"Tuanku.. Anda baik-baik saja? "
Karena tak ada respon apapun dari Jungkook, Namjoon memegang bahu Jungkook. Barulah Jungkook sadar dari lamunannya.
"Oh kau, ada apa? "
"Begini Tuanku, sepulang sekolah anda dan Jimin akan pergi ke Mall dipusat kota.. Maafkan hamba, hamba tak bisa menemani anda untuk membeli kebutuhan anda, Tuanku" Sedikit kikuk saat menyampaikannya, Namjoon tak bisa menemani Tuannya karena ada urusan tertentu.
"Ahh.. Gwaenchanha, mungkin akan menyenangkan bila menghabiskan waktu dengan Jimin."
.
.
.
Bel pulang berbunyi, saatnya para siswa untuk kembali keasrama mereka. Dengan terburu-buru Jimin memasukkan semua peralatan belajarnya kedalam ransel birunya. Karena dipikirannya saat ini, ia lelah dan rindu dengan ranjang empuknya.
"Jimin-ah kau ingin kemana? "Jimin mengerutkan keningnya, apa Jungkook tak tahu bahwa ia sangat lelah.
"Keasrama tentunya Jungkook... Kepalaku sangat berat dan rasanya aku ingin memanjakan diri dikasurku. " Tiba-tiba Jungkook memegang kepala Jimin, memeriksa seberapa besar kepala Jimin dengan membuat lingkaran pada jari tangannya, lalu dicoba dikepala miliknya.
"Kepalamu normal, tidak besar dan kenapa kepalamu bisa berat? "
"Jeon Jungkook, jebal jangan membuat diriku untuk melahapmu bulat-bulat, aku sedang tak ingin bercanda.. " Jimin begitu lelah ditambah lagi dengan lelucon Jungkook yang membuat kepalanya serasa ingin pecah.
Jimin bangkit dari kursinya, namun pundaknya ditahan oleh Jungkook sehingga ia kembali duduk dikursinya.
"Arrgghh, apa lagi eoh?? "
"Kau disuruh pamanku untuk menemaniku kepusat kota untuk berbelanja."Jimin merosotkan punggungnya. Ia agak ragu untuk membawa Bangsawan hutan ini ke Mall, oh ini bisa gawat.
"Baiklah, tapi berikan waktu untukku istirahat dulu.. Nanti aku akan kekamarmu kalau aku sudah merasa lebih bugar. "
.
.
.
Setelah perbincangan tadi, Jimin serta Jungkook kembali keasrama. Jimin tentu saja tanpa peduli ia masih memakai sepatu dan seragam lengkap, langsung saja tidur dikasur tercintanya.
Lain lagi dengan Jungkook. Sesampai dikamarnya, Jungkook segera membuka lemari besarnya. Memilih pakaian apa yang ia harus kenakan untuk pergi nanti.
Jungkook menutup lemarinya sedikit keras karena ia tak menemukan pakaian yang cocok. Pasrah jadi ia hanya menunggu hingga Jimin kekamarnya.
Sudah dua jam, tapi Jimin tak kunjung datang. Akhirnya Jungkook memutuskan untuk menemui Jimin lebih dahulu, entah takdir apa saat Jungkook hendak membuka pintu pas sekali orang yang ditunggu-tunggu ada didepan kamarnya. Tangan Jimin melayang diudara hendak mengetuk pintu,namun Jungkook lebih dulu membuka pintu.
"Ji.. "
"Ya.. Kau ingin ke Mall atau ingin kepesta eoh?! " Jimin mendorong dada bidang Jungkook sehingga Jongkook masuk kembali kekamarnya.
Saat mereka benar-benar didalam kamar Jungkook, Jimin dibuat terkagum-kagun sebab kamar yang Jungkook tempati ternyata lebih mewah dan luas dibandingkan kamar lainnya.
"Apakah ini kamar VIP untuk sang pemilik gedung asrama? Waahh daebak, aku merasa dikamar pangeran dalam dongeng.. " Jimin berjalan mengelilingi kamar Jungkok, sesekali meraba benda-benda unik yang terdapat dikamar tersebut, Jimin lupa bahwa tujuannya tadi adalah memilihkan pakaian yang tepat untuk Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Buku Jeon (KookMin) [END]
FantasyJeon Jungkook keturunan Drakula Bangsawan yang dikurung didalam peti. Tiba-tiba sebuah keajaiban peti terbuka. Siapakah yang membebaskan Jungkook dari peti yang beratus-ratus tahun mengurungnya.. ⚠ BxB Yaoi ⚠ ❌ Homophobic dilarang kesini ❌ Inget ini...