Don't Touch My Baby Jongie - 2

444 83 183
                                    

"Hyuunniee~ "

Oh God! Jangan lagi! Apalagi yang akan dimintanya? Sejak Myungsoo meninggalkan dorm ini untuk syuting drama. Sunggyu benar-benar tak terkendali.

Entah untuk yang keberapa kalinya Woohyun keluar masuk garasi. Membeli apapun yang terucap dari cherry merah itu. Permen kapas, lollipop, cake strawberry, eskrim strawberry ukuran jumbo, strawberry milk, pizza, samgyetang dan hal-hal tak jelas lainnya.

Sejujurnya Woohyun tak keberatan dengan permintaan itu, asal diluar sana tak ada fans gila yang nyaris menyerangnya. Haah.. Salahnya juga.. Berbaur dengan dunia luar tanpa penyamaran sedikitpun. Lalu apa lagi yang hendak dimintanya? Semoga bukan sesuatu yang menyusahkan.

"Kau mau apa lagi?" tanyanya lembut.

Menatap Sunggyu dengan matanya yang memancarkan kehangatan.

"Aku ingin makan nasi goreng beijing buatan Hangeng hyung"

What the- Aissh! Woohyun hanya menaikkan alisnya tak percaya. Lihatlah paras cantik dengan senyum tanpa dosa itu, seolah-olah permintaannya merupakan sesuatu yang wajar. Tak sadarkah dia dengan apa yang baru saja dimintanya?

Hey! Dia baru saja menyebut nasi goreng beijing buatan Hangeng hyung. Orang bodoh mana yang tak tahu dimana Hangeng hyung sekarang tinggal?

"Errr Gyu.. Kubelikan di restoran China saja ne?" bujuknya halus.

"Tapi aku maunya buatan Hangeng hyuuung~ "

Ouuh shit! Woohyun benar-benar mengumpat dalam hati.

"Gyu.. Ini sudah malam, masa kau tega menyuruhku terbang ke China hanya untuk meminta Hangeng hyung membuatkan nasi goreng untukmu? Dan lagi.. Aku tak mau dicincang Heechul hyung karena telah mengganggu kesibukan namjachingunya. Kau mengerti kan Gyu?" memasang tampang melas dengan puppy eyes dadakan.

"Aku mengerti.." hanya gumaman lirih itu yang menjawab kalimat panjang Woohyun.

Hmm.. Setidaknya, dia bisa bernafas lega

"Tapi aku mau samgyetang!"

Heh? Lagi?

***

Dalam balutan selimut hangat yang melilit tubuhnya, perasaan Woohyun terasa begitu nyaman. Rasa hangat yang menjalar di tubuhnya membuat pemuda tampan itu tak menghiraukan cicitan burung gereja yang bertengger manis di pohon mapple dekat kamar pribadinya. Masa bodoh dengan sinar mentari yang merangsek masuk melalui sela-sela gorden jendela itu, dia hanya ingin bergelung dengan selimut tebal ini lebih lama lagi.

Sumpah demi wajahnya yang tampan dan kemerduan suaranya, dia merasa setiap jengkal tubuhnya begitu ngilu. Liburan dua hari pertama yang seharusnya dinikmati dengan istirahat nyaman, malah dipergunakannya mengelilingi kota Seoul untuk memenuhi keinginan sang kekasih. Semalam suntuk pemuda itu mencari penjual bakso bakar.

Hah.. Setelah membelikan Sunggyu samgyetang, namja itu malah meminta makanan aneh yang membuatnya pusing tujuh keliling. Nafsu sekali Woohyun membanting laptop laknat itu, gara-gara benda sialan itu Woohyun nyaris bermalam di jalanan. Malam itu juga Woohyun mengutuk adanya akses internet tanpa batas.

Bayangkan saja, di Seoul yang luas ini tak seorang pun menjual makanan bulat asal negara tropis itu. Adapun penjual bakso, hanya bakso biasa. Tanpa embel-embel 'bakar'. Alhasil, dengan mengemis pada ahjumma penjual jajanan di pinggir jalan, Woohyun meminta tolong untuk membakar si kecil bulat yang sempat di umpatnya. Ck! Memikirkan itu membuatnya sedikit merasa tak nyaman.

Menggeliat pelan hanya untuk mencari kenyamanan itu lagi.

Uugghh!

Apakah atap dorm ini runtuh? Kenapa tubuhnya terasa terhimpit.. Sesak!

Sinetron WoogyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang