Chapter 21

3.1K 214 9
                                    

Apakah sebuah kesalahan tidak bisa dimaafkan? jika bisa mengapa sesulit itu untuk memberikan kata memaafkan. Jika tidak bisa, mengapa kesalahan itu diciptakan. 


Pertanyaan demi pertanyaan menghantui kehidupan Ali kini. Ia sangat takut jika ia harus kembali berpisah dengan Prilly. Cukup baginya 10 tahun dipisahkan darinya, ia tak ingin lagi menjalani hari-hari tanpanya. Mungkin baginya Prilly adalah tulang rusuknya yang selama ini ia cari. Baginya Prilly lah satu-satunya manusia yang bisa membuatnya mencintai sehebat ini.


Apa kau pikir aku akan memaafkanmu?


Satu kalimat dari Prilly mampu membuatnya tak bisa tidur sepanjang malam. Bagaikan sebuah kaset yang terus berputar terulang berkali-kali dalam otaknya. Ia tidak bisa tepisah lagi dengan Prilly. sudah cukup. Ia tak ingin lagi merasakan perih. Biarkan jarak dan waktu yang memisahkannya, janganlah raga mereka jauh begitu pula dengan hatinya.

Ali menghembuskan kasar nafasnya, berjalan berbalik meninggalkan balkon menuju kamarnya. Selain memikirkan asmaranya ia juga harus memikirkan bagaimana rumah sakit yang harus ia tangani esok hari.

***

Seperti pagi hari biasanya, kata-kata pujian untuknya selalu tertuju. Siapa juga yang akan meragukan ketampanan Dokter Aliand sang pemilik rumah sakit ini. Namun, juga seperti pagi hari biasanya pula Ali tak bersikap ramah seperti dokter-dokter lainnya. Selalu tatapan tajamnya yang ia berikan, serta wajah bak Dewa yang terlihat teramat dingin.

"Pagi Dokter Liand. Akan ada operasi siang nanti, pagi hari ini anda hanya perlu bersantai." Ucap Freya saat Ali memasuki ruangannya.

Ali memutar matanya jengah. Seharusnya ia tak perlu mengerjakan apapun hari ini. Jika ditanya mengapa, jawabannya adalah karena Ali kehilangan mood-nya saat ini.

"Apa kau tidak lelah dengan pekerjaanmu setiap hari?" tanya Ali menuju pada kursi kebesarannya.

Freya mengerutkan dahinya bingung, kemudian berjalan mengikuti Ali. "Ini adalah tugas saya,Dok. lelah pun sudah pasti namun saya harus tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan saya."


Ali menganggukkan kepalanya setuju dengan perkataan Freya. Ia merebahkan tubuhnya pada sandaran kursi untuk mengusir rasa pegalnya. "Sebenarnya Aku tak ingin bekerja hari ini."

Freya kembali mengerutkan dahinya. "Kenapa bisa begitu? "


Ali menghembuskan nafasnya kasar. "Prilly tidak mau memaafkanku. Dan tentunya dia membuat fikiranku kacau hari ini. "


Freya menganggukkan kepalanya mengerti. Sepintas ide muncul di kepalanya. Ia memutuskan untuk menghampiri Ali dan duduk tepat di kursi depan Ali.

Ali melebarkan matanya.

"Hei! Siapa yang mengizinkanmu duduk disitu?" tanya Ali dengan suara dingin.


Freya mengerucutkan bibirnya. Padahal ia ingin mengatakan suatu hal kepada atasannya itu.

Ali tersenyum tipis melihat ekspresi Freya.


"Padahal aku ingin mengatakan hal luar biasa padamu." Jawab Freya sembari melipat tangannya di depan dada.

"Apa? "

Freya memberikan sebuah kartu nama kepada Ali dengan semangat. "Datanglah kesini Bos. Dan saya pastikan anda akan terkejut."

Ali mengerutkan dahinya. "BR company."

***

Prilly memutuskan untuk sedikit mengemasi barang-barangnya. Besok ia akan kembali ke negara tercintanya dan meninggalkan negara yang mempertemukan dia dengam masalalunya.

Langit Bumiku [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang