Saat itu aku masih duduk di kelas tiga sekolah dasar. Seperti dulu, saat masih di taman kanak-kanak, aku selalu diantar pulang oleh guruku. Ya, ayah dan ibuku terlalu sibuk untuk menjemputku ke sekolah.Aku dan keempat temanku bersekolah di tempat yang berbeda. Jinyoung, Jihoon dan Woojin bersekolah di salah satu sekolah negeri di pusat kota. Sedangkan aku dan Daehwi bersekolah di sekolah swasta yang berbeda.
Sore itu setelah aku berterima kasih pada guruku yang telah mengantarku pulang, gerakanku untuk membuka pintu tertahan begitu suara Daehwi terdengar memanggil namaku.
"Seol-ah, ayo ikut denganku! " walaupun sudah masuk sekolah dasar, Daehwi tidak sedikit pun merubah sifatnya. Ia masih suka menangis sesekali.
Aku lalu membalikkan badanku dan mengikuti langkah Daehwi menuju rumah Jinyoung. Bisa kulihat mobil Jinyoung yang terparkir di depan rumahnya. Bahkan juga ada Woojin dan Jihoon di sana.
"Ibu Jinyoung sudah menelpon ibumu tadi. " ujar Daehwi tanpa menghentikan langkahnya. Ia lalu menoleh padaku, menunggu responku.
"Untuk apa? "
"Tentu saja untuk memberitahu ibumu bahwa kau ikut serta dalam acara sore ini. " Daehwi tersenyum di akhir kalimatnya. Aku lalu mengangguk mengerti seraya merapikan letak tasku.
"Acara apa? "
"Acara ulang tahunku. " pertanyaanku dijawab oleh Jinyoung yang entah sejak kapan berdiri sejajar denganku. Saat itu aku benar-benar ingin meminta maaf padanya karna melupakan hari ulang tahunnya. Tentu saja dalam bayangaku acara itu akan berjalan sangat seru.
"Eoh? Kau sudah pulang, Seol-ah? " tanya ayah Jinyoung yang terlihat begitu siap merayakan ulang tahun anak bungsunya itu. Aku mengiyakan pertanyaan itu sebagai jawaban. Mendengar percakapan singkatku dengan ayah Jinyoung, Jihoon dan Woojin yang tengah membantu Joohyun ( kakak Jinyoung ) memasukkan beberapa barang ke dalam bagasi mobil langsung menghampiriku.
"Kukira kau tidak akan datang, Seol-ah. "
"Daehwi yang mengajakku. Aku lupa hari ini Jinyoung berulang tahun. " ungkapku seraya tertawa hambar di ujung kalimat. Jihoon dan Woojin lalu mengangguk tanda mengerti.
"Seol-ah, tinggalkan saja tasmu di dalam dulu. Kau pasti akan repot nanti. " ujar ibu Jinyoung sebelum aku masuk ke dalam mobil. Dan ya, tas itu berakhir aku tinggalkan di sofa ruang tamu rumah Jinyoung.
Saat itu aku masih kelas tiga sekolah dasar. Aku tidak terlalu hafal dengan jalanan. Mobil yang dibawa ayah Jinyoung melaju dengan kecepatan standar di jalan tol. Awalnya kukira acara ulang tahun Jinyoung akan diadakan di sebuah restoran ayam yang biasa memberi pelayanan ulang tahun anak-anak.
Tapi ternyata tidak. Ayah Jinyoung membawa kami semua ke kaki bukit. Tempat yang indah, serta nyaman. Setelah sampai di sana, barulah aku mengerti mengapa Joohyun, Jihoon dan Woojin memasukkan banyak sekali barang ke dalam bagasi mobil. Ya, apalagi jika bukan perlengkapan piknik.
"Kajja, kita gelar tikarnya. " aku yang merasa tidak membantu apapun sejak awal beranjak dari tempatku untuk mengambil tikar yang telah terletak di atas rerumputan. Aku lalu memberikannya pada ayah Jinyoung.
Yang aku lakukan setelah itu hanyalah berdiri seraya memainkan ujung rokku yang berwarna coklat. Semua yang harus dikerjakan dengan cepat terselesaikan. Tikar piknik dengan warna cerah, keranjang berisi makanan, sebuah cake ulangtahun lengkap dengan lilin dan beberapa piring juga gelas tersusun dengan rapi.
"Saengil chukkhae, Baejin-ah! " baik aku, Jihoon, Daehwi, Woojin, Joohyun, maupun ayah dan ibu Jinyoung, mengucapkan kalimat yang sama begitu lagu selamat ulang tahun selesai dinyanyikan. Jinyoung terlihat begitu senang. Ia tersenyum lebar sampai matanya menyipit lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] the first snow • bae jinyoung
Fanfictionmy heart bruised, something fall on my hand; is it tears or is it because of the first snow? ©misseubyun, 2017