BAB 11 : Sekolah Baru?

20 5 7
                                    

Karenanya aku berdiri disini. Menemanimu di kala kamu membutuhkan sandaran.

🌼

Tata merebahkan tubuhnya ke kasurnya. Memandang langit-langit kamarnya menerawang. Pertanyaan-pertanyaan muncul di kepalanya berputar-putar tanpa di minta.

Tubuhnya ia gulingkan ke kanan menghadap jendela kamarnya. Dia pun bangun lalu, berjalan menuju jendela yang sekaligus balkon kamarnya.

Kepalanya ia dongakkan ke atas menatap langit malam. Udara dingin langsung menyergap tubuhnya. Hingga membuat Tata memeluk tubuhnya sendiri.

Ceklek.

"Tata?" Angkasa tahu-tahu menyembulkan kepalanya di sela pintu.

Angkasa pun berjalan menujunya. "Abang punya berita bagus dong!"

"Apa?" Balas Tata yang masih enggan beranjak dari balkon.

"Abang udah ketemu sekolah yang cocok buat kamu. Apalagi perpustakaannya gede banget!" Jelas Angkasa dengan semangat yang membara. Seakan senang bahwa sebentar lagi adiknya ini akan bersekolah.

"Serius Bang?!" Tanya Tata dengan mata berbinar.

Angkasa mengangguk semangat.

"Asik!! Akhirnya aku sekolah juga!" Tata pun berbalik dan meloncat-loncat di atas tempat tidurnya dengan berseru senang.

Angkasa yang melihat tersenyum lebar. Semoga dengan ini kamu bisa melupakan sejenak tentang Mamah dan Papah, Ta.

🌼

Tata memandang gerbang hitam yang tinggi itu dengan mata berbinar. Akhirnya, penantiannya terbayar. Ia sangat senang bisa bersekolah kembali.

Di sampingnya, Angkasa. Hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Adiknya itu. Angkasa pun melirik arloji yang melekat di tangan kirinya.

"Maaf ya,Ta. Abang nggak bisa ngaterin kamu sampai dalam." Celetukkan itu membuat Tata mengalihkan pandangannya.

"Loh? Abang ngapain minta maaf? Nggak papa kok, Tata bisa sendiri. Lagi pula, Abang 'kan sudah menyiapkan keperluan sekolah Tata sendirian. Jadi, Abang mending berangkat deh. Daripada telat 'kan?" Balas Tata sambil menatap mata Angkasa.

Seketika Angkasa terkekeh. Rupanya, Adiknya ini sudah dewasa. Angkasa pun mengusap kepala Tata lembut. "Oke kalau gitu. Abang berangkat ya? Nanti kalau sudah pulang, telepon Abang, oke?"

"Siap komandan!" Balas Tata dengan gaya hormat.

Angkasa pun tersenyum dan beranjak dari hadapan Tata menuju mobilnya. Sebelum mobilnya berjalan. Angkasa pun membunyikan klakson mobil yang di sambut lambaian tangan Tata.

Seketika, Tata berbalik. Menarik napas panjang dan mulai memantapkan hatinya.

Matanya melirik ke kanan dan kiri. Menjelajah setiap ruangan yang ia lihat. Sekolah ini tentu saja sangat luas. Membuat Tata harus ekstra sabar untuk mencari ruangan kepala sekolah. Jika, kalian tahu. Itu sunggu sulit.

Setelah beberapa menit mencari. Akhirnya yang di cari Tata pun ketemu. Di sana tertulis headmaster room. Tata pun mengetuk pintu berwarna hitam itu dengan semangat.

"Masuk." Suara berat itu membuat Tata membuka pintunya.

"Permisi Pak, Saya Tata Parascaya. Murid baru." Ucap Tata dengan sopan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tata SuryaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang