2. Hey Sydney!

69 7 0
                                    

Selamat pagi pembaca! Aku kembali harus mencari tau hal yang berhubungan dengan Dheannisa di Sydney.

Pagi ini aku kembali membuka laptop ku, dan aku tau apa yang harus kulakukan. Menghubungi kampus tempat Dhea kuliah, University of Sydney. Itu adalah ide si Ben. Berguna juga sahabat ku itu.

Sekarang aku tau, dimana Dhea berada. Dhea tinggal di asrama yang disediakan kampusnya. Dia pindah dari apartment dengan alasan yang cukup masuk akal, yaitu jarak tempuh ke kampus yang lumayan jauh dengan berjalan kaki.

Masalah teman disydney selesai. Sekarang aku mau mengurus surat-surat yang harus aku bawa. Lagi lagi aku ditemani Ben. Kebetulan hari ini aku dan Ben tidak ada kelas di kampus.

"kau sudah tau dimana Dhea?"

"sudah, Dhea tinggal di asrama kampusnya"

"dia tau kau akan datang?"

"belum, mungkin nanti malam"

"semoga Dhea ingat dengan Devan Arial"

"ah kau ini"

Semua urusanku selesai jam 4 sore dini hari. Ben sudah ku antarkan pulang, Sekarang aku sendiri ditengah kemacetan sore. Sore ini aku mau izin dulu ke Mama dikantornya, sebelum berangkat besok. Karena kupikir jika menunggu Mama dirumah adalah hal yang mustahil. Mamaku adalah orang yang super sibuk. Selalu pulang larut malam, dan pergi kerja pagi buta. Jarang bertemu, tapi itu hal biasa. Aku seperti ini dari kecil. Aku maklumin karena Mama adalah single parent yang berjuang sendirian untuk menghidupi aku dan adikku. Papaku sudah meninggal, saat diperjalanan menuju Hongkong tahun 2000 umurku saat itu masih 4 tahun.

Pukul 6 sore. Aku berada di gedung 27 lantai di daerah Jakarta pusat. Tepatnya di lantai 14, ruangan Mamaku bekerja.

"Devan mau ke Sydney besok"

"dalam rangka apa?"

"liburan. tante Riris kasih Devan voucher liburan ke Sydney"

"berapa lama?"

" 5 hari"

"kamu sama Ben?"

"Devan sendirian"

"oke laporan kamu Mama terima, Mama masih banyak kerjaan. hati hati dijalan, hati hati di Sydney" ucapnya sambil mencium pipiku lalu keluar dari ruangan sambil membawa laptop dan berkas berkasnya.

Itulah Mamaku. Kalau kalian bilang aku seorang anak yang kurang kasih sayang, kalian benar. Dia bahkan tidak mau mengantarku sampai ke bandara, atau membantuku packingin koper. Oke, tinggalkan Mamaku. Malam sudah hampir habis. Biarkan aku tidur nyenyak malam ini.

****

Sydney, 3 November 2016. 09.00 waktu sekitar.

Hey Sydney! kau adalah musuhku 5 hari kedepan!

Selamat hari Kamis dari Devan di Sydney! tentu aku bahagia menginjakkan kaki di kota yang membuatku penasaran ini.

"Devan!" Yap! Aku tau kau sudah menebak suara siapa yang memanggil namaku itu. Dheannisa. Gadis itu berlari dari tempatnya menuju seorang Devan yang mungkin dia rindukan. Cantik sekali, beda dengan 2 tahun yang lalu saat prom night.

"I miss you" ucap gadis cantik di hadapanku ini dan langsung memelukku erat. aku tau aku memang pantas mendapatkan itu.

"i miss you too"

Sudah cukup kangen-kangenan nya. Takut ada yang cemburu, hehe. Aku diajak Dhea ke sebuah coffee shop di Sydney. Berbincang berdua seperti sepasang kekasih. Aku sekarang tau banyak sekali hal-hal baru tentang Dhea. Dhea ini benar-benar membuatku meleleh, apalagi ketika dia tersenyum.

"kau tau? aku sudah lama tidak makan roti isi milikmu yang kau bawa tiap pagi"

"hahaha kau ini, bagaimana Jakarta tanpaku?"

"Jakarta jadi tambah macet"

"kau pikir aku polisi lalu lintas?" Dia tertawa. Senangnya.

"kau tidak kekampus?"

"sedang libur, kau datang diwaktu yang tepat"

"kalau begitu aku mau kau ajak aku mengacak-acak kota Sydney ini"

"Haha okey!"

Aku kira liburanku kali ini akan menjadi liburan yang membosankan. Tapi ternyata tidak. Bahkan aku bisa secepat itu melupakan Jakarta. Sampai aku lupa memberikan kabar kepada orang-orang yang ada di Jakarta kalau aku sudah menginjakkan kaki di Sydney. Dan aku sama sekali lupa untuk izin ke kampus selama 5 hari. Aku tidak peduli, lupakan itu. Yang harus kau tau adalah, aku bahagia saat ini bersama Dheannisa.

DHEANNISA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang