BAB 3 : Pulang.

47 11 0
                                    

Dingin itu sifat asli kamu kan?

🌼

Setelah bangun dari koma dan di rawat lanjut selama 1 minggu. Akhirnya Tata bisa keluar dari rumah sakit. Dia menghirup udara di luar rumah sakit dalam-dalam. Udara memang sedang dingin. Hanya saja Tata suka itu.

Akhirnya gue bisa keluar dari rumah sakit yang rasanya kayak penjara, batinnya berbicara.

Angkasa yang berada di belakang Tata menggeleng-gelengkan kepalanya. "Tata, pake syalnya nanti kamu kedinginan terus sakit gimana?" Angkasa berucap seraya melangkahkan kakinya menghampiri Tata yang berada tak jauh darinya.

"Males, bang. Enakkan gini adem." Tata merentangkan tangannya lalu memutar-mutar tubuhnya hingga membuat kepalanya pening.

"Tuh kan. Baru keluar dari rumah sakit aja pencicilan banget. Udah, masuk ke mobil yuk. Pulang, kamu kan harus banyak istirahat juga." Angkasa langsung menggandeng tangan adiknya itu dan berjalan menuju mobilnya.

Mereka pun masuk ke mobil dan memakai seatbelt lalu, Angkasa langsung menjalankan mobilnya.

Di dalam mobil hening. Mereka sama-sama tak bersuara. Tata yang memang sudah gerah dengan keheningan ini pun akhirnya membuka suara.

"Bang." Tata ingin bertanya tentang Papa dan Mamanya yang membuat kepalanya ingin meledak seketika.

"Hm?" Angkasa hanya menjawab dengan gumaman.

Tata menggaruk ujung hidungnya yang tidak gatal. "Papa sama Mama itu kenapa sih?"

"Kenapa apanya?" Tanya balik Angkasa sambil memutar setirnya.

"Aku liat di ponsel abang--"

"Kamu liat ponsel aku?!" Belum selesai menjawab, Angkasa langsung bersuara dengan nada kaget.

"I-iya bang," cicit Tata.

Angkasa menghentikan mobilnya di pinggir jalan dan langsung menghadap Tata yang sedang menunduk. Mata Angkasa merah. Mungkin menahan emosi yang bergejolak di hatinya.

"Kenapa kamu bisa liat ponsel abang?!" Tanya Angkasa dengan nada di keraskan.

"M-maaf bang, Tata gak sengaja liat pesan Papa. Tata kira balasan Papa bukan kayak gitu." Jawab Tata dengan menatap Angkasa takut-takut.

Angkasa yang melihat pun langsung melunakan tatapannya dan berusahan meredakan emosinya.

"Yaudah gak papa. Papa sama Mama kayak gitu mungkin mereka lagi banyak kerjaan, Ta." Balas Angkasa dengan lembut.

"Abang bohong." Tata membuang muka ke arah kirinya menatap toko yang ada di sebelah mobil.

Angkasa mengusap wajahnya kasar.

Bego! Kenapa gue bisa kecolongan gini?!, batin Angkasa memaki dirinya sendiri.

"Abang gak mau jujur aja sama Tata?" Tanya Tata sendu.

"Ta, ab--" belum selesai berbicara. Tiba-tiba Tata menyela yang membuat hati Angkasa mencelos seketika.

"Ternyata abang selama ini udah bohongin Tata. Tata kecewa sama abang." Setelah itu Tata langsung keluar dari mobil dan berlari sejauh mungkin.

"ARGH!" Angkasa menjambak rambutnya frustasi.

🌼

Update!

Jangan lupa vote dan komentar!

Thanks!

Selasa, 24 Oktober 2017.
Sabtu, 14 Desember 2019.
Drylayker.

Tata SuryaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang