Kata orang, hidup itu harus berwarna agar tak selalu hanya tentang hitam, putih, dan kelabu. Tetapi melalui hitam, putih, dan kelabu aku menyadari bahwa hidup itu tak selalu tentang warna-warni pelangi dan manisnya lolipop.
Ya begitulah aku dan hidupku. "Calista Senja Dametria" begitulah guru-guru memanggil namaku saat mengabsen dikelas. Seorang gadis pendiam yang menjalani hidup flat tanpa warna. Namun, aku sadar bahwa aku tak sendiri, setidaknya ada dia yang selalu menemani hari-hariku dan membuatku sadar bahwa hidupku sangat lebih sempurna daripada dia. Dia adalah Hujan, aku banyak belajar tentang hidup kepadanya, ia rela jatuh berkali-kali untuk membuat orang bahagia karnanya walau banyak orang yang menghinanya.
Hujan dan aroma tanah basah selalu berhasil menyegarkan sesak fikiranku. Orang-orang menyebutku si Tsundere punyuka hujan. Benar, aku memang seorang penyuka hujan yang akan menari gak jelas ditengah rinai hujan seperti orang gila, bahkan akan menangis sekeras-kerasnya sampai tak lagi bersuara bersama derasnya hujan. Tapi aku akan berubah menjadi manusia triplek tanpa ekspresi dan sikapku berubah dingin sedingin es di kutub utara ketika bersama orang lain, dan bisa aku pastikan bahwa tidak ada yang mengenalku disekolah. Karna sifat pendiamku menybabkanku menjadi sosok Invisible yang tak perlu mereka ketahui dan tak perlu mereka butuhkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pluviophile
Teen FictionHujan adalah segalanya Hujan adalah saksi bisu pertemuan kita Hujan temani hari-hari kita Hujan mencairkan kebekuan hati Hujan menghangatkan hati Hujan lagi dan lagi-lagi hujan Hujan pulalah yang menyampaikan rasa kita Secepat hujanlah rasaku jatuh...