Part 6

4.2K 354 5
                                    

Kangen berat sama cerita ini
Sumpah
Maaf kalo yg ini lamaaaaaa bgt di next
Selamat Membaca:)

"Assalamu'alaikum warahmatullah.."

"Assalamu'alaikum warahmatullah.."

Ali menutup sholatnya dengan membaca salam dan berdoa. Namun tidak bagi Prilly. Selesai salam, ia langsung membuka mukenanya dan melipatnya bersama sajadah.

Selesai berdoa, Ali tersenyum pada Prilly. Prilly hanya cengar-cengir sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal sama sekali.

"Kok langsung dilipat mukenanya?" Tanya Ali lembut setelah meletakkan sajadah ditempat yang disediakan.

Prilly termenung. Sebenarnya, ia tak pernah berdoa selesai sholat. Karena menurutnya berdoa bisa kapan saja dan dimana saja, jadi tak harus selesai sholat kita berdoa.

"Abis shalat juga harus doa, dong. Sekarang aku tanya ya, tujuan kita shalat apa?"

"Beribadah."

"Selain itu?"

"Hmm..."

Ali tersenyum(lagi) melihat kebingungan Prilly. Sepertinya ia harus lebih banyak bersabar.

"Sholat bukan cuma untuk beribadah, tapi juga untuk memanjatkan doa pada Allah. Sekarang gini deh, pasti menurut kamu berdoa bisa dimana aja dan kapan aja kan? Ok betul, tapi kurang tepat. Kenapa? Karena doa itu adalah sebuah permohonan, permintaan kita pada Allah, otomatis kita harus tampil bersih, rapi dihadapanNya. Coba deh kamu bayangin, kamu berdoa di mall, sambil pake baju mini. Bakal dikabulin ga sama Allah?"

"Kok jadi nyambung ke mall sama baju mini?" Prilly tambah bingung dengan penjelasan Ali.

"Kan kata kamu berdoa bisa dimana aja, kapan aja, ya kan? Aku bisa denger suara hati kamu."

"Menurut aku, gatau." Jawab Prilly dengan entengnya. Ali terdiam sejenak lalu melanjutkan penjelasannya lagi.

"Susah untuk dikabulin. Kenapa? Karena Allah mau umatNya memohon padaNya dengan pakaian yang sopan, rapi, tertutup. Begitupun tempatnya. Allah sangat menyukai hambaNya yang berdoa di musholla atau masjid. Allah juga pasti akan mengabulkan doa umatNya yang berdoa dengan bersungguh-sungguh. Sekarang aku tanya lagi sama kamu, kamu mau ga doanya cepet dikabulin?"

"Mau lah."

"Dari penjelasan aku yang panjang×lebar itu, menurut kamu sehabis shalat perlu berdoa ga?"

"Perlu. Karena doa sehabis shalat itu cepet dikabulin sama Allah. Sholat dan doa itu sepaket. Ya kan?"

"Right! Tuh pinter." Puji Ali. Prilly tersenyum bangga.

Diam-diam Mama Vita mengintip dari balik tembok. Senyum merekah dibibirnya. Putrinya yang memang jauh dari agama kini sedikit demi sedikit mulai paham karena Ali, putra sahabatnya.

                                  ***

"Tante, Ali pulang dulu ya. Maaf udah ngerepotin. Prill, aku pulang ya. Kamu yang rajin shalatnya. Jangan lupa doa. Assalamu'alaikum."

Setelah dipastikan Ali sudah keluar gerbang rumahnya, Prilly pun masuk. Ia senyam-senyum sendiri. Entah sedang memikirkan apa.

"Prill? Kamu kenapa?"

Prilly tersadar dari lamunannya. Ia ingin ke kamar namun dicegat oleh sang mama.

"Mikirin Ali, ya?"

Prilly mengutuk dirinya sendiri. Bisa-bisanya ia senyam-senyum membayangkan lelaki alim itu. Dan yang lebih parahnya lagi, Mamanya peka terhadap hatinya.

"Mama ngomong apa sih? Ngaco deh." Elak Prilly. Mama Vita menatap curiga Prilly.

"Ngaco gimana? Emang siapa lagi laki-laki yang buat kamu senyum gitu? Hm"

"Kalo mikirin Ali juga gapapa, kok. Mama ok ok aja." Lanjut Mama Vita.

"Maksudnya ok ok aja?"

"Ya seandainya kamu memang ada rasa sama dia, mama restuin."

Blush! Pipi Prilly mendadak merah seperti kepiting rebus. Mama Vita yang menyadari perubahan wajah anaknya langsung terkekeh geli.

"Tuh kan bener. Kamu ada rasa ya sama Ali? Ya kan? Ngaku."

Prilly berusaha menetralkan wajahnya yang sudah pasti memerah ini. Ketauan kan.

"Ihh mama!! Suka banget godain aku."

"Mama ga godain. Kan itu kenyataannya. Mama mah berbicara sesuai kenyataan." Bela Mama Vita. Prilly mengerucutkan bibirnya.

"Mau kamu ada rasa atau ga pun Mama tetep dukung kamu sama Ali. Pilihan Mama cuma Ali. Feeling Mama mengatakan kamu cocoknya ya sama Ali."

Prilly mengerutkan keningnya. Ini mamanya atau mak comblang?

"Mama kok ngotot gitu? Pengen banget dapet mantu kayak Ali?" Tanya Prilly to the point.

"Bukan kayak dia. Tapi ALI nya." Ucap Mama Vita lalu tersenyum. Prilly hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Baru kali ini mama dukung soal asmara. Apa karena Ali? Feeling seorang ibu ga pernah salah. Apa ini pertanda? Pertanda kalau..... ah jangan terlalu percaya diri, Prill. Lo itu cewek ga bener, jauh dari agama. Mana mungkin bisa dapetin seorang Ali yang alim, pendiem, dan ramah gitu. Jodoh kan cerminan diri. Ga mungkin banget deh." Batin Prilly.
















Segitu dulu ok?
Karakter Prilly aslinya baik banget kok, ngerti soal agama. So, jangan bully aku gara-gara bilang Prilly cewe ga bener. Ini kan cerita fiksi. Hehe:)

Maaf juga kalo penjelasannya salah, aku ga ngerti2 banget soal agama. Hehe maaf ya:)

Kekasih HalalkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang