Cahaya Pertama Kehidupan

12.7K 269 11
                                    


Suatu hari di surga, ada seorang bayi yang siap dilahirkan ke dunia. Namun, dia merasa amat bimbang dan memulai bertanya kepada Tuhan.

"Tuhan, para malaikat di sini mengatakan bahwa besok aku akan dilahirkan ke dunia. Tetapi, bagaimana caranya aku hidup di sana? Aku begitu kecil dan lemah." Tanya si bayi

Tuhan pun menjawab, "Dari sekian banyak malaikat-Ku, telah Kupilihkan satu untukmu. Dia akan merawat dan menjagamu.''

Si bayi berkata lagi, "Tapi di surga ini, aku bisa bebas bernyanyi dan tersenyum sepanjang hari dan aku sangat bahagia jika boleh berada di sini selamanya."

Tuhan kembali berkata, "Dia akan menyanyikan lagu untukmu setiap saat dan dia akan membuatmu selalu tersenyum. Kau akan merasakan cinta dan kasih sayang sepanjang hari dan itu pasti membuatmu bahagia."

Namun, si bayi bertanya lagi, "Bagaimana aku mengerti bahasa mereka, sedangkan aku tidak pernah tahu bahasa apa yang mereka pakai?"

Tuhan pun menjawab, "Malaikatmu itu akan membisikkan kata-kata paling indah di telingamu dan akan mendampingimu sepanjang hari. Dengan kasihnya, dia akan mengajarimu berbicara dalam bahasa manusia."

Si bayi lagi-lagi bertanya, "Bagaimana kalau aku ingin berbicara dengan-Mu?"

Tuhan menjawab, "Malaikatmu akan membimbingmu. Dia akan menengadahkan tangannya bersamamu dan dia akan mengajarimu cara berbicara kepada-Ku, yaitu berdoa.''

Si bayi kembali menyidik, "Tapi, kudengar di bumi banyak orang jahat. Siapa yang akan melindungiku?"

Tuhan pun menjawab, "Tenang, malaikatku akan terus melindungimu meski harus mempertaruhkan nyawanya. Bahkan, dia akan melupakan kepentingan pribadinya demi menyelamatkanmu.''

Entah mengapa, si bayi menjadi sedih, "Tuhan, aku sedih jika tidak bisa melihat-Mu lagi."

Tuhan menjawab, "Malaikatmu akan mengajarimu tentang keagungan-Ku dan dia akan mendidikmu agar selalu patuh dan taat kepada-Ku. Dia akan selalu membimbingmu untuk selalu mengingat-Ku. Walau begitu, Aku akan selalu di dekatmu.''

Sesaat, keheningan surga menerpa, tetapi suara-suara panggilan dari bumi terdengar sayup-sayup. "Tuhan, aku akan pergi sekarang, tolong sebutkan siapa nama malaikatku itu."

Tuhan pun menjawab, "Namanya tidak begitu penting. Kamu akan memanggilnya dengan sebutan Ibu."

Rasanya saya merasa perlu untuk memasukan cerita yang sangat popular tersebut dalam tulisan pertama ini. Sebuah ilustrasi sederhana yang ditulis oleh Anthony Mohammed Robbins dalam buku Soulburger: The Taste of Pure Inspirationnya.

Dalam cerita tersebut sudah sangat cukup untuk menjelaskan siapa ibu kita dan hubungannya dengan Tuhan. Bahwa tidak ada yang salah dalam penciptaan seorang anak manusia. Kita tidak bisa memilih dari ibu mana kita akan dilahirkan namun kita masih bisa membuat pilihan bagaimana kita akan memperlakukan ibu kita.

Sebelum melangkah lebih jauh, akan lebih baik jika kita memutar kembali memori masa-masa silam kita. Masa saat kita masih menjadi bayi mungil. Bayi yang menjadi kebanggaan orang tua kita. Terutama ibu.

Adakah yang masih tersisa dari memori kita tentang masa kecil kita?

Adakah yang masih tersisisa dari ingatan kita tentang masa kita menjadi bayi?

Adakah kita masih ingat seperti apa kenakalan kita saat masih menjadi anak kecil yang polos?

Atau adakah kita ingat seperti apa tangisan pertama kita?

Serta yang paling penting adakah yang masih ingat bagaimana ekspresi ibu saat mendengar tangisan kita untuk pertama kalinya saat kita terlahir kedua ini?

Surat Cinta Untuk IbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang