BAB 1 : Bangun dari koma.

94 14 3
                                    

Di saat semua orang nyatanya pergi meninggalkanmu. Apakah kamu harus bertahan? Atau masih berharap bahwa salah satunya akan kembali?

🌼

 Tata masih terbaring lemah di bangkar rumah sakit dengan mata yang mengerjap beberapa kali. Tubuhnya sulit di gerakan setelah selama berbulan-bulan koma.

Dia sendirian. Matanya melirik ke sana kemari. Ruangannya gelap gulita hanya ada sorot cahaya dari lorong rumah sakit yang mengenai jendelanya. Dalam hatinya dia bertanya-tanya.

Kemana semua orang? Mamanya? Papanya? Kakaknya? Keluarganya? Selama itu kah dia koma hingga tak ada satu pun yang menemaninya?

Tata yang memang lelah dan mengantuk akhirnya memejamkan kembali matanya dan dia mulai memasuki alam bawah sadarnya.

🌼

Seorang cowok berperawakan tinggi memasuki kamar nomor 213 tempat di mana Tata di rawat. Cowok itu menaruh bunga tulip di atas vas bunga yang berada di nakas.

Dia duduk di samping bangkar lalu mengenggam tangan Tata. Masih belum menyadari bahwa Tata sudah bangun dari komanya hanya saja dia sekarang masih berada di alam mimpinya.

"Ta..." suara berat dan keputusasaan terdengar jelas dari bibir cowok itu. Kepalanya menunduk dan ia tumpukan di atas tangannya.

"Ta...kapan bangun? Abang kangen Tata. Tata emang gak kangen abang? Abang kangen cerewetnya Tata. Ini udah ke 6 bulannya Tata koma sejak hari itu. Tolong bangun Ta... Mama sama Papa sekarang tambah sibuk dan...maaf untuk kesalahan abang, Ta."

Suara itu...suara itu.. Tata kenal. Itu Abang itu abang Tata.

Tata membuka kedua bola matanya. Mata cokelat terang menghiasi retinanya. Dia memiringkan sedikit kepalanya dan melihat abangnya sedang sesegukkan sambil menunduk dan mengenggam tangannya.

"Aa...bang." suaranya terdengar terpatah-patah. Tata menggerakkan jarinya supaya abangnya tahu dia sudah sadar.

Abangnya mendongak dengan mata melebar. Terkejut.

"Tata?! Kamu udah bangun sayang?" Abangnya tersenyum senang seraya mengusap air matanya.

"Aa..bang." Tata tersenyum.

Abangnya membuka oksigen yang di pakai Tata selama koma dan memencet tombol untuk memanggil dokter. Lalu, abangnya mencium keningnya dengan perasaan terharu.

Lalu, tak lama kemudian seorang dokter dan para perawat datang tergesa-gesa. Dokter itu tersenyum senang. Sebab, pasien yang di tunggunya akhirnya sadar.

Dokter itu langsung memeriksa keadaan Tata dan para perawat melepaskan alat-alat yang selama ini menempel di tubuh Tata.

"Pasien sekarang sudah membaik. Nanti kita akan check up untuk melihat keadaan pasien." Dokter itu berucap seraya melepaskan alat-alat di bantu para perawat.

Angkasa, abangnya Tata mengucapkan banyak terima kasih kepada dokter dan para perawat karena sudah membantunya.

Angkasa tersenyum senang dan menghampiri Tata yang masih berada di bangkar. Dia mengelus rambut Tata dengan lembut.

"Abang sayang banget sama Tata. Jangan sampai kejadian ini terulang lagi. Abang gak mau." Angkasa mengakhirinya dengan kecupan singkat di kening Tata.

"Ini mungkin akan terjadi lagi bang. Tapi, entah kapan. Karena takdir bukan kita yang menentukan." Balas Tata sambil tersenyum hingga matanya menyipit.

🌼

Sorry to unpublish this story. And, welcome back! I wanna publish this story again ^^ untuk bayar hutang ceritaku semua. Hehe.

Tunggu aku terus ya! Beberapa part masih sama. Mungkin, ada perubahan sedikit. Masih mungkin.. so, stay tune ya!

Love y'all!

Makasih 🎇

Minggu, 1 Oktober 2017.
Sabtu, 14 Desember 2019.
Drylayker.

Tata SuryaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang