Suasana asrama yang begitu tenang. Ya tenang, karena hari menjelang malam. Seruluh penghuni asrama terlelap, kecuali namja mungil yang sedang serius membaca.
Brakk...
Namja mungil itu terlonjak kaget karena pintu kamarnya yang dibuka secara kasar. Menampilkan wanita cantik dan...
"Jimin... Jimin... Iliwa Jimin-ah"
Seakan terhipnotis Jimin mengikuti wanita tersebut hingga disebuah perpustakaan yang ada diasrama.
Wanita itu berbalik dan menghadap Jimin. Berhenti di sebuah rak buku yang tak pernah terjamah oleh siapapun.
Wanita itu tersenyum manis, melambaikan tangan naik dan turun seakan mengajak Jimin untuk mendekat.
"Iliwa jimin-ah.. "
Selangkah Jimin mendekat, wanita tersebut malah menghilang seakan tenggelam didalam rak buku tersebut.
Perlahan kelopak mata indah itu terbuka. Tersadar apa yang terjadi Jimin bangun dan bersandar dikepala ranjang. Seolah lelah apa yang telah terjadi. Menghembuskan napas dan mengusap wajah dengan kasar.
"Mimpi itu lagi?" tanya seseorang seakan hafal apa yang telah terjadi pada Jimin.
"Ya.. Begitulah hyung," yang di panggil hyung hanya beroh ria.
"Hyung~~~" Jimin bangkit dari ranjangnya.
Seakan tau apa yang akan Jimin katakan, orang yang dipanggil Jimin hyung tersebut memasang ekspresi muak akan sikap manja Jimin.
"Geumanhae.."
"Oh ayolah Hoseok hyung.. Han beonman jebal" berkedip-kedip dan memasang muka memelas.
"Astaga Jimin.. Pokoknya kalau terjadi apapun aku tak ikut-ikutan.. Tanggung sendiri dan jangan bawa-bawa namaku.. Mengerti!"
Berbekal senter kedua siswa yang diyakini adalah Jimin dan Hoseok mengendap-ngendap memasuki ruangan yang kira-kira lebih besar dari stadion sepak bola.
Mereka berhenti ditempat tujuan dan menghembuskan nafas lega karena tak ketahuan oleh siapapun.
"Kau yakin disini?" tanya Hoseok sembari mengedarkan mata takut ada yang melihat mereka.
"Aku yakin seratus persen ini tempatnya hyung. Karena aku sering bermimpi dan diajak wanita dalam mimpiku ketempat ini." Jimin berjinjit meraih buku dirak paling atas mencoba mencari sesuatu yang mungkin itu petunjuk dari mimpi anehnya.
"Oh?! Hyung lihat apa ini? " Jimin menemukan sesuatu yang berbeda dari buku lainnya.
Buku tersebut diselimuti debu tebal seakan sudah lama tak dibaca selama ratusan tahun.
"Yak!! Yak!! Jangan buka buku sembarangan Jimin, kau tahu mungkin itu buku kutukan atau semacamnya, kau tak ingat bahwa asrama kita ini seperti istana yang ditinggalkan penghuninya karena kutukan?! "
Hoseok mencoba memperingati Jimin namun seakan tuli Jimin tetap membuka buku tersebut. Jimin membuka asal halaman tersebut, dan membaca kalimat yang tertangkap oleh matanya lebih awal.
"mengalir kekuatan cinta kasih sayang, mematahkan kutukan kejam. Hilang menghilang dan pergi" Jimin dibuat bingung dengan kalimat tersebut. Saat Jimin ingin melanjutkan kalimat selanjutnya...
"Yak!! Siapa disana?! Dasar anak nakal dimalam seperti ini kalian berkeliaran." datang penjaga keamanan asrama yang biasa datang untuk mengecek siswa dan siswi saat malam hari agak tak berkeliaran diluar.
"Gawat Jimin kita harus segera pergi dari sini!!" panik Hoseok, mati lah mereka apa bila keamanan menemukan mereka berkeliaran diperpustakaan saat jam tidur seperti ini.
Jimin yang melihat kejadian itupun menghentikan acara membaca buku aneh tersebut,dan menarunya asal dirak buku.
"Tenanglah hyung.. Gaja kita lewat sini," Jimin memimpin jalan agar keluar dari perpustakaan.
Disisi lain........
"mengalir kekuatan cinta kasih sayang, mematahkan kutukan kejam. Hilang menghilang dan pergi"
Byuuusss......
Asap putih mengepul keluar dari sisi-sisi peti tua dengan ukiran yang tak mengerti apa maksud ukiran aneh tersebut.
Bergeserlah tutup peti tesebut. Di dalam peti tersebut terdapat seseorang yang di yakini adalah drakula tampan luar biasa. Pipi tirus, bibir tipis sedikit pucat, hidung bangir,rahang yang tegas serta tubuh yang begitu ideal dengan otot-otot kokoh yang menghiasi tubuhnya.
Perlahan sepasang mata tersebut terbuka, manampilkan bola mata bulat berwarna merah darah.
Terbangun secara perlahan, menggerakkan kepala kekiri dan kekanan untuk merenggangkan otot lehernya yang kaku tersebut.
Dihurup kuat-kuat oksigen seakan tak ada lagi waktu untuk bernafas.
"Sudah berapa lama aku terkurung?" drakula itu bertanya entah kepada siapa.
Drakula tersebut keluar dari ruangan yang seperti gereja tua yang sudah lama tak terpakai.
Ia berjalan menelusuri jalan setapak hingga sampai di pinggir jalan raya. Ia berjongkok dan menyentuh jalan beraspal tersebut.
"Ige meoya?" terharan-heran akan hal tersebut. Mencoba berpijak dijalan aspal tersebut dengan ragu. Saat dirasa tidak terjadi apapun ia berlompa-lompat hingga ketengah jalan.
Ia melihat sebuah cahaya yang sangat terang menuju kearahnya.
Ia berhenti berlompat-lompat dan segera menegakkan tubuhnya, diangkat dagunya seakan-akan ia tak takut dan menantang cahaya terang tersebut.
"Wahai mata iblis.. Aku tak takut dengan mu.. Majulah lawan aku.. Aku Jeon Jungkook ,keluarga drakula bangsawan yang tak takut apapun.. Majulah!!!" memasang muka sombong dan menantang dengan sebelah alisnya yang di angkat menambahkan aura kekuasaannya.
Cahaya itu makin mendekat mendekat dan..
Tinnnnn...... Tinnnn... Tinnnn...
"Yak!! Mau mati hah!! Dasa gila" yaaa ternyata cahaya itu adalah kendaraan truk mengangkut kayu yang memarahi drakula tersebut karena dibilang ingin mati.
"Hah?? Apa itu?? Kotak besar berjalan? Dengan mata Iblis?! " Jungkook bermonolog.
Tbc.
________________________________
Salken.. Maaf atasa kekurangan ff-nya, semoga kalian menikmati 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Buku Jeon (KookMin) [END]
FantasyJeon Jungkook keturunan Drakula Bangsawan yang dikurung didalam peti. Tiba-tiba sebuah keajaiban peti terbuka. Siapakah yang membebaskan Jungkook dari peti yang beratus-ratus tahun mengurungnya.. ⚠ BxB Yaoi ⚠ ❌ Homophobic dilarang kesini ❌ Inget ini...