Third

200 83 20
                                    


Malam ini Mauren memikirkan perasaannya saat ini, apakah Mauren masih stuck dengan dia atau hati Mauren telah memilih pemilik yang baru. Namun Mauren masih bingung entah mengapa Mauren masih merasakan sakit dan deg-deg an secara bersamaan jika mengingat kenangan indah bersama  dia
Namun sekarang, ada Radit yang secara perlahan membuka pertahan hati Mauren.

Malam ini, Alin datang ke rumah Mauren untuk mengajaknya ke toko buku. Mauren tahu betul, bahwa sebenarnya, alasan Alin mengajak Mauren hanya  menemani Alin untuk melaksanakan rutinitasnya apalagi kalau bukan ke salon. Mauren hafal betul jadwal nyalonnya Alin.

"Mager ah, mendingan gua membaca buku di rumah aja, malas banget nemenin lo  ke salon"  Mauren menolak secara terang-terangan ajakan Alin.

"Mauren mah gitu, sahabat macam apa kaya gitu? Jahat banget sama gua, sekali ini aja temani gua" bujuk Alin.

" Gua baru ingat, kalau gua udah janji sama Radit. Masa gua batalkan gitu aja janji gua sama Radit sih"

"Yah lo kok jadi sahabat jahat banget sih, masa lo lebih milih Radit dibandingkan gua "

"Iya deh, gua temanin lo tapi nggak sampai berjam-jam yah, gua bosan nungguin lo"

"Iya sip, palingan 5 jam an doang kok, hehehe"

"Kamvret, jangan sampai segitu nya juga kali"

"Iya dah cuma sejam doang"

"Oke cuma sejam loh, kalau lebih gua tinggal in"

"Iya-iya ribet amat dah. Ya udah ganti baju gih, gua juga mau ganti baju. Pake bajunya jangan tomboy-tomboy amat dah. Kan sayang kalau muka masyaallah lalu pakaian dan kelakuan astagfirullah"

"Bacot lo" Ucap Mauren.

Kemudian Mauren mengambil benda pipih di samping kasurnya, dan mengabari Radit kalau malam ini ia tidak bisa menemaninya.

Radit An.

Hai princes malam ini jadi nggak?

Maaf in yah Radit, Malam ini aku nggak bisa.

Memangnya kenapa?

Aku mau menemani kuntilanak keramas.

Pasti kuntil nya, Alin deh. Ya udah selamat ber senang-senang :)

Semakin hari, hubungan Mauren dan Radit sangat lah dekat. Setiap hari mereka makan bersama. Namun Mauren belum yakin sepenuhnya untuk menjalin hubungan yang lebih  dari itu.

"Berangkat kuy" Ucap Alin.

"Kuy lah"

Sesampainya di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, mereka terlebih dahulu makan di KFC, setelah makan mereka kemudian menuju tempat yang menjadi tujuan awal Alin, apa lagi kalau bukan ke Salon.

Sebenarnya menemani Alin ke salon sangatlah membosankan bahkan jika Mauren di suruh memilih antara menemani Alin atau mengerjakan soal matematika, pastinya Mauren memilih pilihan kedua.

Kebosanan menderai Mauren saat ini, tanpa meminta izin, Mauren kemudian meninggalkan Alin karena sesuai perjanjian lewat dari sejam Mauren akan ninggalin Alin. Bayangkan saja Mauren telah menunggu selama 2 jam. Mauren lebih memilih untuk ke toko buku.

Disaat sedang sibuk-sibuknya memilih buku, rupanya Mauren melihat seseorang yang nampak dari belakang, mirip dengan DIA. Mauren hafal betul, bagaimana cara dia berjalan. Namun semakin Mauren mengejar orang tersebut, semakin Mauren merasakan sesak di dadanya. Alhasil Mauren kehilangan jejak seseorang yang mirip dengan dia.

Mauren berntanya-tanya apakah yang ia lihat tadi hanya fatamorgana? Entah kepada siapa Mauren bertanya. Perasaan yang tak pernah Mauren rasakan beberapa minggu ini kembali menghujami hatinya. Mauren hanya berpikir untuk pulang sekarang dan tidak memikirkan Alin lagi.

Kemudian Mauren  mengetik pesan kepada Alin.

Alinnkuhsyg

                                Gua pulang duluan yah

Besok  ada hafalan, gua
mau pulang ngehafal.
Bye syg...............

Mauren tetaplah Mauren yang sok kuat, Mauren yang tak ingin membagikan kegundahan hatinya. Prinsipnya hanya satu biarlah Mauren yang menanggung semua, jangan sampai orang yang Mauren  sayang menanggungnya juga. Prinsip yang hanya membuat beban hidupnya semakin berat.

*Di kelas

Hari ini, di kelas Mauren akan kedatangan siswa pindahan dari Jerman. Hal tersebut menjadi hot topic bagi para siswi, pasalnya murid pindahan tersebut, katanya sangat lah ganteng.

Banyak teman sekelas Mauren yang membicarakan tentang murid baru tersebut. Namun beda halnya dengan Mauren, sebab Mauren seakan tidak peduli dengan hal tersebut. Yang Mauren pikir sejak dari tadi malam hingga saat ini, hanya lah tentang bayangan lelaki mirip dengan dia.

Mauren sejak tadi, yang ia lakukan hanya melamun dan sialnya Alin tidak hadir karena sakit. Sehingga tak ada teman ngobrolnya.

Bel pun berbunyi itu pertanda bahwa pembelajaran  pertama akan dimulai.

Tak lama kemudian datang lah Ibu Sri, dan di belakang nya terdapat siswa baru tersebut.

"Selamat pagi anak-anak, kelas kita kedatangan siswa baru, pindahan dari Jerman. Silahkan perkenalkan dirimu  nak"

Sorak sorai para siswi  saat melihat lelaki bak dewa di depannya tak dapat mereka kendalikan. Mungkin hanya Mauren yang lebih memilih mendengarkan lagu dibandingkan memperhatikan lelaki yang ada di depannya. Bahkan Mauren belum melihat wajah lelaki tersebut.

"Nama gua Arga Bimantara" Lelaki yang menunjukkan aura dinginnya.

Walaupun Mauren memakai headset namun masih terdengar samar, nama lelaki tersebut membuat Mauren mendongak, bahkan suara yang setelah sekian lama Mauren tidak dengar, seakan terasa asing di telinga nya. Suara yang Mauren rindukan.

Mauren kemudian sadar, bahwa sesuatu yang ada di depannya nyata dan bukanlah fatamorgana. Tanpa ada orang sadari, Mauren sedang menahan luapan emosi di hatinya. Bahkan sekarang bebannya terlalu berat jika Mauren tampung sendiri. Pelupuk mata Mauren telah dipenuhi cairan bening yang sedia untuk keluar dari penampungannya.

Selamat datang kembali Ar* Batin Mauren.

Selamat datang dunia baru* Batin lelaki yang ada di kelas itu.

*****

Hai jangan lupa vote dan comment yah

Salam manis dari aku

ECCEDENTESIASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang