"Bertemu denganmu adalah hal terindah yang tak pernah terbayangkan olehku untuk mengalaminya."
.
.
.----------------------------------------------------
Serendipity
.
Februarieskies
.
Vmin ☆ Kim Taehyung, Park Jimin
.
T
.
Friendship
-----------------------------------------------------
.
.
.Jingga. Bukan kuning, bukan pula merah. Temaram yang seolah kesepian menyelipkan jingga di sela tubuhnya, menghangatkan segala sepi yang tak jarang singgah. Pun hujan bernyanyi dengan merdu dipayungi awan, sesekali menari dengan sang jingga di garis peristirahatan surya.
Dengannya, semua terasa jingga. Hangat dan bersahabat, nyaman dan menenangkan. Ketika bersama Jimin, Taehyung merasa segalanya berubah jingga. Manis bercampur sedikit candaan yang terasa masam di lidahnya.
Park Jimin. Serangkai nama dengan tiga silabel di dalamnya. Tiga silabel yang mewakili setiap warna yang ia dengar dari suara lembutnya. Tiga silabel yang mewakili setiap warna yang ia kecap dari indah nyanyiannya.
"Asin sekali, Jim! Kau bernyanyi terlalu cepat dari ritme aslinya," ujar Taehyung mengomentari. Sedangkan yang dikomentari hanya menghela napas lelah.
"Ini sulit sekali, Tae ... sepertinya aku batal ikut saja," rajuknya dengan nada frustasi. Ia, Park Jimin, melangkah ke sudut ruangan untuk meraih seteguk air berharganya.
"Hei, jangan begitu! Kau hanya perlu menikmati lagunya dan menyanyikannya dengan pas. Jangan terlalu tegang dan terburu-buru ingin selesai, dengan begitu rasanya akan manis seperti seharusnya. Suaramu itu memiliki rasa vanila juga lemon di saat bersamaan, unik dengan cara tersendiri, jangan disia-siakan!"
Penuturan Taehyung agaknya berhasil membuat Jimin kembali bersemangat. Ia harus berlatih sebaik mungkin. Dengan begitu, ia yakin bisa lolos seleksi perwakilan kompetisi menyanyi antar sekolah.
"Masih asin, ulang!"
Jimin mengangguk. Ia sama sekali tak tersinggung dengan penuturan sahabatnya itu; Taehyung adalah sosok yang paling ia andalkan.
Sebagian orang yang melihat interaksi keduanya saat ini, mungkin akan merasa heran dan menganggap Taehyung, sang pengomentar, sangatlah aneh.
Mana mungkin suara memiliki rasa? Suara untuk didengar, bukan untuk dikecap dengan lidah. Namun, apa yang dikatakan Taehyung adalah benar adanya. Taehyung sama sekali tidak berbohong dengan apa pun yang terucap dari bibirnya.
Kim Taehyung terlahir istimewa. Ia bisa melihat warna-warni nada beterbangan di sekitarnya. Ia bisa mengecap rasa manis, asin, asam, pahit, hingga berbagai macam rasa lain saat telinganya menangkap suara.
Tidak, Kim Taehyung tidak gila. Pun ia bukanlah pengkhayal apalagi pecandu narkotika.
Para psikolog menyebutnya synthesia. Kondisi di mana persepsi seseorang tercampur-campur. Entah itu angka dengan warna, nada dengan warna, atau bahkan emosi dengan tekstur benda. Synthesia bukanlah penyakit, melainkan kondisi unik otak yang kebetulan hanya dimiliki sebagian kecil manusia di dunia.
Malam sudah larut ketika dua sahabat itu selesai berlatih. Prajurit malam tampak berkelip mengelilingi sang dewi yang bersinar keperakan. Bunyi gemerisik dedaunan yang bergesekkan tertiup angin, juga suara ringan derap langkah mereka seakan menjadi melodi tersendiri bagi Taehyung. Pemuda itu terdengar menyenandungkan nada yang terdengar begitu pas dengan suasana malam ini.
Jimin tersenyum. Sahabatnya ini begitu spesial. Hanya ada satu di Kim Taehyung di dunia, dan Jimin merasa beruntung bisa bertemu dengannya.
"Apa yang kau rasakan sekarang?" Tanya Jimin tanpa menghentikan langkahnya, menatap Taehyung yang kini terpejam menikmati angin malam. Apa ia tidak takut tersandung?

KAMU SEDANG MEMBACA
FOR YOU [Requested Fic]
Разное[BTS Oneshoot Collection - Close request] Cast : -Kim Namjoon -Kim Seokjin -Min Yoongi -Jung Hoseok -Park Jimin -Kim Taehyung -Jeon Jungkook Genre : brothership, family, friendship, comfort, angst, fluff, other. (Tidak menerima request bergenre rom...