Chapter Six

36 2 0
                                    

"Apaan banget sih si Adrian. Dia sok tau banget soal Livi. Kesel gue dengernya," omel Deva dengan wajah ditekuk.

Farhan terkikik mendengar ocehan temannya itu. "Lo gak tau ya Adrian pernah deketin Livi?"

Deva langsung melotot. "Sumpah lo?!"

"Sumpah," jawab Farhan sambil mengacungkan jarinya membentuk huruf V. "Setahu gue sih waktu kelas 10 semester 2. Cuman lo tau sendiri kan Livi tuh gimana. Jadinya si Adrian nyerah deh."

"Kok si Tama sama Gavin gak ada ceng-cengin dia gitu? Kan harusnya mereka tau," tanya Deva sambil meletakkan gitarnya.

Farhan mengangkat bahu. "Yaa gak tau. Tama sama Gavin kan sekelas sama Adriannya sekarang. Mungkin Adrian nggak pernah cerita."

Deva membanting tasnya ke atas meja, lalu menggeser pintu lemarinya dan mengambil baju secara asal-asalan. Farhan yang melihat itu tertawa geli.

"Gue jadi berubah pikiran nih. Kayaknya lo masih suka sama Livi," ujar Farhan sambil memperhatikan gerak-gerik Deva.

"Emang," jawab Deva tanpa ragu. "Kalo si Adrian masih ada niat buat deketin Livi juga, gue bejek-bejek tuh mukanya."

Deva terus mengomel tanpa henti, membuat Farhan semakin terbahak-bahak mendengar omelan demi omelan yang Deva lontarkan. "Heh, diem lo. Gue usir lo dari rumah gue kalo lo masih ngetawain gue."

Farhan perlahan-lahan meredakan tawanya. Dia menarik napas dalam-dalam karena merasa sesak. "By the way, Alvi, Hexa, sama Alex jadi kesini?"

"Gak tau gue," jawab Deva. "Lo chat aja di grup. Gue mau mandi dulu."

"Mandi kok jam segini?" tanya Farhan. "Gerah ye dengerin si Adrian ngomongin Livi?"

Deva melemparkan kaos kakinya yang sudah 3 hari tidak dicuci ke arah Farhan dan tepat mengenai wajah temannya itu.

"TAI LO DEV. KAOS KAKI LO BAU BANGET!!"

***

Livi mengecek ponselnya, melihat jam yang tertera dilayarnya. Hampir jam 2 pagi. Livi duduk bersandar disandaran kasur. Dia memainkan ponselnya, membuka sosial medianya satu persatu. Ketika Livi sedang memainkan instagram, sebuah pesan masuk ke dalam inbox akunnya.

devabyasa: kurcaci subuh" gini hrsnya udh bobo

Livi menghela napas. Jari-jarinya mengetikkan balasan untuk Deva.

aliviadewantara: baru jam 2 pagi lo bilang subuh

aliviadewantara: dan gue gk kecil. Gue setinggi dagu lo.

Tak lama kemudian, Deva membalas pesan Livi.

devabyasa: 2 jam lagi jg.

devabyasa: itu taun kapan ya lo setinggi dagu gue?😏

aliviadewantara: dih songong lu

devabyasa: hahahahha

Ada jeda 2 menit setelah pesan yang Deva kirimkan masuk ke inbox-nya. Karena tidak tahu harus menjawab apa—dan juga tidak berniat untuk membalas apapun, Livi pun kembali melihat timeline instagramnya. Namun sebuah pesan kembali masuk ke dalam inbox-nya.

devabyasa: msh sering kebangun tengah malam ya?

Livi menaikkan sebelah alisnya. Dia berniat untuk mengabaikan pesan itu, namun Deva mengiriminya pesan yang lain.

One and Only (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang