BAB 7 : Asing.

25 6 0
                                    

So tired.

🌼

Mobil yang di tumpangi Tata dan Angkasa pun akhirnya memasuki pekarangan rumah mewah bergaya klasik modern.

Tata pun turun setelah mobil terparkir di garasi di ikuti Angkasa. Rasanya seperti baru kemarin Tata merasakan kehangkatan di dalam rumah itu. Lalu, sekarang rumah itu terasa sepi dan . . . Asing? Entah.

Angkasa yang melihat Tata melamun di depan garasi pun langsung menggandeng tangan Tata lembut. Matanya menatap Tata yang juga menatap Angkasa berusaha menyakinkan Tata untuk masuk ke dalam rumah.

Pintu rumah pun di buka oleh Angkasa. Mereka masuk secara bersamaan. Tata mengerjap seketika. Melihat di depannya, tepatnya di sofa terdapat Papa dan Mamanya yang sedang duduk berlawanan arah.

"Pa, Ma." Angkasa menarik Tata yang seakan enggan mendekat ke arah mereka yang masih tetap sibuk dengan urusannya sendiri.

Tata hanya menipiskan bibirnya. Berusaha setenang mungkin.

Mereka pun duduk di sofa panjang yang menghadap orang tua mereka.

"Papa! Mama!" Suara tegas Angkasa membuat kedua orang tuanya menoleh begitu pun dengan Tata yang terkejut mendengar suara tegas Angkasa.

"Kenapa kalian enggak menyambut kedatangan Tata? Tata ini baru pulang dari rumah sakit Pa, Ma." Angkasa bertanya dengan nada lirih.

Sedangkan,Tata hanya diam sambil mengeratkan genggaman tangan mereka.

Bagas, Papanya. Melipat koran yang sedari tadi dia pegang. Lalu, berdiri. Seakan tidak perduli dengan ucapan Angkasa sekalipun dan pergi meninggalkan ruangan. Begitu pun dengan Ola, Mamanya. Ola langsung mengangkat telepon dan beranjak dari tempat duduknya lalu, pergi entah kemana.

Mata Tata memanas. Melihat respon dari kedua orang tuanya.

Ia merasa asing. Kehangatan yang dulu pernah ia rasakan. Sekarang, hangus tak berbekas.

Setetes air mata jatuh. Bahunya bergetar.

Angkasa yang melihat langsung merengkuh tubuh adik kecilnya itu. Rahangnya menegas. Menahan emosi yang sudah meradang di dadanya.

Tangisan pilu terdengar.

Tapi, di balik itu semua.

Ola melihatnya.

Ola menahan tangis di belakang pilar rumah yang berdiri tegak. Memandang ke arah kedua anaknya. Hatinya tak tega. Tapi, inilah kenyataannya.

Maafkan, Mama.

🌼

YASH akhirnya ye heehhe.


Minggu, 03 Desember 2017.
Senin, 16 Maret 2020.
Dryalyker.

Tata SuryaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang