FIGHT ON KILA VILLAGE

9 5 0
                                    

Permukaan tanah yang mulai bergetar semakin keras, aroma dari bau kematian yang semakin mendekat bersamaan dengan hawa dingin dari keinginan untuk membunuh yang sangat besar sehingga dapat membuat seluruh badan seakan menjadi tidak mau mendengarkan apa kata pikiran. Semua itu menandakan bahwa para monster sudah berada dekat dengan Ryou dan yang lainnya.

Mereka terus melihat kedepan menunggu kehadiran monster-monster itu.

Hawa yang sangat tidak enak itu semakin mendekat dan terus mendekat, hingga akhirnya... HAWA ITU MENGHILANG BEGITU SAJA LAYAKNYA DITIUP ANGIN.

Ryuou dan yang lainnya kebingungan karenanya...

Pada saat mereka terkejut dan merasa sangat kebingungan.. salah satu monster berbentuk anjing yang sangat besar sudah ada di atas Lia. Monster itu sudah sangat siap untuk menerkam Lia yang berada tepat dibawahnya saat itu.

Dengan mulut yang menganga menunjukkan gigi-gigi taring yang sangat tajam, monster itu sudah siap menerkam Lia. Mereka semua terkejut, tapi... itu semua sudah terlambat. Monster itu sudah berada sangat dekat dengan Lia.

Keadaan itu sudah sangat mendesak, sangat-sangat mendesak. Dalam keadaan itu semua orang mulai berpikir...

"Tidak akan sempat..."

"Lia akan mati..."

"Apa tidak ada yang bisa dilakukan?"

"Sial, jika saja aku lebih kuat..."

"TIDAK ADA HARAPAN LAGI..."

Saat itulah keputusasaan datang menyelimuti hati...

Tapi... dalam keadaan tersebut, ada satu orang yang tidak terpengaruh oleh keputusasaan itu... orang itu adalah... Caine.

Caine langsung melempar tombaknya kearah kepala monster itu dengan sangat cepat sehingga monster itupun tak bisa menghindar.

Tombak itu melewati kepala si monster dengan cepat seperti melewati udara. Monster itu mati dengan cepat dan Lia berhasil diselamatkan... Tombak yang tadi dilempar tertancap di tanah yang cukup jauh dari Caine.

Pada saat itu, satu persatu monster mulai muncul dari persembunyian mereka bersamaan dengan kembali munculnya hawa yang sangat tidak enak itu.

Sekali lagi Ryou dan yang lainnya dibuat terkejut oleh kejadian itu... Tapi, Caine yang tidak memegang satupun senjata langsung berlari ke arah para monster didepannya untuk mengambil tombak miliknya.

Satu persatu monster berhasil ia lewati... hingga akhirnya ia sampai di tempat tombaknya tertancap.

Memang ia berhasil sampai di tempat tombaknya tertancap, tetapi karena itu Caine menjadi terkepung oleh para monster.

Tapi dengan mata yang tajam ia melihat para monster dan langsung menarik tombaknya lalu menusukkannya ke kepala para monster. Gerakannya sangat cepat tanpa ada sedikitpun keraguan.

Ryou dan yang lainnya tertegun melihat Caine bertarung...

Klara yang juga melihat Caine bertarung lalu tertawa kecil dan membuat seluruh anggota silver fang kebingungan.

"Klara, kau kenapa?" tanya Krusch.

" 'Kenapa?', 'kenapa?' katamu? menyedihkan sekali... kita ini benar-benar menyedihkan." jawab Klara.

Lalu Klara mengambil ancang-ancang untuk berlari sembari memegang pedangnya dengan sangat erat dan melanjutkan perkataannya "...Orang yang harusnya kita lindungi dan selamatkan, malah menyelamatkan kita dan terjun ke medan pertempuran dengan gagah berani tanpa ada sedikitpun keraguan sementara kita hanya terdiam... apakah kita pantas menyebut diri kita boukensha yang seharusnya melindungi dan paling pertama terjun ke medan pertempuran?". Setelah melanjutkan perkataannya, Klara langsung berlari kearah para monster yang mengepung Caine dan bertarung bersama Caine melawan para monster.

"...Russel..." ucap Krusch sembari menundukkan kepalanya.

"Iya, tuan Krusch..." jawab Russel.

"Siapkan pedangmu! Kau dan aku akan bertarung!"

"...Ba-BAIKLAH!"

"Lia, kau diam disini dan bersiaplah melakukan penyembuhan..."

"...Un, baiklah." jawab Lia.

"Ryou, kau lindungi Lia!"

"Dimengerti." jawab Ryou.

"Mulai serangan!"

Krusch dan Russel pun memulai serangannya sementara Ryou melindungi Lia yang bersiap melakukan penyembuhan jika nanti ada yang terluka.

Krusch dan Russel menyerang monster-monster yang berada di kiri, kanan dan belakang tempat awal mereka lalu mulai membantu Klara dan Caine yang berada di depan.

Walau begitu, sisa-sisa monster yang berada di belakang juga kiri dan kanan Ryou dan lia tidaklah sedikit... disinilah tugas Ryou untuk melindungi Lia dari para monster yang tersisa.

Keadaan menjadi terkendali sesaat... ya, sesaat... karena yang terjadi selanjutnya adalah kekacauan yang semakin menjadi-jadi.

Jumlah monster yang berdatangan semakin bertambah banyak, mayat para monster sudah membukit, tenaga sudah banyak terkuras, berkali-kali Lia harus melakukan penyembuhan, mana yang dia miliki tidaklah banyak, ia sudah tidak bisa memulihkan tenaga dan luka mereka yang bertarung.

Pada saat itu, Ryou lalu mengambil pedang yang dia gantungkan dibelakang pinggangnya lalu berteriak "LIA! AMBIL PEDANG INI!" sembari menyodorkan pedangnya pada Lia.

"Heh?! aku tidak bisa menggunakan pedang, lagipula aku tidak boleh menggunakan benda tajam untuk bertarung." ucap Lia.

"Kamu nggak usah pake untuk bertarung... cukup tempelkan pada bagian tubuhmu saja. Gantungkan di pinggangmu atau kau pegang!"

"Heh?!"

"Sudah, lakukan saja apa kataku!"

Lia pun mengambil pedang itu dengan memegang sarungnya. Pada saat itu, energi yang entah dari mana asalnya mulai masuk ke dalam tubuh Lia dan membuat mana yang dimiliki Lia yang sudah hampir habis itu terisi kembali hingga penuh.

Itu tentu saja membuat Lia terkejut... mana yang seharusnya sudah hampir habis bisa langsung terisi penuh. Lia lalu mencoba bertanya kepada Ryou, tetapi Ryou lalu mengatakan...

"Penjelasannya nanti. Saat ini kita harus bertarung. Fokuslah pada pertarungan, Lia!"

Lia pun langsung terdiam sesaat dan kemudian melakukan penyembuhan luka dan pemulihan energi kepada semuanya secara terus menerus. Walau begitu, mana yang dimiliki Lia tidaklah berkurang sedikitpun.

"Apa sebenaranya ini? manaku tidak berkurang sedikitpun padahal sudah berkali-kali kugunakan sihir pemulihan dan penyembuhan." pikir Lia.

Sembari terus memikirkan hal itu, Lia terus melanjutkan penyembuhan dan pemulihan. Semuanya merasa sangat terbantu, pertempuran pun berlangsung dengan sangat lancar... hingga pada akhirnya satu monster terakhir mati dengan kepala tertusuk oleh tombak milik Caine.

ANOTHER ANDVENTURER'S STORYWhere stories live. Discover now