Chapter 19

3.8K 301 4
                                    

"Kamu Ali kan?" tanya wanita itu memastikan.

Ali seakan membeku. Pandangannya terpaku. Bahkan untuk menjawab pertanyaannya saja tidak bisa. Ia hanya bisa menggerakkan kepalanya pelan, mengangguk sebagai sebuah jawaban.

"Mom? Uncle ini siapa?" anak kecil yang berada di gendongannya bertanya.

Anak siapa ini? Mungkinkah anaknya? Pikiran Ali terus saja menebak yang terjadi.

"Ini uncle Ali, sayang." ucap wanita itu menjelaskan.

Gadis kecil itu melambaikan tangannya ke arah Ali. "Hai uncle Ali."

Ali ikut tersenyum memperhatikan kelucuan gadis kecil itu. "Hai, cantik. Siapa namamu?"

"Aku Tasya fahrezi. Uncle udah lama ya kenal sama Mom Illy?" ucap gadis itu dengan sangat lucunya.

Hati Ali sedikit sakit mendengar nama Fahrezi di nama belakangnya. Apakah itu sebuah nama marga?

"Iya. Uncle sudah lama kenal dengan Momy mu ini." jawab Ali sembari mengelus puncak kepala gadis bernama Tasya itu.

"Mom, aku ikut Daddy lagi ya. Mom gak boleh jatuh lagi. Nanti Mom cakit." Ucap Tasya menunjuk ke arah belakang Ali.

Ali ingin tahu siapa seseorang yang telah di panggilnya dengan sebutan 'Daddy' itu. Ia mengikuti pandangan Tasya dan menemukan seorang pria mengenakan setelan jas kantor serta kacamata hitam yang bertengger di hidungnya.

"Hati-hati, sayang. Sampai berjumpa lagi. Daaaa... " Ali memberikan salam perpisahannya untuk gadis kecil itu yang dibalas senyum lucunya. Gadis kecil itu berlalu ke lelaki tadi kemudian masuk ke dalam mobilnya.

Rasanya sangat kaku sekarang. Berada di depan orang yang selama ini dirindukannya. Namun ia tak bisa mengungkapkan saat itu juga.

"Prill"

"Al"

Degh-

Lagi. Jantung Ali berdetak tak normal saat mereka tak sengaja bersamaan memanggil. Apakah Ali harus kembali ke rumah sakit untuk mengecek kesehatannya?

"Kamu duluan."

"Loh, kok aku? Kamu saja Ali."

"Kamu."

"Kamu."

"Kamu."

"Iih, Kamu dulu." kali ini dia mengatakan  dengan nada kesalnya membuat Ali meringis.

"Oke, aku duluan." ucap Ali yang kemudian di jawab anggukan mantap oleh Prilly.

"Apa kabar?" hanya kata itu yang terlontar dari mulut Ali.

"Baik-baik saja. Kamu sendiri apa kabar?" balas Prilly.

"seperti yang kamu lihat saat ini." jawab Ali.

"Gantian aku ya?" ucap Prilly diiringi senyum khasnya yang dijawab anggukan oleh Ali.

"Lama ya tidak bertemu?" kini nada suara Prilly terdengar lebih lembut dari ucapan sebelumnya. Membuat Ali semakin tidak tega melihatnya. Sekaligus Ali harus menahan diri untuk tidak memeluknya.

"Ya."

"Hanya itu?" tanya Prilly tidak terima.

"Apa kamu tidak dicari suamimu? Apa dia tidak curiga jika istrinya berbicara dengan lelaki lain?" tanya Ali was-was.

Diluar dugaan, Prilly malah tertawa dengan pertanyaan yang Ali tujukan.

"Kenapa tertawa?" tanya Ali kebingungan.

Langit Bumiku [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang