandra, ah lebih tepatnya ke arah Andre, mungkin.

"Kenapa nih?" Chandra menatap Dela yang hanya menatap datar ke arah mereka.

"Pacarnya Calvin sendirian, lagi nunggu jemputan kali" Andre terbahak saat melihat Dela menatap tajam ke arahnya.

"Aelah udah SMA juga masih aja diantar jemput" Chandra menyeringai melihat reaksi Dela yang kelihatan kesal.

"Gue nggak nunggu jemputan dari siapapun!"

"Terus ngapain lo di sini? Nungguin Wira?" Lagi Andre terbahak dengan ekspresi Dela yang terlonjak kaget.

"Apasih?! Pergi lo semua!" Dela berbalik hendak masuk ke dalam mobilnya sebelum suara baritone mengintrupsi dirinya.

"Kenapa belum pulang?" Dela mengernyit, mengerjapkan matanya sebelum kemudian berdeham.

"Lo.. nanya ke gue?" Wira berdecak.

"Lo pikir gue nanya ke dua curut ini?" Andre dan Chandra mendengus saat Wira menatap mereka.

"Ban mobil gue kempes" Wira mengalihkan pandangannya ke arah ban mobil Dela.

"Mau pulang bareng gue?" ketiga orang lainnya menatap cengo ke arah Wira, terlebih kedua temannya yang menatap aneh.

"Kenapa?" Wira mendengus saat ketiganya hanya diam.

"Lo ngajak Dela pulang bareng?" Chandra menatap Andre dang Wira bergantian.

"Iya. Ban mobilnya kan kempes, lagian ini sudah sore" Dela menggaruk tengkuknya, merasa canggung tiba-tiba.

"Hngg, nggak usah. Gue nunggu temen gue aja"

"Ini udah sore, terus kayaknya bentar lagi hujan. Lo yakin mau nunggu? Sekolah udah sepi, apalagi di sini kan angker, mana pernah terjadi kemati——"

"Oke gue ikut" Dela langsung berdiri di samping Wira, membuat pria itu menahan tawanya. Tapi lain halnya dengan kedua teman Wira yang lagi-lagi menatap Wira dengan aneh, apalagi Wira baru saja berbicara panjang lebar. Aneh.

"Bentar gue ngambil motor dulu" Wira mengernyit saat merasa lengannya ditahan oleh Dela.

"Kenapa?"

"Hng, gue ikut aja deh ke parkiran" Wira hanya mengangguk.

Chandra sudah menaiki motornya begitu juga Andre, mereka memasang helmnya.

"Gua duluan dah ya" Wira hanya mengangguk pada Andre.

"Gue juga, Wir." Lagi, Wira hanya mengangguk pada Chandr. Kedua temannya sudah melajukan motor mereka keluar dari gerbang sekolah.

"Lo mau sampai kapan megang tangan gue?" Dela tersentak, daritadi gadis itu hanya melamun.

"Eh? Iya maaf" Dela melepaskan pegangannya dari tangan Wira.

"Naik buruan. Gerimis nih" Dela dengan cepat menaiki lapak motor belakang Wira.

Let You GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang