17

4K 302 91
                                    

Annyeong haseyo,
Lama tak jumpa. Maaf aku baru ada kesempatan untuk mengetik ff ini dan mempublishnya.

Aku tak ingin berlama-lama ngoceh, jadi silahkan baca part ini semoga kalian menyukainya. Saranghae 😘

Suasana di ruangan itu terasa begitu panas karena aura dua orang pria yang sedang menatap tajam satu sama lain.

Karena bosan dengan suasana tersebut, salah seorang dari mereka akhirnya buka suara.

"Ada keperluan apa kau datang ke sini?, kau ingin menghajarku karena Sohee atau karena perusahaan." ucap Sungjoon.

Myungsoo tersenyum sinis, "Aku ke sini hanya untuk mengajakmu menyelesaikan perkelahian kita yang dulu sempat tertunda."

Sungjoon tersenyum meremehkan, "Woah Daebak, kau ingin menantangku rupanya. Tssk, perkelahian. Yya, istrimu sedang di rawat di rumah sakit dan kau datang ke sini untuk mempertaruhkan nyawamu. Kau ingin menyusul istrimu eoh."

Myungsoo mengepalkan tangannya erat mendengar ucapan Sungjoon tentang istrinya.

"Waeyo?, kau takut?" ucap Myungsoo setelah meredam emosinya.

"Naega?, takut?. Tssk kau bercanda Myung. Aku tak pernah takut apalagi kepadamu. Hmm, tapi aku tak ingin perkelahian biasa. Seperti bocah saja."

"Geure, apa maumu?"

"Perkelahian biasa tentu saja tak menantang, bagaimana jika yang kalah harus menyerahkan semua yang dia miliki kepada yang menang, termasuk nyawa?"

"Araseo, aku setuju. Temui aku di gedung lama sekolah kita sejam lagi. Jika kau tak datang maka kau tahu artinya kan." setelah mengucapkan hal tersebut Myungsoo berbalik meninggalkan ruangan Sungjoon.

Sungjoon menatap punggung Myungsoo sambil menggerakan tangannya ke arah leher seolah ingin memotong.

*****
"Kemana Myungsoo?" tanya ibu Myungsoo ketika sampai di ruang rawat Suzy.

"Kami tak tahu, tadi dia datang lalu pergi lagi." ucap Soojung.

"Mungkin saja ada pekerjaan yang harus di selesaikan nya di kantor." timpal Jiyeon.

"Hmmm aneh, anak itu biasanya mengaktifkan ponselnya. Tapi sedari tadi aku hubungi ponselnya tidak aktif." ucap Ibu Myungsoo lagi.

"Mungkin Myungsoo sedang melakukan sesuatu yang penting." ucap Soojung.

"Ah kau benar Soojung. Bagaimana keadaan Suzy?, sudah ada perubahan?" tanya ibu Myungsoo.

"Opsoyo, ahjumma." ucap Jiyeon.

Ibu Myungsoo mendekati Suzy, "Bangunlah Suzy-ah, Myungsoo sangat merindukanmu. Sejak kau tak ada, anak itu seperti kehilangan semangat hidupnya." ucapnya sambil mengusap lembut kepala Suzy.

*****
Bunyi decitan ban mobil yang bersentuhan dengan aspal menjadi satu-satunya suara yang terdengar saat itu.

Sungjoon keluar dari mobilnya, lalu memperhatikan sekeliling. Waktu sudah menunjukan pukul lima sore menyebabkan suasana di sekitar bangunan sekolah itu terasa mencekam karena sudah lama tak digunakan lagi.

"Heh Myungsoo sangat pandai memilih kuburannya sendiri." ucap Sungjoon sambil tersenyum sinis lalu berjalan ke arah gedung yang di maksud Myungsoo.

Setelah sampai di depan gedung tersebut, Sungjoon memegang gagang pintu yang sudah mulai keropos lalu mendorongnya pelan.

"Kau sudah datang? kau bisa tepat waktu rupanya." ucap Myungsoo yang sedang duduk di kursi yang ada di dalam gedung tersebut.

"Kau sangat siap eoh untuk ini, haruskah aku mengundang teman-teman kita supaya mereka bisa menyaksikan perkelahian yang sempat tertunda waktu itu?" ucap Sungjoon sambil menatap remeh Myungsoo.

I Don't Know How I Love You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang