5.🖤 Hama 🖤

18.3K 2K 93
                                    


.
.
.
.
.

Happy Reading

.
.
.
.
.

Kim Hyun Joon Pov

Suasana kantin sangat ramai, cuaca terasa panas karena sekarang Korea memang sedang berada di musim panas. Ada rasa kesal setelah lelah beradu argumen dengan appa dan eomma tadi pagi. Perdebatan di meja makan itu dimenangkan oleh kedua orang tuaku pada akhirnya. Aku diharuskan mulai belajar di perusahaan untuk membantu Yoon Seong hyung.

Aku jelas menolak karena bagaimanapun aku masih ingin bebas menikmati masa remajaku yang bahkan baru seminggu yang lalu menginjak 17 tahun. Mengelola perusahaan sama saja dengan membuang masa remajaku. Dan ternyata keempat sahabatku juga mengalami hal serupa denganku.

Mataku berpendar ke segala penjuru kantin, meja khusus milik kami kosong, tak ada seorang pun yang berani mendudukinya. Saat berjalan menuju meja, mataku melihat pemandangan mendebarkan itu.

si hama?

Hama yang mengganggu mataku!

Langkahku jadi lebih lebar untuk mendekat ke arahnya, kujulurkan kakiku menendang kursi yang didudukinya.

Brukkk!


"Minggir!" Desisku marah. Entah kenapa setiap melihat wajahnya aku menjadi emosi. Kulihat dia terkejut, wajahnya tampak pias.

"Kubilang minggir! aku akan duduk di meja ini!" Geramku makin menjadi.


"Duduk saja ...."

Woahh, dia berani menyahutiku walau suaranya terdengar gemetar?

"Kau menantangku?" Mataku menatapnya tajam. Kulihat ia menunduk, sampai seseorang menarik lengannya.

"Aiden ah, ayo kita pindah." Jeon Seokyung membawanya pergi dari hadapanku.


"Kau yakin kita duduk di sini Joon ah?" In Kai bertanya padaku, entah kenapa selera makanku mendadak hilang.

"Aku tak sudi makan di satu tempat dengan hama itu!" Saat mengucapkannya hatiku sedang mendidih karena kemarahan yang tak kuketahui sebabnya. Aku segera melangkah pergi dan ternyata ketiga sahabatku justru mengikutiku, aku cuek saja melewati para siswa yang terpaku menatap kepergian kami.

"Kau tak bisa sedikit lebih lembut padanya, Joon ah?" Ahn Rui meletakkan sekaleng soft drink di depanku, kuangkat sebelah alisku mendengar ucapannya.

"Kau kenapa, ada masalah?" Aku bertanya penasaran. Ahn Rui ini bukan tipe manusia yang mudah bersimpati dengan orang lain, sedikit aneh mendengarnya menunjukkan kepedulian pada seseorang.

"Kau menyukainya?" Tanyaku lagi, dia terlihat menghela napas.

"Aku hanya kasihan padanya, Joon ah."

Ah, bukan tipe Ahn Rui untuk bersimpati pada seseorang. Dia orang tercuek di lingkar pertemanan kami.

Ada apa ini? Apa dia juga mulai berbelok seperti Shim Rae Woon dan Kim In Kai?

Dua namja gay paling diburu di sekolah kami, bahkan untuk Rae Woon tak jarang dielu-elukan para namja seme lainnya karena sifat dan wajahnya yang berpotensi untuk menjadi seorang uke. Setahuku Ahn Rui dan aku adalah yang paling normal di antara kami.

"Kau juga berbelok, Rui ya?"

Kulihat dia terkesiap, lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain. "Kubilang aku hanya kasihan padanya," ucapnya pelan.

When Bullying Become Loving✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang