I'am Virgo, Youre Leo

22 1 5
                                    


Luna membuka lokernya dengan tergesa-gesa.
Mata hitamnya membulat sempurna ketika melihat buket bunga berada di dalam loker, ada selembar kertas kecil yang di lem pada plastik pembungkus bunga. Luna membaca tulisan dalam kertas itu.

Untuk seorang yang telah lama singgah di hatiku. Would you be mine?
From: Leo

Luna mengerutkan kening. Leo? Siapa itu Leo? Batinnya mengembara, kemudian kesadarannya disentak oleh suara ponselnya.
Luna segera merogoh tas selempang dan mengambil ponsel, ternyata ada pemberitahuan dari aplikasi ramalan bintang. Mata Luna berbinar membaca kata-kata yang terangkai dalam pemberitahuan itu.

Virgo minggu ini.
Akan hadir seseorang dari masa lalumu dan ingin kembali merajut hubungan denganmu.

Senyumnya masih merekah dengan cekatan gadis berambut hitam terurai sebahu itu memasukkan buket bunga ke dalam tas selempang kemudian menutup lokernya dan melangkah meninggalkan locker room. Namun, sampai di depan pintu keluar kampus Luna melihat pria tampan yang begitu maskulin dengan balutan jas coklat dan rambut yang tersisir klimis.

“Mas Arya, ngapain ke sini?” tanya Luna degan senyum ceria di wajahnya.

Arya tersenyum manis menatap gadis mungil di depannya.
“Mau ketemu sama ...,”

“Mau jemput Reva, ya?” sela Luna memotong ucapan Arya.
Arya hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.

“Reva mana? Tumben kalian nggak bareng?”

“Reva masih di kelas, Mas. Belum selesai ngerjain tugas.” Luna melirik jam tangannya.

“Kamu terburu-buru, ya? Mau ke mana emang?” tanya Arya yang memperhatikan gerak-geriknya.

Luna menoleh wajah tampan Arya tepat pada manik gelap itu. “ Em, aku ada freelance, Mas, makanya terburu-buru.”

“Mau mas anter?”

“Nggak usah, Mas. Deket ini kafenya, naik angkot sebentar udah nyampek,” jawab Luna sambil menggaruk rambutnya yang tak gatal.

“Ya sudah, silakan duluan kalo gitu.” Arya mempersilakan Luna berlalu dari hadapannya.

“Ya sudah, aku berangkat dulu ya, Mas, kapan-kapan main ke tempat kerjaku, ya, sama Reva,” ucap Luna tulus.

Arya hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum geli begitu gadis berswitter pink itu berlalu darinya.
Luna mengibas-ngibaskan tangannya sambil menunggu angkot yang akan membawanya ke tempat kerja. Kanan dan kirinya sudah penuh calon penumpang angkot yang siap berebutan masuk dengannya, jadi Luna harus selalu siaga supaya tidak keduluan. Namun, lagi-lagi matanya terbelalak melihat seorang pria berkaus hitam berjalan mendekat ke arahnya dengan senyuman manis dan lesung pipit yang menghiasi wajahnya.

“Kevin!” ucap Luna sambil mengarahkan telunjuknya ke arah pria berkaus hitam tadi.

Kevin masih setia dengan senyum memukaunya, kemudian menjabat tangan Luna yang diarahkan padanya tadi.

“Hai, apa kabar?” tanya Kevin.

“Baik, kamu ngapain di sini?” Lagi-lagi pertanyaan konyol ini dilontarkannya.

“Aku kuliah di sini, fakultas teknik semester 5. Aku nggak nyangka bisa satu kampus lagi sama kamu, Lun.” Kevin melepas tangan Luna dan berdiri di sebelahnya.

“Kamu pindah ke Jakarta lagi? Mulai kapan?”

“Satu minggu yang lalu, maaf nggak ngasih kabar.”

Luna menatap lurus ke arah jalan Raya, ingatannya melayang pada ramalan bintang yang dibaca barusan, dengan secepat kilat Luna mengalihkan pandangan menatap pria jangkung di sebelahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kumpulan Flash FictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang