15

2.4K 285 34
                                    

Myungsoo dan Gongmyung berjalan cepat ke ruang tempat Suzy di rawat.

"Ah ini dia ruangan Suzy." tunjuk Gongmyung.

Myungsoo dapat melihat para suster dan dokter mengelilingi Suzy, melakukan berbagai usaha agar istrinya dapat melewati masa kritisnya.

"Oh yah perkenalkan aku Gongmyung kekasih Soojung." ucap Gongmyung mengulurkan tangan untuk menyalami Myungsoo.

Myungsoo juga menyalami Gongmyung, "Kau sudah tahu namaku kan Gongmyung-ssi. Bagaimana keadaan Soojung dan Jiyeon?"

"Mereka sudah dipindahkan ke ruang rawat biasa, keadaan mereka tak begitu parah, tapi mereka masih belum sadar sejak tadi. Kami akan menyelidiki kasus ini, tadi Soojung sempat meneleponku kalau mobil Jiyeon sedang dibuntuti, tapi begitu ku tanya lokasi mereka, kejadian itu sudah terjadi." Gongmyung mengusap wajahnya kasar.

"Semoga pelakunya segera tertangkap, dia harus membayar mahal atas apa yang telah dilakukan kepada Suzy, Soojung, dan Jiyeon."

"Majayo, aku akan menangkap mereka dengan tanganku sendiri. Oh yah aku tak bisa menemanimu lebih lama karena aku harus melihat keadaan Soojung."

"Araseo, kamsahamnida Gongmyung-ssi. Semoga Soojung dan Jiyeon segera sembuh."

"Kau juga Myungsoo-ssi, semoga Suzy dapat melewati masa kritisnya. Aku permisi." Gongmyung membungkukkan badannya lalu berjalan menjauhi Myungsoo.

Begitu Gongmyung pergi, Myungsoo kembali memusatkan pandangannya kepada Suzy yang masih terbaring tak berdaya di ranjang rumah sakit. Begitu banyak selang yang menembus kulit istrinya. Di sampingnya juga ada elektrokardiograf untuk memantau aktivitas jantung Suzy.

"Suster, bisakah aku masuk?, aku ingin menemaninya."

"Jweseonghamnida tuan, anda hanya boleh menunggu di luar." ucap suster itu.

"Yya, istriku sedang berjuang antara hidup dan mati tapi kau melarangku untuk menemaninya." Myungsoo tersulut emosi.

"Sekali lagi maafkan saya tuan, itu adalah peraturan yang harus di taati ."

Myungsoo mengusap wajahnya kasar lalu kembali memperhatikan Suzy dari luar ruangan. Para suster dan dokter masih melakukan tugas mereka.

Tiba-tiba elektrokardiograf di samping Suzy berbunyi dan menampilkan garis lurus. Myungsoo membulatkan matanya

"Suzyyyyy..." Myungsoo mendobrak masuk pintu ruangan tempat Suzy berada. Pria itu berlari ke samping Suzy. Para suster dan dokter keluar ruangan untuk memberikan waktu kepada Myungsoo.

"Suzyyy...Suzyyy...Suzyyy...Ireona. Yya Suzyyy..." teriak Myungsoo frustasi.

"Suzy-ah ireona, jangan tinggalkan aku, jebal." Myungsoo menggoyangkan tubuh Suzy tapi tak ada respon dari wanita cantik itu.

"Suzy ireona, kau berjanji padaku akan jalan-jalan di akhir pekan nanti. Kau tak bisa meninggalkan aku seperti ini, kau mau aku jalan-jalan sendiri eoh."

"Aku berjanji tak akan lagi menatap tajam padamu, aku juga akan sering mengajakmu jalan-jalan setiap akhir pekan. Jangan tinggalkan aku Suzy. Kau mau membiarkan suamimu ini sendirian eoh."

"Suzy-ah jika kau mencintaiku, bangunlah. Kalau kau tak bangun, aku akan menyusulmu, lebih baik aku mati saja jika tak bersama denganmu."

Myungsoo jatuh terduduk di samping Suzy, lalu memeluk Suzy dan menangis sekeras-kerasnya. Myungsoo tak pernah menangis seumur hidupnya, ini adalah kali pertama ia menangis. Pria itu tak bisa membayangkan menjalani hidupnya tanpa Suzy di sampingnya.

I Don't Know How I Love You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang