Prolog

127 17 1
                                    

Gadis itu duduk disebelah kaca besar di sebuah kafe sambil meminum kopi hitamnya, menikmati suasana di kafe sambil menunggu hujan reda. Matanya memperhatikan setiap aktivitas yang sedang berlangsung, mengabaikan ponselnya yang terus bergetar sejak dia masuk ke dalam kafe beberapa menit yang lalu.

Gadis itu memandangi sketsa yang dia buat tadi malam. Dia menghapus goresan-goresan halus yang terlihat mengganggu di sekitar gambarnya. Gadis itu tersenyum puas. Sudah lama sejak terakhir kali dia menggambar, dan belum pernah ia merasa sepuas ini melihat hasil gambarnya.

Gadis itu kembali meneguk kopinya. Kali ini fokusnya teralihkan pada ponselnya yang sudah tidak bergetar lagi. Dia memainkan ponselnya hingga tidak sadar seseorang telah berdiri di sebelah mejanya.

Orang itu mengetuk mejanya dua kali, membuat gadis itu mengalihkan perhatiannya dari ponsel. Seorang laki-laki dengan rambut basah terkena hujan dan mengenakan jaket bomber berwarna merah marun berdiri menjulang.

Laki-laki itu nyengir lebar dan bertanya. "Udah lama ya nunggunya?"

***
Kalo kalian mau ngasih kritik, saran, dan usulan buat chapter" selanjutnya, gue dengan senang hati bakal menerima. Karena seorang penulis bukan apa-apa tanpa pembacanya, jadi apapun yang mau kalian sampaikan—selagi itu dalam bentuk yang positif—akan sangat membantu dalam cerita ini.

15 November 2017

One and Only (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang