Harry's POV
Dua minggu sudah Abel keluar dari rumah sakit. Keadaannya sekarang stabil dan sangat sehat, tapi dia masih sedikit terguncang saat mengetahui jika dia-kami harus kehilangan bayi kami. Abel belum bisa merelakan itu. Tapi ketulusan hatinya membuat dirinya tidak dendam terhadap siapapun, bahkan Camille yang membuat kami harus kehilangan bayi kami.Tentu saja aku mengerti perasaan Abel, kami sangat terpukul. Dunia yang kejam ini tidak membiarkan kami untuk beristirahat dari sorotannya. Salaupun aku sudah mengatakan untuk memberi Abel dan aku waktu, wartawan berita tetap mengejar kami dan mencoba untuk menggali lebih dalam.
Aku merasa kasihan pada Abel dan juga kedua putraku. Mereka sering menanyakan Abel yang belakangan ini mulai jarang bermain dengan mereka. Aku sering menemani mereka sampai mereka tidur dan mereka mulai mengatakan jika mereka merasa ada sesuatu yang hilang. Mereka rindu bermain bersama dengan ibu mereka. Aku hanya bisa mengatakan pada mereka untuk mendoakan Abel.
Aku harus selalu sigap untuk melindungi dan menjaga kekuargaku. Setiap malam Abel selalu mulai mengigau dan menjerit-jerit karena mimpi buruk. Aku memeluknya dan dia mulai menangis dan menceritakan semua isi mimpi buruk yang ia alami. Setiap malam dia akan memimpikan mimpi yang berbeda, namun dengan makna yang sama. Kehilangan bayi kami. Entah itu diculik, entah itu mati dimakan hewan buas, tapi yang pasti...tak ada satu orang tua pun di dunia ini yang rela anaknya berakhir seperti yang ada di mimpi Abel. Lalu aku menenangkannya sampai dia tertidur kembali.
Pada hari-hari awal Abel keluar dari rumah sakit, mama dan mom tinggal beberapa hari untuk membantuku mengurus Abel. Tapi semenjak mereka pulang, aku harus ekstra untuk mengurus keluargaku.
Pagi harinya aku harus membangunkan Zack dan Zed, lalu memandikan mereka, memakaikan mereka baju, merapikan rambut mereka, menyiapkan mereka sarapan, dan terkadang aku harus mengantar mereka ke rumah Kirana untuk bermain. Setelah itu aku pergi mandi sebelum membangunkan Abel dan menyiapkannya sarapan. Lalu setelah itu aku dan Abel sarapan bersama-sama. Aku juga tidak lupa mencuci piring kotor sebelum mengajak dan menemani abel berkeliling komplek untuk menenangkan pikirannya yang masih terguncang. Aku juga harus sigap saat dia sudah panik karena banyak paparazi yang berusaha mengambil foto kami berdua, dan lebih parah lagi....menanyakan kondisi Abel dan bayi kami yang sudah tiada.
Ingin rasanya meminta bantuan jasa asisten rumah tangga, tapi aku tau persis Abel yang tidak menginginkan kehadiran orang lain di rumah kami. Belum lagi belakangan ini banyak kejahatan yang dilakukan asisten rumah tangga. Abel sangat mengkhawatirkan Zack dan Zed. Begitu juga denganku.
Aku juga harus membersihkan lantai dan karpet, sofa juga. Aku harus selalu merapikan itu karena Abel yang memiliki alergi debu. Jika Abel terkena debu di sebuah ruangan, dia akan bersin terus menerus, matanya akan sangat gatal sampai memerah dan membengkak. Abel juga alergi terhadap dingin. Mungkin dirinya tidak merasa kedinginan, tapi tubuhnya berkata lain. Saat tubuhnya merasa kedinginan, hidungnya akan tersumbat dan akan sangat sulit untuk bernapas, sampai-sampai dia terbangun dari tidurnya. Tapi yang membuat hidungnya tersumbat bukanlah ingus, entah itu apa...tapi yang jelas sesuatu itulah yang menbuatnya sulit untuk bernapas. Aku harus sigap untuk mematikan pendingin ruangan saat Abel mulai bergerak-gerak dalam tidurnya agar dia tidak perlu terbangun.
Mama bercerita padaku bahwa semua alerginya ini diakibatkan dari asmanya. Saat kecil Abel sangat mudah sesak nafas, lalu dokter menyarankan untuk terapi berenang dan satu tahun kemudian sesak nafas itu tidak pernah kembali, begitu juga dengan hembusan nafas yang mengeluarkan suara (bengek) nya. Tapi hilangnya mereka justru memunculkan alergi, asma memang begitu. Saat inti penyakit itu menghilang, maka akan muncul sesuatu yang baru seperti alergi. Mama bilang bahwa mama juga seperti itu karena mama lah yang menurunkan genetik asma pada Abel, tapi mama tidak separah itu. Mata mama tidak pernah bengkak seperti Abel.
Dan genetik itu turun pada Zack. Saat usianya baru dua hari dokter memasangkan kanula untuk membantunya bernapas. Dan sejak itu lah Zack dinyatakan memiliki asma. Dan saat mereka menginjak usia dua tahun, aku mulai sering mengajak Abel, Zack, dan Zed untuk berenang walaupun mungkin hanya bermain air dan aku bersyukur jika Zack tidak perlu memakai kanula lagi. Tapi alergi yang ditimbulkan adalah dia akan merasa gatal jika kedinginan dan itulah sebabnya aku selalu memasangkan kaos kaki padanya.
Jujur, aku merindukan tawa dan omelan Abel. Aku juga merindukan senyumannya padaku, tapi Abel selalu tersenyum pada Zack dan Zed. Tapi walau begitu aku masih bersyukur untuk bisa melihatnya tersenyum.
![](https://img.wattpad.com/cover/113312356-288-k930446.jpg)
YOU ARE READING
Fanzone 3
ספרות חובביםHal paling menyebalkan adalah ketika dad memanggilku Zed. Aku kesal karena dia tidak bisa membedakan antara aku dan Zed. -Zack Mom bilang aku lebih mirip dirinya karena aku memiliki selera humor yang baik. Sedangkan Zack, dia mirip seperti dad yang...