Happy Reading
~~~
Author Pov
Drrtttt Drrtttt!
Aiden meringis merasakan sakit di bagian perutnya, getaran ponsel mengembalikan kesadarannya, ia berusaha bangun walaupun sangat sulit. Berjalan pelan dan sempoyongan menyusuri koridor sekolah yang telah sepi.
Entah berapa jam ia menghabiskan waktu dengan menelungkup di tanah lapangan belakang sekolah tanpa setahu siapa pun. Ia berjalan sembari melihat ke layar, nama paman Han muncul di layar ponsel.
"Aku akan keluar sebentar lagi, Paman." Aiden berusaha menormalkan suaranya, menahan deraan rasa sakit di bagian perutnya. Segera berjalan menuju ke arah gerbang sekolah.
Ini untuk yang kesekian kalinya paman Han menemukan keadaan tuan mudanya ini yang terlihat berbeda. Ia tampak seperti menahan kesakitan tapi berusaha ditutupi. Sebenarnya apa yang dialami oleh adik majikannya ini di sekolah barunya?
Pria paruh baya itu hanya bisa menyimpan pertanyaan di benaknya begitu mendapati si tuan muda sudah duduk manis dengan mata terpejam di sampingnya.
***
"Jauhi Marvell atau kau mati!"
"Jauhi Marvell atau kau mati!"
"Jauhi Marvell atau kau mati!"
Kalimat itu terus berputar berulang di kepala Aiden. Jadi tak hanya Kim Hyun Joon yang membencinya? Tapi ada orang lain yang juga tidak menyukainya?
Entah apa hubungan orang itu dengan si ketua dewan siswa? Aiden tidak tahu. Lagi pula ia tak ada hubungan apa-apa dengan si pemaksa berwajah bule itu. Lelah memikirkan segalanya, belum lagi nyeri di bagian perutnya masih terasa walaupun ia sudah meminum obat pereda nyeri yang dibelinya di apotek saat pulang tadi, membuat Aiden perlahan menutup kedua matanya lelah.
Waktu memasuki senja ketika dua buah mobil memasuki halaman sebuah rumah bermodel minimalis tersebut. Dua orang pria tampan turun dari dalam masing-masing mobil.
"Jadi Kim Yoon Seong ah, sudah berapa lama kita tidak berkumpul sesantai ini huh?" yang berwajah blasteran, Axel Lee menyapa duluan pria berwajah Korea yang baru saja turun dari mobilnya.
Bibi Han membuka pintu dan mempersilahkan tuannya masuk, Axel dan Yoon Seong tersenyum pada wanita paruh baya yang telah bekerja bertahun-tahun padanya ini.
"Sekitar dua tahun kurasa, Axel ah, di mana adikmu?" Yoon Seong mendudukkan dirinya di sofa.
"Itu karena kau terlalu sibuk, Tuan Kim." Axel berkata sembari duduk di depan sang sahabat.
"Seperti kau tidak saja, Lee!" balas pemuda satunya.
"Hey aku tanya di mana adikmu, aku penasaran seperti apa orangnya?" mata sipit Yoon Seong menatap penuh harap pada sahabatnya sejak SHS itu.
"Hey! untuk apa kau ingin melihatnya, adikku sudah tidur jam segini, kau ingin memuaskan jiwa playboymu itu hah?" Axel menyikut pria di sampingnya.
Ada kaleng soft drink di tangan mereka masing-masing. Keduanya sedang terlarut dalam pembicaraan seru tentang masa sekolah sampai masa kuliah dan menyesali nyaris tak punya waktu untuk berkumpul hanya karena kesibukan mereka masing-masing saat sebuah suara lembut dan pelan menyapa pendengaran keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Bullying Become Loving✔
Fanfic[Tamat] Seorang remaja normal berdarah blasteran Indonesia-Korea harus tinggal dan bersekolah di Seoul, Korea Selatan. Perbedaan membuatnya populer namun juga menjadikannya objek bullyng oleh sekelompok siswa populer. Sanggupkah Aiden Lee bertahan a...