Part 5

6K 401 25
                                    

"Mama!!"

Mama Vita menutup kupingnya mendengar suara oktaf sang anak. Jika begini terus, gendang telinganya bisa rusak.

"Apa, Sayang? Pagi pagi udah teriak aja." Tanya Mama Vita. Prilly hanya diam tak bersuara.

"Eh kok Mama tanya diem? Kenapa?" Tanya Mama Vita lagi. Namun Prilly tetap saja diam.

"Kamu ka.."

Ucapan Mama Vita terpotong karena Prilly langsung memeluknya erat. Mama Vita bingung dengan sikap Prilly.

"Kamu kesambet apa pagi ini?"

Prilly melepaskan pelukannya dan mengerucutkan bibir. Mama Vita tertawa. Prilly makin kesal dibuatnya.

"Aku kan mau terima kasih sama Mama. Karena Mama udah bikin Prilly sadar untuk selalu menyembah Allah, eh malah dikira kesambet. Diketawain pula." Ucap Prilly dengan wajah yang masih ia tekuk.

"Ohh gitu.. hahaha maaf, Sayang. Mama kan gatau kalo kamu mau bilang terima kasih. Ok kalo gitu sama-sama." Balas Mama Vita. Prilly tersenyum lagi dan memeluk Mamanya erat.

"Besok kamu ada jadwal modeling. Tidur gih. Ntar kesiangan." Tegur Mama Vita. Prilly menggelengkan kepalanya.

"Aku mutusin kontrak kerja jadi model. Mulai hari ini, aku akan menjadi lebih baik lagi. Aku mau beli baju baru yang lebih tertutup. Baju lama aku ini akan aku jual. Dan inshaallah, secepatnya aku memakai hijab."

Mama Vita tercengang sekaligus bangga pada Prilly. Vita tau, melepas profesi yang menjadi hobi itu tidak mudah. Prilly bercita-cita menjadi model sejak kecil. Tapi disaat impiannya terwujud dan dirinya sedang berada dipuncak, Prilly malah memutuskan untuk keluar dari industri permodelan. Tentunya hal itu sangat berat bagi Prilly.

"Kamu yakin?" Tanya Mama Vita memastikan. Prilly mengangguk mantap. Keputusan ini sudah ia pikirkan matang matang dari kemarin. Inshaallah, ini keputusan yang terbaik untuknya dan hidupnya.

Mama Vita memeluk hangat Prilly. Prilly membalas pelukan wanita yang menjadi inspirasinya.

"Kalau kamu yakin, jangan putus asa untuk berjihad di jalan Allah ya, Sayang. Awalnya memang sulit. Banyak godaan yang mengganggu kita. Tapi kalo kamu terus berusaha dan tetap percaya pada kehendak Allah, inshaallah perubahan kamu membuahkan hasil." Pesan Mama Vita pada anak semata wayangnya.

Ting!

Bel rumah mereka berbunyi. Mama Vita dan Prilly sama sama bingung. Siapa orang yang bertamu sepagi ini?

"Biar Prilly aja yang bukain, Ma."

Prilly berjalan keluar kamar menuju pintu depan. Entah kenapa, perasaannya mengatakan bahwa itu tamu spesial. Tapi siapa dia?

Baru saja Prilly membuka pintu, terlihat seorang pria berpakaian putih, jeans berwarna hitam, dan rambut yang tidak terlalu rapi berada dihadapannya. Dan yang membuat Prilly kaget adalah, itu Ali! Pria yang selama ini ia lihat berpakaian islami kini berpakaian seperti pria pria lainnya.

 Dan yang membuat Prilly kaget adalah, itu Ali! Pria yang selama ini ia lihat berpakaian islami kini berpakaian seperti pria pria lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Assalamu'alaikum." Ucap Ali memberi salam. Prilly yang sedari tadi hanya bengong pun mulai tersadar.

"Eh, waalaikum'salam." Jawab Prilly. Salam wajib dijawab. Bukan benar begitu?

"Kenapa? Kaget ya liat penampilan aku?" Pertanyaan Ali tepat sasaran. Prilly mengangguk.

"Aku juga cowok, kali. Masa pake baju koko mulu. Ntar dikira ga punya baju lain. Hehe." Lanjut Ali dengan kekehan kecilnya. Prilly sudah tidak fokus ke pakain Ali lagi, tetapi pada senyum manis Ali.

"Kamu ganteng." Ucap Prilly tanpa sadar dengan tatapan memuja. Ali langsung beristighfar dan menundukan pandangannya.

"Astaghfirullah, tundukan pandanganmu, Prill. Dosa ngeliat lawan jenis yang bukan mukhrimnya dengan tatapan seperti itu." Tegur Ali. Prilly pun menundukan pandangannya dan mengucapkan istighfar berkali-kali.

"Maaf, Li. Aku lupa." Sesal Prilly.

"Gapapa. Tapi lain kali, jangan diulang ya. Pokoknya tatapan memuja kamu hanya untuk suami kamu. Ga boleh buat lelaki lain." Jawab Ali.

'Aku berharap, semoga suami aku itu kamu, Li. Ya Allah, jika memang Ali adalah lelaki yang Engkau pilihkan untukku, maka dekatkanlah dia padaku bagaimanapun caranya. Namun jika Ali bukan untukku, buatlah dia selalu bahagia. Jujur, aku sudah mulai menyayanginya.' Batin Prilly dan tanpa Prilly tau, Ali mampu mendengar suara hatinya. Tanpa sadar bibir Ali mengukir senyum tipis.

                                 ***

Prilly baru tau, seorang laki-laki seperti Ali yang dikenal mempunyai imej alim, ternyata memiliki selera humor yang tinggi. Buktinya, Mama Vita dan Prilly tertawa terus sedari tadi.

"Aduhh.. Li.. udah dong. Capek nih ketawa mulu." Ucap Prilly yang terlihat mulai lelah tertawa.

"Tante juga, nih. Capek." Sambung Mama Vita.

"Ok, Ali berhenti. Ini juga udah waktunya sholat dzuhur. Kita sholat, yuk." Ajak Ali.

"Eh iya ya. Duh sampe lupa saking keasyikan ketawa. Yaudah yuk." Ucap Mama Vita.

Prilly wudhu duluan, baru setelah itu disusul Mama Vita, dan terakhir Ali. Diam-diam, Prilly mengintip Ali yang sedang berwudhu dari balik tembok pembatas yang sengaja dibuat Papa Prilly dulu.

 Diam-diam, Prilly mengintip Ali yang sedang berwudhu dari balik tembok pembatas yang sengaja dibuat Papa Prilly dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya Allah.. tampan sekali ciptaanMu.." Gumam Prilly.

"Ekhem! Udah puas ngintipin mantu?" Tubuh Prilly menegang. Mamanya sudah berdiri dibelakangnya sambil tersenyum.

"Eh, Mama. Udah sejak kapan disitu, Ma? Bukannya tadi Mama mau pake mukena, ya?" Ucap Prilly mengalihkan pembicaraan.

"Iya sih. Tapi tadi Mama merasa ada yang 'ga beres'. Yaudah Mama ikutin kamu. Eh ternyata tujuannya ngintipin si Ali."

Prilly cengengesan. Dirinya sudah tak bisa mengelak lagi karena Mamanya melihat langsung.

"Dosa ngintip gitu. Udah tunggu si Alinya di musholla aja." Tegur Mama Vita lalu menarik lengan Prilly. Prilly pun pasrah.











Awalnya mau hapus cerita ini. Tapi gajadi karna menurut aku, cerita ini bagus buat dijadiin inspirasi. Apaan sih:v

Kekasih HalalkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang