8

4.3K 565 270
                                    

Pemuda Bangsawan bersurai hitam legam itu hanya bisa membuntuti namja mungil didepannya.

"Kau pakai ini?  Ah, tidak-tidak..  Ini terlalu ramai, emm... Bagaimana yang ini? Kau suka? " setiap pakaian, yang dilihat oleh Jimin selalu dicocokkan ke Jungkook, menanyakan ke sang bangsawan namun pertanyaannya pun dijawab sendiri oleh Jimin.

Mereka mengelilingi toko pakaian ternama tersebut sekitar 3 jam, hanya untuk memilih pakaian untuk Jungkook. Jungkook hanya diam dan menganggung saat ditanya, ia menyerahkan semuanya pada Jimin.

Saat dikasir untuk membayar semua pakaian yang Jimin pilih. Jimin mengadahkan tangan kanannya kearah Jungkook, bermaksud meminta uang untuk membayar pakaian Jungkook.

"Apa? "

"Uang, kau berbelanja ke Mall membawa uang kan? " Jimin berbisik, ia tak enak hati saat semua total belanjaan sudah disebutkan oleh kasir tapi mereka tak membawa uang.

"Oh, aku hanya diberi benda pipih ini oleh samchon." Jungkook memberikan black card yang diberi Namjoon kepada Jimin.

"Waw,  daebak.. Kau, pamanmu... Wahhh, lalu pasword kartu ini kau tahu? "

"Aku hanya diberi ini oleh samchon..  Dan katanya berikan padamu" Jimin menghembusakan nafas lelah.

"Kalau kau tak tahu pasword kartu ini, percuma saja Kook.. "

"Emm..  Kata samchon kodenya adalah tanggal lahir mu, pasword itu apa Jimin-ah ?"

"Nanti aku jelaskan, sekarang kita bayar ini semua.. "

Tanpa mereka sadari sesosok yeoja bersurai panjang bewarna blonde, memperhatikan mereka.

"Kau semakin tampan Bangsawan Jeon.. "

Yeoja itu menyeringai, dengan lipstik merah menyala menghiasi bibir plumnya.

"Ini saja nona?  Apa anda mau melihat koleksi tas terbaru kami? " Yeoja itu menoleh.

"Aku ambil, seperti biasa tak ada yang tak bisa aku dapatkan. " Mata yeoja itu berganti menjadi abu-abu. Pelayan toko yang melayani yeoja itu pun bergidik ngeri karena aura aneh yang terdapat pada yeoja yang ia layani.

.

.

.

Mereka saat ini sedang beristirahat ditaman dekat kota.

"Pakaian sudah, ponsel sudah, sepatu sudah..  Ahh satu lagi, seragam mu belum kita ambil, nanti sekalian jalan pulang saja ya Jeon.. " Jungkook tak merespon ucapan Jimin sama sekali. Ia hanya fokus pada sesosok hewan melompat-lompat yang sedang bermain dengan anak kecil yang menggemaskan.

"Jeon?  Yak! Jeon Jungkook?! "

"Lapar," Ujar Jungkook sangat lirih. Tapi pergerakan bibir Jungkook dimengerti Jimin.

"Kau lapar? Ayo kekedai terdekat" Jimin menggenggam tangan Jungkook kembali, Jimin tak mau terulang kambali hal seperti tadi apabila Jungkook lepas dari genggamannya.

Beberapa menit kemudian mereka sampai dikedai. Mereka duduk bersebelahan dikursi tanpa sandaran, kedai ini sederhana namun yang terpenting enak dan mengenyangkan maka dari itu kedai ini selalu ramai sampai-sampai mereka rela mengantri demi makan disini. Sambil menunggu makanan yang mereka pesan, Jimin mengeluarkan ponsel baru yang tadi mereka beli.

"Ponselmu sudah bisa kau pakai, akan aku beri nomerku, bila ada perlu kau hubungi aku..  Kau hanya ikuti tuntunan pada buku panduan ini, ingat ponsel bukan untuk dibenturkan, belajarlah sendiri.. Arraso? " Jungkook mengangguk seperti anak kecil yang menggemaskan.

Buku Jeon (KookMin)  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang