Thypo bertebaran.
MAUREN POV
Mauren memilih untuk menginap di rumah Caca. Mauren masih mau mendengar cerita dari Caca.
"Kurang si curut nih. Dia sakit apa emang?" Tanya Caca kepadaku.
"Dasar mak lampir, enak aja lo bilang gua curut. Lo tadi bilang gua sakit apa? Gua sakit ati. Puas lo?" Sarkas Alin. Alin sudah terkenal dengan omongan pedas nya.
Jika belum mengenal Alin, mungkin akan sakit hati mendengar ucapan Alin. Namun berbeda dengan aku dan Caca, kami sudah terbiasa mendengar ucapan Alin sepedas cabe.
"Uhh, tayang jangan ngambek gitu dong. Kan tadi gua bercanda." Caca yang membujuk Alin dengan ekspresi yang lucu menurutku.
"Apaan sih geli. Ohiya , gue belum dengar cerita lo, katanya lo udah punya pacar?" Tanya Alin ke Caca.
"Iya gua udah punya, orang nya ganteng banget sumpah."
"Dia orang asli sana?"Tanya ku.
"Kaya nya sih gitu, gue nggak tau menahu seluk beluk keluarga dia. Dia itu tertutup banget." Caca sangat menyukai pacarnya, entah apa pacarnya juga memiliki perasaan yang sama.
"Kok gitu sih? Kalau dia serius sama lo, mana mungkin dia nggak beritahu lo tentang kehidupan pribadinya sih?" Alin juga ikut menimbrung.
"Entahlah, dia tuh seakan terpaksa pacaran sama gua, tapi gua selalu menutup mata dan menganggap kalau dia cinta gua juga."
"Mana mungkin dia mau nembak lo kalau dia nggak suka" Ujarku
"Sebenernya gua yang nembak dia, saat ada acara sekolah, dia mabuk berat. Saat dia mabuk gua nembak dia dan saat itu juga dia jawab iya" Penjelasan Caca, membuat otakku mencerna apa yang Caca katakan.
"WTF"
"Gila lu"
Ucapku dan Alin secara bersamaan."Santai kales, gua juga bantu dia kok. Kita sama-sama untung."
"Ganti topik deh, jangan bahasa pacar lo lagi. Malas gue bahasanya." Ucap Alin.
Lalu aku banyak bertanya ke Caca, dan dengan sabarnya Caca menjawabnya semua pertanyaanku. Aku memang orangnya sangat lah kepo dari A-Z, aku harus tau semua itu.
"Nanti lo mau kembali ke sekolah kita atau lo mau pindah sekolah.? Gue denger gosip katanya orang tua lo, mindahin lo di sekolah yang orang tua lo pimpin?" Tanya ku.
"Iya, kita nggak akan satu sekolah. Gua pindah di sekolah nyokap gua"
"Yahh, nggak seru banget kalau lo pindah"
Masih banyak hal yang kami ceritakan, dari hal yang penting sampai hal yang tidak penting, seperti bagaimana cara semut melahirkan.
Lucu, takdir mempertemukan kita sebagai sahabat namun takdir pula yang nanti akan menjauhkan kita.*****
AUTHOR POVMauren merasakan sesuatu mengganjal di hatinya. Mauren lupa memberitahu Alin kalau dia sudah kembali. Mauren takut Alin akan lepas kontrol dan memaki Arga. Mauren tidak mau hal itu terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ECCEDENTESIAST
Teen Fiction"Dia tersenyum, tetapi sebenarnya tidak. Ia tertawa tetapi sebenarnya Ia menangis. Ia ceria tetapi sebenarnya Ia bersedih." -Eccendentesiast