.
.
.
.
.Happy Reading
.
.
.
.
.Author Pov
Hannyoung High School
Suasana sekolah masih lengang.
Hanya ada beberapa siswa yang tampak berlalu lalang. Seorang pemuda berbadan kurus dan cukup mungil untuk ukuran seorang remaja pria tampak berjalan santai menyusuri koridor.Aiden Lee sengaja datang lebih pagi, bukan tanpa tujuan tapi karena ia enggan manjadi pusat perhatian. Sebenarnya Aiden sangat sadar jika di hari pertama ia bersekolah ia sudah menjadi bahan perhatian siswa siswi di sekolah ini. Aiden tidak mengerti kenapa mereka seperti itu. Ia hanya menyimpulkan kemungkinan mereka bersikap seperti itu karena di hari pertama saja dia sudah bermasalah dengan sang idola sekolah.
"Aiden ah, kenapa pagi sekali kau datang?" Jeon Seokyung muncul dari arah berlawanan.
"Kau sendiri kenapa malah muncul dari arah sana?" Aiden bertanya, ia tampak bingung.
"Oh, aku hanya sedikit merapikan pakaian di toilet," Seokyung menjawab dengan tersenyum, grogi bercampur salah tingkah sembari memandang wajah Aiden. Aiden ikut memandangi penampilan Seokyung dari atas sampai bawah.
Merapikan penampilan?
Lihat saja rambut yang berantakan, kancing kemeja yang terbuka sampai baris ke tiga, bibir yang terlihat bengkak dan apa itu?
Ada bekas kemerahan di bagian leher?
Ooh, Aiden mungkin boleh saja masih polos, belum terjamah atau menjamah, tapi otak dan matanya tak sepolos itu.
"Kenapa justru yang kulihat penampilanmu berantakan?" sebenarnya bukan bertanya tapi menyampaikan pendapat.
Seo Kyung terkesiap kala menyadari sahabat barunya ini tak cukup mudah dibohongi, "aahhh ... ya itu tadi ... ahhh, ayo kita segera ke kelas saja!" Ia segera menarik tangan Aiden menuju ke kelas mereka.
Baru saja mereka masuk ke dalam kelas yang hanya terdapat beberapa siswa dan entah sedang apa, dari arah pintu masuk melangkah sesosok namja tampan bertubuh kurus tinggi.
Melangkah tenang menuju tempat duduk barisan RedLine. Aiden tidak tahu namanya siapa, tapi ia tahu itu salah satu dari mereka.
Tapi ada yang aneh di mata Aiden, namja itu juga berpenampilan sama seperti Seokyung, rambut acak-acakan, kemeja yang kancingnya terbuka. Kemejanya tampak kusut sementara blazer biru malamnya justru tersampir di atas pundak lebarnya, bibirnya juga terlihat agak bengkak.
Aiden memicing memandang Seokyung yang sekarang terlihat sibuk dengan bukunya, lalu menoleh lagi pada namja di sana yang terlihat santai mengutak-atik ponselnya.
"Perasaanku saja atau penampilan mereka memang sama?" Aiden bergumam seorang diri.
"Pssttt! Kyung ah, namja itu siapa namanya?" Aiden menyenggol bahu Seokyung yang tampak asyik membaca bukunya.
"Huh? yang mana?" Seokyung refleks mengangkat wajahnya pada Aiden.
"Itu, salah satu dari RedLine, yang datang lebih dulu?" Aiden benar penasaran rupanya.
"Aahhh, itu Ahn Rui. Dia itu blasteran Korea-Jepang, kenapa Aiden ah?"
Aiden mengerutkan keningnya menyadari nada bicara Seokyung terdengar ceria dan bersemangat ketika menjawab pertanyaannya.
"Tak apa-apa, aku hanya penasaran saja karena tumben sekali mereka tidak datang bersama, biasanya mereka terlihat seperti F4." Di akhir kalimat terdengar mengejek.
"Ahhhh, ya mana aku tahu Aiden ah."
Sekarang wajah Seokyung terlihat memerah, sangat mencurigakan dan Aiden berusaha untuk meredam rasa penasarannya yang mengganjal, lalu mengalihkan perhatian pada bukunya.~~0~~
Hari ini Aiden enggan pergi ke kantin, perasaannya sangat tidak nyaman dengan tatapan para siswa.
"Oooh ayolah, Aiden ah, kenapa kau harus merasa begitu?" Seokyung masih merengek minta ditemani ke kantin.
"Aku merasa tak nyaman saja, Kyung ah," Aiden menjawab pelan.
"Mereka begitu karena kau berbeda," Seokyung menyampaikan isi kepalanya. Aiden mengerutkan keningnya, berbeda apa maksud Seokyung ini?
"Aku buruk ya?" Aiden bertanya lirih.
"Ahh, tidak! bukan begitu, Aiden ah, justru mereka begitu karena mengagumimu, kau terlihat berbeda dan itu menarik!" jawab Seokyung cepat, tak ingin sahabat barunya ini menyimpulkan sendiri pendapat di kepalanya.
"Bukan karena aku bermasalah dengan Hyunjoon?" Aiden menunduk.
"Mungkin itu salah satunya, tapi selebihnya karena kau itu menarik, bayangkan darah yang mengalir dalam dirimu ada setengah Korea, Kaukasia dan Melayu, bukankah itu unik?" Seokyung mengusap pucuk kepala Aiden gemas.
Aiden terdiam sesaat, berusaha mencerna ucapan Seokyung barusan sampai akhirnya ia setuju untuk pergi ke kantin bersama pemuda itu.
***
"Kuu di sini saja, aku yang akan ke meja counter!" Seokyung mendudukkan Aiden di kursi pilihan mereka seperti seorang ibu mendudukkan anaknya, Aiden hanya menurut saja. Sepeninggal Seokyung, Aiden hanya melipat tangannya di atas meja sambil memandangi sahabatnya yang tampak sibuk memesan ini itu di sana.
Hingga tiba-tiba tempat duduk Aiden terasa berguncang hebat.
Brukkk!
"Minggir!"
¤
¤
¤
¤
¤TBC
¤
¤
¤
¤
¤Palangkaraya_22:10:2017
Love
❤ Treseluf4ntasy ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
When Bullying Become Loving✔
Fanfic[Tamat] Seorang remaja normal berdarah blasteran Indonesia-Korea harus tinggal dan bersekolah di Seoul, Korea Selatan. Perbedaan membuatnya populer namun juga menjadikannya objek bullyng oleh sekelompok siswa populer. Sanggupkah Aiden Lee bertahan a...