Zed's POV
Aku dan Zack menunggu dad dan granny di ruang tv sembari menonton Adventure Time sedangkan mom sedang berbaring di kamar. Adventure time adalah salah satu kartun favorite kami selain Oggy and the Cockroaches. Kami sangat menikmati tayangan kartun itu, tapi lama-lama aku merasa jenuh karna dad sangat lama.Aku pun melompat—turun dari sofa dan berjalan menuju telphone rumah yang ada di pojokan ruangan. Kuangkat gagang telphone lalu menekan satu per satu nomor telphone daddy yang mom tuliskan lalu di tempelkannya pada nakas.
"Hallo?" Itu adalah suara daddy. "Dad? Daddy dimana? Kenapa lama sekali? Aku sudah sangat merindukan granny." Kataku menggerutu.
Aku bisa mendengar kekehannya sebelum berkata "Daddy sudah bersama granny dan sebentar lagi kita akan sampai. Hanya butuh beberapa detik lagi." Kata daddy bersamaan dengan suara mobil daddy yang diparkirkan di garasi. Aku segere menutup gagang telphone dan berlari bersamaa dengan Zack menuju pintu depan dan membukanya.
Aku dan Zack segera memeluk granny dan dia menggendong kami. "Oh! Cucu-cucuku! Kalian tumbuh menjadi pria yang lucu dan tampan!" Kata granny sebelum mencium pipi kami satu persatu.
"Astaga, kalian sangat mirip dengan Harry. Owh! Kalian sangat tampan!" Tambahnya. "Terima kasih Granny. Kami juga sangat merindukanmu." Kataku. "Benar, kami merindukan rambut putih mu." Tambah Zack yang langsung dibalas dengan tatapan galak daddy dan juga gelak tawa granny.
"Rambut granny kan belum putih semua." Balasnya.
"Sudah Zack, Zed. Biarkan granny beristirahat, sebaiknya kalian bereskan mainan kalian di ruang tamu." Kata Dad dan dibalas dengan wajah masam kami.
Harry's POV
"Ayo, ma! Aku antar ke kamar." Kataku sembari membawakan tas mama menuju kamarnya. Mama mengikutiku dan bertanya "Dimana Abel?""Dia sedang istirahat di kamar, ma." Jawabku bersamaan sembari membukakan pintu kamar untuk mama, lalu meletakan tasnya di atas kasur. "Sebaiknya mama istirahat dulu, baru temui Abel." Kataku dan mama mengangguk.
"Baiklah, aku akan membuatkan teh untuk mama. Jika ada perlu apapun, aku ada di kamar." Kataku sebelum berlalu menuju dapur untuk membuatkan teh.
"Dad!" Bocah-bocah itu memanggilku saat aku melewati ruang tv. "Apa?" Aku menoleh. "Kami sudah membereskannya, apa kami boleh bermain degan granny?" Tanya... ergh, aku tak tau dia Zack atau Zed. Aku sudah lupa apa perbedaan mereka.
"Granny masih istirahat, kalian akan bermain bersama granny setelah granny istirahat." Jelasku.
"Apakah granny istirahat cukup lama?"
"Sayang, UK dan US itu cukup jauh. Tentu granny lelah dan granny memerlukan istirahat yang cukup. Apa kalian granny sakit?" Tanyaku menakut-nakuti mereka dan langsung dijawab dengan gelengan dari mereka. "Kalau begitu, sebaiknya kalian bermain di kamar dan jangan ribut." Kataku lalu berlalu menuju dapur untuk membuat teh.
Setelah itu aku membawa teh hangat itu menuju kamar mama yang sedang merapikan isi tasnya ke dalam lemari. "Ini ma, minum dulu." Kataku sembari meletakan teh hangat itu ke atas nakas.
"Ya, terima kasih." Jawab mama sebelum berhenti merapikan isi tasnya dan menyeruput teh yang baru saja ku letakan. "Bagaimana keadaan Abel?" Tanyanya.
"Aku belum mengechecknya dan dia tak tau bahwa kau ada disini. Aku ingin memberinya kejutan." Jelasku. "Tapi dia sedang sakit." Jawab mama lalu meletakan teh tadi ke nakas dan berjalan keluar kamar.

YOU ARE READING
Fanzone 3
FanfictionHal paling menyebalkan adalah ketika dad memanggilku Zed. Aku kesal karena dia tidak bisa membedakan antara aku dan Zed. -Zack Mom bilang aku lebih mirip dirinya karena aku memiliki selera humor yang baik. Sedangkan Zack, dia mirip seperti dad yang...