1

7.2K 416 47
                                    

Perjodohan?
Aku sangat anti dengan hal itu. Bahkan ketika masih SMA dulu aku sudah mengatakan pada orang tuaku agar tidak menjodohkanku. Tapi sepertinya mereka melupakan janji tersebut.

Kini aku berdiri di samping seorang Pria yang bahkan baru dua kali ku lihat wajahnya, saat pertemuan keluarga dan saat ini, di hari pernikahan kami. Seorang pria yang memiliki tatapan tajam dan raut wajah yang tak bersahabat menurutku.

Ini karena kedua orang tuaku memaksaku untuk menikah dengan pria itu, dengan ancaman ayahku yang akan menutup paksa butik yang sudah ku rintis sejak kuliah dulu dengan uang tabungan yang susah payah ku kumpulkan.

Aku rasa takdirku soal percintaan benar-benar miris. Di saat orang-orang sedang menikmati masa muda mereka dengan bebas, aku justru terikat di sini dengan pria yang bahkan tak ku cintai.

"Suzy-ah, senyumlah nak. Jangan membuat appa terlihat seperti orang tua yang jahat karena memaksamu menikah." ujar ayah Suzy setengah berbisik saat mengantarkan anaknya ke tempat pria itu berdiri.

"Appa memang jahat karena memaksaku menikah dengan namja itu apalagi dengan ancaman akan menutup butikku." balas Suzy setengah berbisik juga.

Ayah Suzy memutar bola matanya malas. Dia hanya ingin anak bungsunya itu bahagia. Jadi menurutnya tak ada salahnya menjodohkannya saja daripada anaknya salah memilih.

Setelah mengucapkan janji sehidup semati, sepasang suami istri itu melanjutkan dengan resepsi pernikahan mereka.

Suzy melirik ke arah pria di samping, merasa ada yang meliriknya pria itu menoleh dengan tatapan tajam nya.

"Waeyo?" ujar pria itu dengan nada yang tidak bersahabat.

"Aniyo, aku hanya penasaran saja apa kau tidak capek memasang ekspresi kaku seperti itu seharian?"

"Bukan urusanmu nona, dan aku peringatkan padamu jangan berharap lebih dari pernikahan ini karena ini hanya pernikahan bisnis semata."

Suzy tertegun mendengar ucapan menusuk pria itu. Dia memang menentang keras pernikahan ini, tapi mendengar ucapan pria itu membuat hatinya sedikit tak terima. Kalau memang pria itu tak mau menikah dengannya, seharusnya pria itu juga menolak keras pernikahan ini, menyebalkan.

Sibuk dengan pemikirannya sendiri Suara sahabatnya membuat Suzy kembali pada alam sadarnya.

"Suzy-ah, chukkae ne. Wah aku tak menyangka kau mendahului aku menikah." ucap Soojung sambil memeluk Suzy.

"Gumawo, aku doakan kau segera menyusul eoh." ucap Suzy membalas pelukan Soojung.

"Dan kau, walaupun pernikahan ini tanpa landasan cinta, awas saja kalau kau berani membuat sahabatku menangis, akan ku lempari kau dengan heelsku yang ujungnya runcing." ucap Soojung penuh penekanan sambil menatap tajam pria yang sudah resmi menjadi suami sahabatnya itu.

Pria itu memutar bola matanya kesal, "Kau pikir aku mau berada di tempat ini sekarang, tssk kalian menyebalkan."

Soojung akan membalas ucapan pria itu, namun Suzy dengan cepat melerai mereka berdua.

"Sudahlah Jungie jangan meladeni omongan pria itu."

"Eyy araseo. Suzy kalau pria ini berani membuatmu menangis dan melukaimu bilang padaku eoh."

"Kau yang terbaik Jungie-ya." ucap Suzy sambil mengacungkan ibu jarinya. Soojung tersenyum lalu segera bergabung bersama tamu undangan yang lain.

Setelah para tamu mulai berkurang, pria itu memghela nafas kasar dan merenggangkan dasinya, "Aku benar-benar sial karena terjebak dengan pernikahan ini."

I Don't Know How I Love You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang