enam

2.3K 553 66
                                    


Siyeon muak.

Dia muak sama temen-temennya yang masih ngebelain Nancy. Padahal buktinya udah cukup kuat, Nancy yang bunuh mereka semua.

Bahkan udah ada Jeno, sama Haechan yang percaya kalau Nancy yang ngelakuin ini semua.

Tapi, kenapa Jinyoung, Eunbin, Hina, sama Bomin nggak mau nerima kenyataan juga?

Ck.

Jam empat pagi, Siyeon keluar, sesuai janjinya sama Jeno. Dia bakalan pergi dari Vila ini, dan ngelaporin semuanya ke pihak berwajib.

"Nggak usah bawa baju," kata Jeno sambil ngeraih kunci mobilnya yang di gantung.

"Kamu nggak mau ajak Haechan?"

Jeno menggeleng, "nggak usah."

Siyeon menurut, daripada dirinya nggak selamat nanti?

Yang cewek mengeratkan genggamannya sama Jeno, jantungnya berdegup lebih kencang dari pas Jeno pertama kali confess.

"Jen," panggil Siyeon.

Jeno menoleh, menatap gadis kesayangannya itu.

"Hm?"

"Mau ke Heejin sama Jaemin dulu."

Awalnya Jeno mau menolak, tapi karena itu Siyeon yang minta, akhirnya Jeno membawa sang gadis masuk ke garasi.

"Heej, Jae, lo berdua tau siapa yang bunuh diri lo sendiri. Gue sama Jeno bakal balik lagi." Katanya.

Dibelakang Siyeon, Jeno cuma ngeliatin sambil nahan air matanya.

Jujur, Jeno sedih untuk Jaemin. Cowok itu nggak seharusnya dapet perlakuan kayak gini.

Jaemin itu netral, dia berteman sama semuanya. Dibalik sikap dia yang blangsak, Jaemin itu yang paling hidup diantara mereka bersepuluh.

Nyebelin? Banget. Tapi kalau salah satu udah marah sama Jaemin, begitu cowok itu nyengir, marahnya langsung hilang.

Yang paling bikin Jeno merasa berat buat ngelepasin Jaemin adalah,

Cowok itu satu satunya orang yang bertahan di belakang dia buat ngingetin apa yang baik dan apa yang salah disaat temen temen lamanya cuma ngelakuin hal hal buruk.

Jaemin yang bikin Jeno masuk ke perkumpulan ini, dan akhirnya ketemu Siyeon.

"Jen, ayo."

"A-ah, iya, ayo."

Jeno kembali memimpin jalan, dia ngebuka pintu garasi pelan pelan.

Bugh!

Tongkat kayu mendarat di kepala Siyeon. Cewek itu langsung pingsan.

"ANJ–"

Bugh!

Jeno dan Siyeon yang sudah tidak sadar diri diseret masuk ke garasi, ditidurkan di samping mayat Jaemin dan Heejin.

Sekarang, pisau punya Nancy mendarat di wajah Jeno, memberikan lukisan lukisan berlapis darah di wajah pria itu.

Aw, that's must be hurt.

Belum puas tentang wajah Jeno, pisau itu ditusuk tusukan ke perut, dan dada Jeno.

Berkali kali, sampai darahnya terus terusan terciprat.

Dan, denyut jantung Lee Jeno sudah tak ada di tempatnya.

Sekarang, dia duduk di perut Siyeon. Memberikan lukisan yang sama dengan Jeno.

"Double kill."

Dengan sekali tusukan di mata kiri Siyeon, juga di jantung kirinya, Park Siyeon kehilangan nyawa.







( A/N )

Astaga maafin aku ya jeno t______t

blood.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang