Part 8

3.4K 285 10
                                    

"Kamu udah makan?" Tanya Ali yang keliatannya gugup. Prilly mengkerutkan dahinya.

"Udah, tumben nanya gitu."

"Emang ga boleh?" Tanya Ali yang masih berusaha menjaga pandangannya. Prilly tertawa geli.

"Kamu lucu, deh. Jarang ada cowok kayak kamu." Ucap Prilly diiringi senyum manisnya.

"Aku hanya mau menatap kagum istri aku kelak. Dari kecil aku udah diajarin sama almarhum abi untuk menjaga pandangan dan hati. Makanya sekarang aku udah bisa ngontrol diri." Jelas Ali yang mengerti ucapan Prilly.

Entah kenapa, Prilly merasa nyaman bila mengobrol dengan Ali. Walaupun dipisah jarak 30 cm.

"Eh, aku bukan pemilik rumah yang baik ya? Sorry sorry." Ucap Ali lalu mengambil segelas jus mangga untuk Prilly.

"Ini. Silahkan diminum." Suguh Ali. Prilly pun meneguk minumannya.

"Btw, kamu punya mantan berapa?" Tanya Prilly.

"Aku belum pernah pacaran."

Prilly tersedak mendengar jawaban Ali. Ga punya mantan??

"Eh hati-hati minumnya." Ucap Ali khawatir. Ia mengambilkan tisu untuk Prilly.

"Serius? Belum pernah pacaran? Astaga.."

"Menurut aku, pacaran itu buang-buang waktu. Mending ujungnya nikah, kalo ga? Udah buang-buang waktu, dosa pula. Lebih baik ta'aruf. Lebih menghemat waktu, dan ga dosa." Jawab Ali dengan bijak.

Prilly menatap kagum pria disebelahnya. 'Andai suami gue nanti dia, bahagia dunia akhirat gue.' Batinnya.

"Aamiin.." Ucap Ali yang bisa membaca isi hati Prilly.

Prilly kaget, "Kamu bisa baca pikiran aku?"

"Alhamdulillah, iya." Jawab Ali diiringi senyumnya.

Tubuh Prilly menegang. Berarti...

"Udah jangan bingung gitu. Yang harus kamu lakukan mulai saat ini adalah berdoa, semoga harapan kamu jadi kenyataan." Ucap Ali.

"Jangan bikin aku baper, deh. Aku takut jatuh karena udah berharap tinggi tinggi."

"Siapa yang bikin kamu baper? Kan emang itu yang kamu mau. Lagian permintaan kita sama kok."

Prilly bingung, "maksudnya?"

"Setiap shalat, aku selalu berdoa 'Ya Allah, satukanlah hamba dengan wanita yang hamba cinta. Prilly.' " Jawab Ali sembari meniru doanya.

"Secara ga langsung, kita udah jujur sama perasaan kita masing-masing. Ya kan?" Lanjutnya.

Prilly tersenyum dan mengangguk. Dalam hatinya, ia amat senang. Perasaannya tak bertepuk sebelah tangan.

"Hmm balik ke depan, yuk. Nanti Umi sama mama kamu nyariin." Ajak Ali. Prilly pun mengikuti langkah Ali menuju ruang tamu.

"Prill, salam gih sama Umi. Kita mau pulang." Titah Mama Vita. Prilly murung seketika.

"Cepet banget, Ma."

"Hah? Ini udah 4 jam kali. Udah mau malem. Kamunya aja yang keasyikan ngobrol sama Ali sampai lupa waktu." Sindir Mama Vita. Prilly tersipu.

"Umi, Prilly pulang dulu ya. Assalamu'alaikum." Ucap Prilly lalu mencium punggung tangan calon mertuanya.

"Hati-hati, Sayang. Sholat 5 waktunya jangan lupa ya, Nak. Waalaikumsalam." Jawab Umi Ida lalu mencium pucuk kepala Prilly dengan sayang.

"Ali, tante pulang dulu ya."

"Iya, tan."

"Hmm, Li? Aku pulang dulu ya. Assalamu'alaikum." Ucap Prilly agak gugup. Ali tersenyum geli.

"Waalaikumsalam."

                                   ♡♡♡

"Cieeee seneng nih yeee.. hahaha!" Goda Mama Vita setelah Prilly memberitaunya tentang obrolan tadi.

"Ihh Mama!! Eh tapi jangan nyebar ke Umi, lho!"

"Kenapa emangnya?"

"Malu." Jawab Prilly. Mama Vita semakin gencar menggoda anak semata wayangnya.

"Cieeeeee pipinya merahh... cieeeee!"

"Mama ih!"

"Lagian kalian cocok, tau. Satu alim, yang satunya pecicilan."

"Bodo ah, Ma." Ucap Prilly kesal.

"Yehh mau ga Mama aminin? Biasanya doa seorang ibu dijabah sama Allah."

Prilly tersenyum paksa, "Maaf Mamaku yang cantik!"

Itulah Prilly dan mamanya. Bila orang yang belum tau mereka ibu dan anak, pasti mengiranya kakak adik. Saking akrabnya.















Maaf atas keterlambatan publish cerita ini🙏

Kekasih HalalkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang