Typo bertebaran..
Keep Reading yahh....
*********
Hari ini adalah hari pertama Mauren masuk sekolah setelah libur panjang. Sekarang Mauren menduduki kelas 12 dan tepatnya 12 IPA 1.
Namun, hujan turun seakan tak mengizinkan Mauren untuk bersekolah.
Mauren tidak tahu menahu apa yang ia harus lakukan ketika hujan begini. Mauren bahkan tak mempunyai kendaraan untuk ke sekolah, Mauren biasanya hanya menggunakan kendaraan umum untuk menuju ke sekolahnya. Kendaraan di rumah nya memanglah banyak namun Mauren tidak sudi menggunakan fasilitas fasilitas tersebut. Hal itu membuat Mauren pusing, entah dengan siapa Mauren akan berangkat ke sekolah.
Letak sekolah mauren, yaitu SMA Bangsa, sangat jauh dari rumahnya. Terkadang Mauren menyesal bersekolah disana, karena banyak sekolah yang Mauren lewati untuk menuju sekolahnya tersebut.
Mauren tengah memandang luar rumahnya dengan tatapan sedih, Mauren mengingat jelas apa yang Aline katakan padanya, kalau dia akan kembali setelah sekian lama. Namun Mauren buru-buru tersadar akan lamunannya.
"Argh... sial, Udah mau jam 7 gue masih di rumah, hari pertama sekolah masa gua terlambat sih!" gerutu Mauren .
Tiba-tiba mobil sedang putih terparkir depan rumahnya, dan ternyata itu Aline, sahabat Mauren. Aline rela untuk melewati sekolah untuk menjemput Mauren.
"Eh lo kenapa ke sini sih? Kenapa nggak langsung singgah di sekolah aja sih? Rumah lo kan deket sekolah!" Mauren heran bisa bisa nya Alin menjemputnya.
Sebenarnya rumah Aline lebih dekat dari sekolah dibandingkan rumah Mauren.
"Cerewet amat sih mbanya, kan gue baik jemput loh, syukur kek" Ucap Aline.
Kenyataannya Aline tidak hanya berniat untuk menjemput Mauren, tetapi ingin melihat keadaan Mauren setelah percakapannya kemarin malam.
"Tadi gue lihat lo ngelamun. Lo masih pikirin yang semalam ya?" Tanya Aline.
"Ngaco banget sih mba, orang gue cuma lihat hujan doang, mana mungkin gue mikirin dia, nggak berfaedah banget."Ucap Mauren yang setengah berbohong. Mauren seakan-akan bersikap kuat padahal dalam dirinya sang at rapuh.
"Iya iya dah, terserah lo aja"
" Btw Makasih yah, lo udah jemput gue, lo memang sahabat terbaik gue" Ucap Mauren sambil memeluk Aline.
"Iya sama-sama, nggak usah pake acara meluk kali, nggak usah lebay deh"
"Iya terserah lu aja, ayo buruan nanti telat loh"
"Iya-Iya ayo "
*************
Mauren mengehela nafas panjang, setelah menghindari Ibu Alice, yang merupakan guru terkejam di SMA BANGSA. Yah benar, Mauren dan Aline terlambat dan tidak mengikuti upacara.
Para siswa di SMA mereka sedang melakukan Upacara dan demi menghindari hukuman mereka rela memanjat pagar belakang SMA BANGSA.
" Gara-gara lo, gue harus memanjat dinding laknat ini. Coba aja lo ngga singgah beli tu somai, mungkin kita nggak terlambat." Ucap Mauren memarahi Aline
"Yaudah sih, kan gue laper apa lo nggak kasihan sama sahabat cantik kalau mati gara-gara kelaparan?" Ucap Aline
"Iya gue rela, yaudah mending ke kelas daripada kita di sini terus, nanti Bu Alis lihat kita" Ucap Mauren sambil menarik tangan Aline.
*Dikelas
Tak satupun penjelasan yang di berikan guru, masuk ke otak Mauren. Apalagi ini adalah mata pelajaran fisika dan gurunya adalah guru yang paling Mauren jauhi siapa lagi kalau bukan Bu Alice.
KAMU SEDANG MEMBACA
ECCEDENTESIAST
Teen Fiction"Dia tersenyum, tetapi sebenarnya tidak. Ia tertawa tetapi sebenarnya Ia menangis. Ia ceria tetapi sebenarnya Ia bersedih." -Eccendentesiast