Memory Of You

62 2 0
                                    

"Jadi kamu, yang selama ini menaruh Red Rose ini, di lokerku?"

Manik biru Noah mengintimidasi gadis berswiter biru yang memegang setangkai Red Rose di tangan kanannya. Begitu Noah melihatnya, dia langsung menyembunyikan bunga itu ke belakang tubuhnya.

"JAWAB!"

Gadis itu tersentak ketika Noah mulai kehilangan kesabarannya. Dia pegang kuat-kuat tangkai Red Rose sampai buku jarinya memutih.

"Kamu siapa? Dan kenapa kamu melakukan teror ini kepadaku?"

Noah kembali mengajukan pertanyaan yang sama sekali tidak digubris oleh gadis di depannya. Gadis itu mengangkat wajahnya, dengan segenap keberaniannya manik coklatnya menatap tepat ke manik biru Noah.

"Aku Emma, tidakkah kamu mengenal nama itu?"

Noah mengamati gadis di di depannya dengan seksama. Tidak, dia tidak pernah bertemu dengannya. Noah yakin akan hal itu.

"Tidak, aku tidak mengenalmu," ucap Noah yakin

Emma menghela napasnya, dia alihkan tatapannya ke arah lain. Emma tidak mau jika buliran kristal yang mengendap di matanya dilihat oleh Noah. Emma mengambil napas dalam-dalam kemudian mengeluarkannya, ketika dia yakin bulir itu tidak akan jatuh, Emma mantap menatap wajah Noah kembali.

"Sayang sekali, aku kira kamu bisa langsung mengenaliku jika aku terus mengirim Red Rose ini kepadamu."

Noah mengerutkan kedua alisnya, menatap Emma sambil menyipitkan sebelah matanya, sedang Emma hanya mampu menyunggingkan bibirnya. Emma menurunkan ransel hitam di punggungnya kemudian membuka resleting depan dan mengambil selembar kertas lalu menyerahkannya pada Noah.

"Aku harap, foto itu bisa menjawab pertanyaanmu tentangku."

Emma menatap Noah dengan pandangan yang berkabut kemudian melangkahkan kakinya menjauhi Noah yang tengah mematung di depannya.

Noah menatap foto Pria dan wanita di taman Red Rose. Pria  bermanik biru itu tengah merangkul pundak wanita di sebelahnya dengan mata yang menunjukkan binar bahagia, begitu pula wanita di sebelahnya, tengah memandang pria di sebelahnya dengan pandangan penuh cinta. Noah membalik foto itu dan menemukan sebuah kenyataan yang menampar kesadarannya.

First date with my lovely Emma.
Hope'll hapily ever after.
-Noah white-

Noah menatap ke arah perginya Emma. Namun gadis itu  telah berlalu jauh darinya. Noah memegang kepalanya dengan kedua tangan. Kilasan bayangan masa lalu memenuhi otaknya.
Senyuman Emma ketika Noah memberikannya setangkai Red Rose.
Air mata Emma ketika melihat Noah berlumuran darah.
Semua itu terekam kembali dalam memorinya membuat kepalanya berdenyut hebat, darah mengalir dari kedua lubang hidungnya dan pandangannya mengabur, gelap. Badan Noah terhempas ke tanah.

Kumpulan Flash FictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang