Bab 16 (kamu dan aku)

397 24 50
                                    

Gavin berjalan di lorong menuju kelas Syafa dengan langkah lebar-lebar. Baru beberapa detik yang lalu bell tanda pulang berbunyi, namun Gavin langsung menerobos keluar kelas.

Gavin tidak mau kecolongan lagi, dirinya harus menemui Syafa. Bagaimana caranyapun dirinya harus pulang bersama Syafa, demi kemajuan hubungan ini.

Gavin berdiri di depan kelas Syafa dengan sabar, kelas Syafa sedang berdoa dan memberi salam kepada guru yang ada di kelas.

Murid pun berhaburan keluar saat guru sudah pergi meninggalkan kelas. Mata Gavin dengan tajam mencari keberadaan Syafa, dan akhirnya Syafa pun terlihat oleh iris mata gelapnya.

"Syafa," panggil Gavin sembari menggandeng Syafa keluar dari lalu-lalang siswa yang keluar dari kelas.

"Gavin? Kenapa lagi sih? Tadi kan aku bi--"

"Stop, Sya." Potong Gavin.

"Mendingan kita ke parkiran dulu abis itu kita ke suatu tempat untuk bicara," ucap Gavin pada Syafa.

Syafa tidak fokus mendengar perkataan Gavin, dirinya melihat ke arah dalam kelas, takut jika Kesya melihat dan salah paham.

"Syafa? Lo denger gue gak sih? Gue da--"

"Gavin?"

Gavin menutup matanya kesal, kesabarannya sudah di ujung tanduk. Dirinya kesal saat ada yang memotong pembicaraannya lagi kali ini. Apa lagi menurutnya ini penting.

Gavin menatap Kesya dengan pandangan tidak suka, "apa lagi sih, Kes? Lo gak bisa ya gak ganggu gue? Gue udah sabar banget ya sama lo!" ucap Gavin kesal.

Kesya mengerutkan dahinya, "Vin, kok lo ngom--"

"Cukup! Gue gak mau denger. Gue gak ada urusan sama lo!" Bentak Gavin, dirinya kesal bukan main pada Kesya.

Syafa pun terkejut, dirinya tidak menyangka Gavin bisa semenakutkan ini. Syafa menoleh ke arah Kesya yang sedang menatap Gavin dengan wajah yang sendu.

"Sya, aku gak maksud."

Kesya tidak memperdulikan perkataan Syafa dan memilih pergi.

Syafa pun menatap Kesya dengan pandangan merasa bersalah, dirinya tidak tega, pasti Kesya sangat sedih.

"Ayo, Sya." Gavin menarik tangan Syafa.

"Vin, tapi,"

"Udah ya, Sya. Gue lagi emosi. Lo tinggal ngikut doang gak bakal kenapa-kenapa, lo tenang aja," ucap Gavin menatap Syafa.

Syafa hanya bisa menghembuskan napas dan mengangguk mengikuti langkah Gavin.

🍃🍃🍃🍃


Di sepanjang jalan, Gavin melajukan motornya dengan kecepatan sedang, angin berhembus dengan kencang membuat rambut panjang Syafa yang terurai dan tidak memakai helm jadi berantakan tertiup angin.

Setelah hampir lima belas menit di perjalanan, akhirnya Gavin memberhentikan motornya di taman lingkungan hijau di sekitar perumahan.

Gavin dan Syafa turun dari motor tanpa mengucapkan sepatah kata apapun, Gavin berjalan mendahului Syafa yang mengikuti Gavin dari belakang dengan diam.

Setelah hampir mengelilingi taman, akhirnya Gavin berhenti dan duduk di rumput yang terlihat terawat dan bersih, di atasnya pun terdapat dedaunan rindang yang menghalau teriknya matahari sore.

Gavin menoleh ke arah Syafa yang hanya diam dan menunduk, "sini, Sya. Kita ngombrol di sini biar relax." Gavin manarik pergelangan tangan Syafa untuk duduk di sisi kanannya.

Expired LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang