BAB 4 : Bertemu.

47 8 3
                                    

Kata orang kamu itu cuek, benar?

🌼

Tata terus berlari hingga ia menemukan sebuah taman di dekat sebuah sekolah Taman Kanak-Kanak. Dia duduk di sebuah ayunan yang berada di sana.

Melamun.

Entahlah, hatinya begitu sakit. Dia ingin pulang. Ingin bertemu Papa dan Mamanya. Ingin sekali. Tapi, apa yang dia dapat? Percuma saja dia berjuang untuk hidup selama ini. Rasanya sesak. Dia menumpahkan segalanya lewat air matanya.

Tiba-tiba sapu tangan berwarna biru dongker terulur di depan wajahnya. Dia mendongak, ingin menatap wajah sang pemilik sapu tangan. Mereka bertatapan selama 10 detik. Dengan tangan bergemetar, Tata mengambil sapu tangannya dan menghapus air matanya.

Tarik nafas dalam-dalam lalu, buang.

"Thanks,"

"Hm," jawab laki-laki yang tadi mengulurkan sapu tangannya.

Laki-laki itu kemudian duduk di samping Tata. Lalu, kedua tangannya di masukkan ke kedua kantung jaket jeansnya.

"Lo, sore-sore gini ngapain nangis?" Tanya laki-laki itu spontan.

Tata hanya diam. Pandangannya lurus ke depan. Menghiraukan laki-laki yang duduk di sampingnya.

Laki-laki itu dahinya mengerut. Seakan sebal, sebab pertanyaannya tidak di jawab sama sekali.

"Woi!" Menjentikkan jarinya di depan muka Tata.

"Hah? Apa?" Jawab Tata kaget.

"Dih, nih bocah malah bengong. Gue tanya tadi, lo kenapa nangis sore-sore begini? Sendirian lagi," balas laki-laki itu.

"Oh, gak papa kok. Emang salah gue nangis?" Balik tanya Tata sambil melirik laki-laki di sebelahnya itu.

"Enggak, sih." Balas laki-laki itu sambil mengusap dagunya. "Btw, kenalin nama gue Surya Barasatya. Panggil aja Surya." Lanjutnya seraya menyodorkan tangannya.

Tata membalas. " Tata Parascaya, panggil gue Tata aja."

Lalu, mereka terdiam. Tak lama setelah itu bel Taman Kanak-Kanak yang berada tidak jauh dari mereka berbunyi. Surya seketika langsung berdiri.

"Eh, lo mau kemana?" Tanya Tata bingung.

"Gue mau jemput adik gue dulu, lo tunggu sini aja, entar gue balik lagi." Jawab Surya seraya berjalan menuju Taman Kanak-Kanak.

Tata hanya mengangguk. Lalu, melamun lagi. Gue harus pulang kemana? Ke rumah? Gak mungkin dan juga gue gak mau ke rumah juga. Huft, ujarnya dalam hati.

Lalu, tak lama setelah itu. Surya datang dengan seorang anak kecil perempuan yang bergandengan dengannya. Tata yang melihat Surya kembali pun langsung berdiri.

"Celia, kenalin ini temen kakak namanya kak Tata." Surya berucap seraya berjongkok untuk mensejajarkan tubuhnya dengan adiknya. Begitu pun dengan Tata. Tata dengan riang pun menyapa Celia.

"Halo Celia!" Sapa Tata dengan senyum yang mereka.

Tata suka anak kecil.

Dengan malu-malu Celia menjawab. "Halo kakak,"

"Mau ikut kakak main itu?" Tanya Tata seraya menunjuk permainan anak-anak di taman.

"Mau! Mau! Kak!" Celia dengan antusias menarik-narik tangan Tata.

Tas yang berada di gendongannya pun sudah tergelat tak berdaya di tanah. Tata yang di tarik pun langsung mengajak Celia menuju ke permainan.

Surya tersenyum. Setidaknya dia tidak melihat Tata mengeluarkan air mata lagi. Namun, ada yang membuat di hatinya bertanya-tanya.

Kenapa Tata terasa familiar?

🌼

Geez..

Gue update lagi! Semoga suka! Ihiy.


Makasih!

Minggu, 05 November 2017.
Sabtu, 14 Desember 2019.
Drylayker.

Tata SuryaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang