Chapter 10

4K 269 0
                                    

"Apa yang harus gue lakukan biar lo puas dan gak ganggu kehidupan keluarga gue?" Tanya Ali pasrah.

"Yang saya mau? Euum..?" Ucap lelaki di hadapan Ali sambil mengetukkan jari telunjuknya di dahi, berfikir.

Ia mengitari kebelakang motor Ali lalu berhenti di sisi kiri Ali.

Ia mendekatkan bibirnya ke telinga Ali dan berbisik.

"Jauhi Prilly." Bisiknya tepat ditelinga Ali.

Seketika tubuh Ali menengang, matanya memanas dipenuhu emosi, dan hatinya terasa remuk dan hancur seketika.

Bagaimana bisa Ali menjauhi Prilly? Ali begitu sangat menyayanginya. Namun bagaimana nasib keluarganya jika Ali memilih keegoisan hati untuk memiliki Prilly.

"Bagaimana Aliand? Kau masih mau memilih antara Prilly atau..... " Lelaki itu menggantungkan kalimatnya sedangkan Ali menatapnya tajam.

"Menyelamatkan keluargamu." Lanjutnya mnyeringai.

Ali masih mematung, hatinya sangat bimbang. Rasanya Ia tak bisa memilih salah satu dan mengorbankannya.

"Sepertinya kau kebingungan, Ali. Saya akan memberikan waktu satu minggu, jauhi Prilly lalu keluargamu akan aman." Ucapnya dan melenggang pergi menuju mobilnya diikuti oleh kedua bodyguard yang sedari tadi menunggu mereka.

Setelah mobil mewah lelaki itu berlalu, Ali melanjutkan perjalanannya. Bukan, bukan ke rumah Prilly. Kali ini Ia menuju kantor Ayahnya.

***

Ali berjalan menuju meja resepsionis dikantor Ayahnya. Ia berniat menemui seseorang untuk membicarakan hal yang menurutnya sangat penting.

"Permisi, Mbak. Pak Kevin nya ada?" Ucap Ali di bagian resepsionis itu.

"Oh, Tuan muda. Pak Kevin ada di ruangannya. Mari saya antarkan." Balas Resepsionis itu ramah.

"Nggak usah mbak. Biar saya saja kesana sendiri." Tolak Ali. Resepsionis itu pun mengangguk hormat dan menyilahkan Ali menuju ruang kerja orang yang bernama Kevin itu.

'Tok... Tok.. Tok..."

Ali mengetuk pintu ruangan didepannya, setelah mendapatkan izin dari dalam Ali pun membuka pintunya.

"Aliand? Bagaimana kabarmu? Lama tak berjumpa denganmu." ucap lelaku bernama Kevin itu.

"Aiih.. Apaan sih lo kak. Kan gue udah bilang, jangan pakek bahasa formal kayak gitu. Geli gue dengernya." Ucap Ali tak terima. Kevin pun terkekeh mendengarnya.

Kevin adalah salah satu sepupu Ali. Dan dia menjadi orang kepercayaan Ayahnya dikantor ini. Kevin sangat baik. Dia selalu membantu Ali apapun masalahnya. Dia menganggap Ali seperti adiknya sendiri.

"Ya gimana lagi Li.. Gue cuma mau bersikap profesional aja di lingkungan kantor Bokap lo." Ujarnya sambil melangkah menuju Ali yang masih berdiri di dekat pintu.

Ali ikut terkekeh mendengarnya. Seketika Ia mengingat alasan yang membuatnya datang ke tempat ini.

"Kak, ada masalah penting yang harus gue omongin. Ini terkait keluarga gue, Prilly, Andra, dan Jordan." Ucap Ali to the point.

"Sepertinya dengan membunuh Andra, Jordan masih belum terima. Dia mengancam akan menghancurkan keluarga gue kalo gue gak jauhin Prilly." Tambahnya lagi.

Kevin mulai berfikir lalu menjatuhkan dirinya pada sofa di dekatnya, diikuti oleh Ali duduk disampingnya.

"Tapi, gue rasa bukan itu alasannya. Lo ingat gak Li? Waktu itu juga lo disuruh misahin diri dari Andra agar keluarga lo dan Andra tetep selamat. Namun nyatanya? Dia tetep nyulik Andra dan akhirnya Andra tertembak karena nolongin Bokap lo." Jelas Kevin mengingatkan Ali.

Langit Bumiku [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang