Malam ini tak seperti biasanya. Sunggyu yang biasa tidur di kamar Woohyun, memilih tidur di kamarnya sendiri, meninggalkan Woohyun yang tidur bersama Donghyun.
Woohyun tidak bisa memaksa Sunggyu untuk tetap menemaninya. Namja cantik itu sepertinya belum reda amarahnya.
Sepertinya percuma Woohyun menjelaskan kembali, namja cantik itu pasti menolak. Mungkin, membiarkan Sunggyu tenang terlebih dahulu, lebih baik.
Alarm di kamar Woohyun berbunyi nyaring. Seperti biasa, Woohyun bangun lebih awal, dan menyiapkan sarapan pagi. Sejujurnya ia masih mengantuk, ia baru tidur sebentar.
Terdengar bunyi gemericik air, ragu, Woohyun melangkah ke sumber suara yang berasal dari dapur.
''Kau sedang apa?''
''Appa sudah bangun? Aku balu selesai mencuci piling'' Donghyun turun dari pijakan tambahan, karena tubuhnya belum sampai.
Woohyun mendekati Donghyun, terlihat tumpukan piring dan gelas yang sudah dicuci bersih. Woohyun sedikit tersentuh melihatnya.
''Biar aku saja yang mengerjakannya, kau menonton TV saja.''
''Ani.. Donghyun sudah biasa membantu mama di lumah''
Woohyun mengangguk, sembari membereskan meja makan.
''Awww...''
Woohyun sontak menoleh, ''Ya Tuhan! Apa yang kau lakukan!'' Woohyun menggendong Donghyun turun dari kursi pijakannya.
''Appa mianhe.. Donghyun hanya ingin menyiapkan loti untuk noona dan appa''
''Memotong roti itu ada pisaunya tersendiri, jangan menggunakan pisau dapur, kau jadi terluka kan?'' Woohyun membawa Donghyun mendekat ke wastafel, mencuci luka di jarinya.
''Telima kasih appa.. Ini tidak sakit kok...''
''Aku bukan appamu, gara-gara kau Sunggyu jadi marah padaku! Panggil aku Hyung seperti yang lain okay?''
Donghyun menggeleng, Woohyun menghela nafas jengah. Tampak Sunggyu sudah duduk manis di depan meja makan. Woohyun segera memamerkan senyum lebarnya.
''Gyu.. Kau sudah bangun? Mau ku buatkan kopi atau teh?'' Woohyun menyapa dengan senyum ramahnya,
Tak ada jawaban, Sunggyu masih terlihat malas, bahkan tidak menjawab pertanyaan Woohyun.
''Noona.. Ini untuk noona'' Donghyun meletakkan piring berisi roti dengan selai coklat susu.
''Gomawo Donghyunie'' Jawab Sunggyu tersenyum, sembari mengusap kepalanya lembut.
Suasana sarapan yang sangat tidak biasa, sesekali Donghyun berceloteh mengajak Woohyun mengobrol. Woohyun hanya menyahut sekenanya, sesekali mencuri pandang ke arah Sunggyu.
''Kau mau pergi, Gyu?''
''Nde''
''Mau kemana?''
''Kita ada jadwal rekaman, kau tak ikut juga tak masalah.''
''Gyu, kau masih marah?''
''Aku tidak marah. Aku hanya kecewa.''
Woohyun tersedak mendengar jawaban kekasihnya. Segera, tangan mungil itu menyodorkan gelas minumnya.
''Appa minum ini. Makanlah pelan-pelan."
Woohyun sama sekali tak menyambut gelas yang Donghyun sodorkan.
''Berhenti memanggilku appa. Katakan dimana alamatmu, ku antar kau pulang sekarang juga!''
KAMU SEDANG MEMBACA
Sinetron Woogyu
RandomKumpulan naskah kehidupan dari insan manusia yang bernama Nam Woohyun dan Kim Sunggyu. Dimana didalamnya terdapat adegan-adegan yang mengisahkan tentang persahabatan, permusuhan dan percintaan yang menyatu menjadi sebuah serial pendek yang menarik u...