Kilas Balik (2).

73 12 0
                                    

Sejak saat itu, dimana Dela menduga bahwa Aluna dan Calvin memiliki hubungan lebih dari sekedar kenalan, ia merasa sedikit aneh.

"Lun, gue mau nanya," Aluna yang berjalan di samping Dela menoleh.

"Apaan? Jangan bilang mau nanya pr, lo pasti tau jawaban gue" Aluna terkekeh.

"Hm, bukan. Ini tentang Calvin," Aluna menghentikan langkahnya lalu menghadap pada Dela begitupula gadis itu, "Lo udah jadian sama Calvin?"

"Hah?! Pfftttt," Aluna berusaha keras menahan tawanya yang hampir pecah.

"Ih kenapa? Gue nanya malah ketawa, serius ini."

"Haha oke-oke sorry, tapi pertanyaan lo itu aneh banget"

"Aneh gimana, sih?"

"Baru dua hari yang lalu gue bilang suka sama Calvin, kan? Yakali udah taken aja" Dela mengernyit heran, kemudian berjalan mengikuti langkah Aluna. Mereka berdua masuk ke dalam kelas yang sudah ramai, tentu saja karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi, bahkan Lisa sedang duduk dengan santainya di kursi milik gadis itu yang terletak diurutan nomor dua paling ujung dekat jendela. Dela menduduki kursinya yang berada tepat di samping kursi Aluna yang berada di belakang Lisa.

"Kalian berangkat bareng?" Lisa mengalihkan fokusnya dari ponselnya pasa Dela dan Aluna.

"Nggak,"

"Tadi ketemu sama Dela di depan," Lisa hanya ber-oh ria.

"Nih pr fisika, buruan catet" Lisa menyodorkan bukunya pada Dela.

"Tumben lo udah ngerjain," Aluna beranjak memfoto hasil pr milik Lisa.

"Lo kira gue serajin itu bergadang cuma untuk ngerjain 20 soal yang berpotensi bikin otak gue mengecil? Yakali,"

"Terus dapet darimana?" Dela mulai menyalin tugas dibuku Lisa ke buku miliknya.

"Nyontek kelas sebelah, punya Chandra"

"Chandra siapa?"

"Temen SMP gue," ketiga gadis itu memang berasal dari SMP yang berbeda-beda, mereka baru saling mengenal saat masuk SMA Ranujaya ini, karena satu lokal pada pelaksanaan MOS, dan beruntungnya mereka juga satu kelas sekarang, X IPA 2.

"Cogan?" Lisa mendengus mendengar Aluna berucap.

"Kalaupun cogan, gue nggak bakal ngenalin lo sama dia."

"Kenapa?"

"Yakali gue ngenalin lo sama cowo yang gue suka," Aluna dan Dela sontak mendelik ke arah Lisa secara bersamaan.

"Lo suka sama si Chandra itu?" Lisa mengangguk tanda benar pada Dela.

"Sejak kapan?"

"Sejak gue satu SD sama dia," Aluna memekik, respon kelewat alay menurut Dela, dan Lisa tentu saja.

"Dulu dia itu murid baru waktu gue masih kelas 3," Lisa tersenyum mengingat awal pertama ia bertatapan dengan bocah pria di depan sana yang sedang memperkenalkan diri, "Sejak itu gue jatuh cinta."

"Wah! Ternyata lo kelewat klise daripada gue, jatuh cinta kok pas masih SD," Lisa mendengus ke arah Aluna.

"Eh tapi kok bisa-bisanya sampai sekarang lo masih suka?"

"Hm, nggak tau" Lisa tersenyum kecil pada Dela yang menatapnya dengan rasa penasaran.

"Kayak gimana sih Chandra itu?"

"Ada deh," Lisa membenarkan duduknya menghadap papan tulis saat seorang wanita masuk ke dalam kelas, guru pengajar bahasa Inggris, mapel yang membuat Aluna selalu ingin tidur.

Dela tersadar dari lamunannya tentang masalalu, matanya mengerjap kaget saat Calvin sudah berdiri di ambang pintu. Hampir saja Dela kembali tertidur jika tidak menyadari hari sudah pagi.

"Lo libur atau mau bolos?" Calvin berujar dengan kedua tangan yang bersedekap didada.

"Hng—nggak, sekolah kok gue,"

"Ini udah jam berapa? Dan lo, belum mandi, mau berangkat jam berapa?"

"Iya ini mau mandi."

"Gue tunggu di bawah 15 menit harus udah siap!" Dela mendengus seraya melihat punggung Calvin yang mulai menjauhi kamarnya.

.

.

.

Dela menatap keluar jendela mobil setelah Calvin mengoceh padanya. Gadis itu mencoba mengabaikan Calvin yang masih mengoceh walaupun pria itu fokus menatap ke depan seraya menyetir mobil.

"Gue rasa lo pas—Del, Dela!"

"Ha?! Kenapa? Udah sampe?" Dela terperanjat saat Calvin menepuk lengannya.

"Apaan? Ini baru pertigaan, masih 10 menit lagi." Dela hanya mendengus kemudian kembali menyandarkan kepalanya pada dashboard mobil.

"Lo nggak denger daritadi gue ngomong?"

"Denger,"

"Gue ngomong apa?" Kali ini Calvin menatap Dela sebentar sebelum lampu merah berganti hijau, pria itu kembali menginjak pedal gas.

"Hng——anu, hm tentang liburan, kan?" Calvin mengernyit kemudian mendengus sebal.

"Jauh banget. Gue bahas apa lu dengernya apa" Dela hanya meringis.

"Udahlah, nggak jadi!"

"Ya maaf, gue nggak fokus,"

"Kenapa nggak fokus? Mikirin cowo itu?" Dela mengalihkan pandanganya pada Calvin.

"Siapa?"

"Nggak usah pura-pura nggak tau,"

"Ya gue emang nggak——oh maksud lo Wira?!" Calvin hanya berdehem malas.

"Enak aja! Mana ada gue mikirin dia,"

"Terus kenapa nggak fokus?"

"Udah ah malesin ngomong sama lo. Bye!" Dela membuka pintu mobil saat tiba di depan gerbang sekolahnya dan melengos pergi tanpa menghiraukan Calvin yang berteriak memanggilnya.


.


.




.




IYA PENDEK!
Ehe sengaja.
Ini tuh draftnya kesimpen udah berapa lama yah, setahun mungkin wk yakan udah 2018😂
So, lagi gada ide nerusin, makanya langsung diupdate setelah menambahkan beberpaa kalimat ini:)
See u.

*pencet bintang jan lupa(:

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Let You GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang